Haiii
Saya kembali😉 selamat menikmati ke-absurd-annya.----------------
Noval meremas kertas yang ia temukan di atas kap mobilnya. Lagi- lagi surat kaleng yang sudah ia dapat kurang lebih 1 bulan ini.
Lepaskan proyek itu
Noval membaca ulang tulisan yang tertera di selembar kertas itu. Berharap ada petunjuk yang di dapat namun nihil.
Noval mendudukkan tubuhnya kasar di kursi kekuasaannya. Beruntung Daon dan Dinda lagi makan siang di kantin.
Noval ingin menutup mata tentang aksi teror ini, karena jelas pelakunya saja pengecut yang hanya berani lewat kertas tak beridentitas. Tapi ia tidak bisa, semua yang mengancam penurunan eksistensi perusahaan harus ia selesaikan sampai tuntas.
Noval membuka laptopnya, mengecek semua proyek yang di bawah naungan Gara Company. Dari semua daftar proyek itu hanya satu yang akan untung besar di atas proyek yang lain. Proyek yang sedang berlangsung di Eropa. Di tambah beberapa saingan perusahaannya adalah perusahaan yang terkenal berambisi dan licik.
Ceklek
Pintu terbuka disusul kepala Daon yang menyembul bersamaan dengan Dinda yang menggendongnya.
"Sudah kenyang sayang ?" Noval berdiri memasukkan kertas yang sudah remuk ke dalam saku celananya.
"Appa, Eomma gak olehin Aon akan udang atham anis." Adu Daon sambil menggapai tangan Noval minta gendong.
"Wahh Eomma gak kasih Daon udang ya. Yaudah, Daon mau makan udang asam manis sama Appa ?" Noval mengambil alih Daon dari Dinda.
"Au au au Appa." ucap Daon antusias.
"Nanti malam ya sayang, Appa mau bekerja dulu. Oke ?"
"Ke Appa!"
Noval mendudukkan Daon di sofa panjang dalam ruangannya sedangkan Dinda sudah tenggelam dalam berkas-berkas yang dibutuhkan Noval untuk meeting sore ini.
----------------------####
"Lakukan terus menerus jangan sampai ketahuan" ucap seorang laki-laki yang kini sedang menyesap segelas wine mahalnya.
"Baik laksanakan tuan." ucap lawan bicara laki-laki itu sambil membungkukkan badannya. Lalu ia berjalan ke arah pintu satu-satunya yang ada di ruangan itu lalu menghilang di balik daun pintu yang kini tertutup kembali.
---------------####
Sesuai janji Noval, malam ini mereka makan udang asam manis di restoran seafood miliknya. Satu piring sedang berisi udang dengan saus asam manis tersaji khusus untuk Putra kecil mereka.
Dinda asik membersihkan mulut Daon yang belepotan saus sedangkan Noval sibuk sendiri dengan benda perseginya bahkan makan malamnya belum disentuh sedikitpun.
Dinda mengode Daon untuk menegur Noval yang bermain ponsel di meja makan tapi memang dasarnya Daon terlalu sayang sama Noval jadilah ia mengabaikan kehendak Dinda. Sangat tidak bisa di ajak berkerja sama.
Bahkan Dinda sudah berdehem dan batuk berkali-kali tapi tidak juga dapat mengalihkan perhatian Noval dari benda itu. Sepertinya benda itu lebih menarik dariku batin Dinda kesal.
Plakk
Hantaman sendok dengan meja yang terbuat dari kaca kualitas terbaik itu berbunyi keras dan
BOOM!!!
Dinda dapat menarik perhatian Noval bahkan bukan cuma Noval tapi semua pengunjung restoran kini melihat ke arah meja Mereka.
Noval yang menyadari telah menjadi pusat perhatian hanya melayangkan tatapan tajamnya ke setiap pengunjung restoran yang masih mencuri pandang ke arah mejanya.
"Kenapa memukul meja seperti itu ?" tanya Noval dengan wajah datarnya
"Apa benda itu lebih menarik daripada makan malam mu ?" tanya Dinda balik dengan mata yang dibuatnya melotot sempurna.
"Aku lagi chatting sama Bang Al."
Noval mengangkat ponselnya lalu menunjukkan layarnya ke arah Dinda yang ada di depannya.
"Habiskan dulu makanmu baru lanjut chatting." ucap Dinda dengan tangan bersedekap di dada persis ibu kos menagih uang sewa.
"Iya ini di makan."
Noval menghabiskan makanannya dengan tak bersemangat lalu meminum Air Jeruk hangatnya dengan sekali teguk.
-----------------####
"
Aish kapan sih Indonesia ada hujan salju, panasnya gak ketulungan. Coba ini mobil gak mogok dasar mobil bangkotan."Melin lagi berdiri di tepi jalan dengan tangan mengibas-ibaskan ke arah muka diiringi keluhan yang tak kunjung berhenti sedari mobilnya yang tiba-tiba mogok 20 menit yang lalu.
Orang bengkel yang ditelepon Melin juga belum menampakkan batang hidungnya padahal montir itu mengatakan dalam 5 menit sampai di sana.
Make up yang dikenakannya pun luntur karena diguyur keringat yang menetes.
"Butuh tumpangan nona ?" sebuah mobil sedan berhenti tepat di samping Melin berdiri dengan kaca mobil yang terbuka, menampakkan Rega yang melambai kecil ke arah Melin.
"Ah Haii, Rega kan ?" tanya Melin sambil membalas lambaian Rega.
Rega membuka pintu mobilnya dari dalam lalu memberi isyarat agar Melin bersedia masuk ke dalam.
Melin tampak menimbang apa ia harus masuk mobil Rega yang ia tau adalah teman suami temannya. Terhitung dari pernikahan Noval Dinda ini pertemuan kedua mereka.
"Maaf ngerepotin." ucap Melin penuh penyesalan saat menyimpan barang belanjaannya di kursi penumpang belakang.
"Gakpapa, udah telpon bengkel ?"
Rega menghidupkan mobilnya lalu melepas rem tangan diikuti tekanan pelan oleh kakinya di pedal gas. Mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalan yang lumayan sepi kendaraan.
"Udah kok tadi juga lagi nunggu trus keburu lu dateng jadi penyelamat gua dari monster matahari." jelas Melin diiringi cengiran khasnya di akhir.
Drtt drttt drttt
Getaran ponsel di dasboard mobil mengalihkan perhatian kedua insan berbeda gender ini yang tengah asik membahas masalah cuaca yang berubah-ubah.
Rega mengambil ponselnya lalu melihat layar ponselnya yang masih berkedip-kedip *kek orang cacingan ae* lalu berhenti dan menampilkan layar hitam.
Selang beberapa detik ponsel Rega berbunyi kembali. Rega merutuki orang yang menelponnya pada saat tidak tepat seperti ini. Rega mengubah ponselnya menjadi mode senyap. Menatap Melin tidak enak atas terganggunya perbincangan mereka.
"Siapa ? Kok gak diangkat aja." tanya Melin penasaran.
"Gak penting jadi buat apa diangkat." Rega mengedikkan bahunya acuh lalu fokus menatap jalanan di depannya.
Mobil Rega berhenti di depan bangunan mewah berlantai 3. Mereka sudah sampai di rumah Melin.
Melin keluar dari mobil Rega lalu berdiri di sisi luar mobil Rega dekat kursi kemudi.
"Makasih ya Ga tumpangannya. Mau mampir dulu ?"
"Gak deh, lain kali aja ya. Dahh!"
Rega menjalankan mobilnya keluar halaman rumah Melin. Berjarak sekitar 100 meter Rega berhenti lalu mengambil ponselnya yang masih setia menampilkan panggilan yang belum ia jawab sedari tadi.
"Semua sesuai rencana Bos."
"Lanjutkan, jangan sampai dia tau. Semua harus sempurna."
"Siap laksanakan!" sambungan telepon terputus meninggalkan Rega yang tersenyum penuh arti menatap gambar yang baru saja di kirim orang suruhannya.
"Sebentar lagi, ya sebentar lagi kau akan jadi milikku Mel."
------------------######
Tbc
20/06/18
![](https://img.wattpad.com/cover/145751853-288-k504296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)
Algemene fictieJudul awal : Noval Life Story "Jaga diri baik-baik sampai kamu berada di pelukkan ku lagi," ucap Noval pelan. Lalu menyamankan posisinya bersiap tidur. --------------------# ************* Cerita ini gua buat khusus untk ..... Typo, kesalahan ada di...