Yoooo Gaesss !!! NLS kambekk dgn alur cerita yg masih sama a.k.a flat/datar/tak berkesan. So, jangan bosan membaca ya.
Kalo belum merasakan kejadiannya maka cukup membaca saja, karena membaca merupakan metode pembelajaran untuk menyukseskan tindakkan yg akan dilakukan.
----------------------------------
Sang surya masih malu-malu menampakkan wujudnya di ujung pandangan. Hawa dingin yang belum tercampur panasnya matahari membuat siapa saja enggan beranjak dari benda empuk penghilang lelah.
Dinda menggeliat pelan merasakan beban yang menimpa perutnya. Membuka mata perlahan dan yang ia liat pertama adalah wajah damai Noval yang masih terlelap. Pahatan pada wajah yang begitu kontras satu sama lain membuat Dinda tidak rela jika harus berpaling barang satu detik saja.
*untung ngeliatin suami gak dosa Din*
Dinda menunduk melihat tangan kekar Noval yang memeluknya posesif. Membayangkan semalaman ia berada di posisi sedekat ini membuat rona merah dipipi Dinda semakin jelas terlihat.
"Ini gak baik buat kerja jantungku." Dinda memegang dadanya merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat. Ia harus segera menjauh kalau tidak ingin jantungnya berhenti karena kelelahan bekerja.
Dinda mengangkat perlahan tangan kanan Noval yang menindihnya hingga membuat Noval terlentang sekarang. Dinda melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi.
"Bang, bangun. Shubuh dulu ayoo." Dinda menusuk-nusuk pipi Noval dengan telunjuknya.
"Ayo bangun bang." nihil, Noval tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Dinda menghela nafas panjang lalu
Cupph
' Eughhhh '
Satu ciuman dipipi berhasil membuat Noval membuka mata dan merenggangkan tubuhnya.
"Huuu dasar pangeran tidur." cibir Dinda kesal. Untung ia ingat cara Daon yang membangunkan Noval di sofa kantor tempo hari.
"Pagi wifey." sapa Noval dengan suara serak khas bangun tidurnya. Mendaratkan satu ciuman cepat kepipi bulat Dinda.
"Pagi juga Bang, bangun bersih-bersih trus solat berjamaah bang." balas Dinda lalu beranjak dari kasurnya dan melengang pergi ke kamar mandi. Sedangkan Noval masih setia melihat Dinda dari belakang.
Pandangannya mengarah ke pangkal leher Dinda dan di sana tercetak jelas karya yang ia buat semalam. Noval terkekeh pelan membayangkan reaksi Dinda saat melihatnya. Menghindari amukkan Dinda, Noval bergegas keluar kamar menuju kamar Daon.
"Jagoan Appa ayo bangun." teriak Noval di depan pintu kamar Daon.
Ceklekk
"Aon thudah angun Appa." pintu terbuka menampakkan Daon yang sudah berganti dengan pakaian santai mainnya serta rambut yang masih basah.
"Wahh anak Appa udah mandi hm ?" Noval berjongkok menyamakan tingginya dengan Daon. Membawa putra kecilnya ke dalam pelukkan eratnya.
Daon membalas pelukkan Noval tak kalah erat. Padahal Noval baru bangun tidur yang tentunya masih bau tapi Daon tidak mempermasalahkan hal itu.
"Aon thudah mandi Appa, thubuh thama thama ya ?"
"Tentu sayang. Tapi Appa bersih-bersih dulu ya. Daon bisa bantu Appa siapin sajadahnya ?"
"Iyaa Appa, Aon bitha." Daon melepaskan pelukkan Noval lalu mencium kedua pipi Noval bergantian. Setelah itu ia berlari kecil ke ruangan yang sengaja di buat khusus untuk tempat beribadah.
-------------------#####
Siang ini sesuai kesepakatan, kamar yang awalnya di huni Dinda harus di dekorasi ulang. Noval sudah siap dengan semua alat yang ia gunakan untuk mengecat dinding kamar.
Noval memilih warna abu-abu seperti warna kamar yang sebelumnya. Tapi ada yang berbeda, ia menambahkan sedikit warna pink yang ia letakkan di sudut dinding yang akan tertutupi lemari nantinya.
Semua urusan mengecat telah selesai Noval kerjakan. Saat ini ia tengah mengganti sprei * Bingung tulisannya gimana, maklumin aja ya * dengan animasi kartun kesukaannya. Doraemon si buntel berwarna biru.
Noval bekerja seorang diri dengan pintu kamar yang ia kunci sebelumnya. Dinda dan Daon sengaja tidak diperbolehkan ikut bantu-bantu dengan alasan takut kelelahan padahal Noval hanya tidak ingin mereka berdua ikut campur dalam kesenangannya ini. Sebenarnya tidak masalah dengan Daon karena bagaimana pun putranya itu tidak akan protes malah senang-senang saja dengan tiap keputusannya. Tapi Dinda ? Pastilah wanita yang menyandang status pacar sekaligus istrinya itu akan protes.
Dinding pink nya berganti abu-abu, stiker hello kitty di dinding sudah kusut masai masuk kotak sampah, boneka hello kitty nya sudah berganti dengan boneka Doraemon dan Spongebob plus Patrick karna satu-satunya animasi pink yang Noval sukai hanya itu, miniatur hello kitty nya sudah berakhir tragis dalam kardus yang sudah Noval lakban kuat.
Noval memindai hasil kerjanya. Good job, pekerjaannya sangat memuaskan. Rapi dan bersih. Noval melihat ke arah jam dinding. Jam sudah menunjukkan angka setengah lima berarti sudah empat jam lamanya ia berkutat dalam kamarnya.
"Wahh bukan cuma jadi CEO tapi Noval Arga Anggara bisa mengerjakan semuanya." ucap Noval dengan nada bangganya.
Bertepatan dengan ini ketukkan pintu terdengar nyaring menghampiri telinganya.
"Bang, udah selesai ?" teriak Dinda dari balik pintu.
"Bentar!" Noval berjalan cepat ke arah pintu. Memutar pelan anak kunci dan
Ceklekk
"Bang Noval !!" teriakkan penuh aura menyeramkan hingga Noval bisa melihat tanduk merah keluar dan asap yang mengepul di sisi kiri kanan telinga Dinda.
-----------------######
Tbc
23/06/18
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)
General FictionJudul awal : Noval Life Story "Jaga diri baik-baik sampai kamu berada di pelukkan ku lagi," ucap Noval pelan. Lalu menyamankan posisinya bersiap tidur. --------------------# ************* Cerita ini gua buat khusus untk ..... Typo, kesalahan ada di...