Part 5

675 35 4
                                    

Hari senin pagi kantor pusat GARA COMPANY atau GC sedang disibukkan dengan pemilihan sekretaris baru untuk CEO baru mereka.

Padahal sebentar lagi Noval sang CEO harus ke Amerika untuk mengawasi langsung proyek pertama yang ia garap tapi masih sempat-sempatnya Noval mewawancarai langsung calon sekretarisnya. Noval tidak ingin salah pilih dan terutama dia harus melihat apakah orang yang akan selalu bersamanya mempunyai etika yang baik atau tidak.

Dari 20 calon sekretaris yang sudah diwawancarai baru 10 orang. Dan mereka gugur saat tidak dapat menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan Noval.

Saat ini giliran calon yang ke-11, seorang wanita muda berusia 19 tahun lulusan SMK jurusan Admistrasi Perkantoran. Berkhimar dan dapat menguasai 3 bahasa asing yaitu Korea, Inggris dan Jepang. Wanita itu bernama Dinda Artavia Suci perantau dari Banyumas.

Dinda duduk saat telah dipersilahkan Pak Andi - Manager HRD - untuk duduk. Dengan memangku kedua tangan di bawah meja, Dinda menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan Pak Andi dengan mudah dan tepat.

"Saat kita sedang meeting di restoran, di meja sebelah kita ada yang muntah. Apa yang akan kamu lakukan ?"

Dinda memicingkan matanya saat mendengar pertanyaan dari orang yang duduk di sebelah Pak Andi. Pasalnya orang itu bertanya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Orang itu adalah Noval yang sedari Dinda memasuki ruangan sudah menatap Dinda intens dibalik kaca mata hitamnya.

"Saya akan meminta izin pada bapak untuk membantu orang tersebut. Bukan bermaksud lancang tapi setau saya biasanya meeting yang di lakukan di restoran terbuka hanya meeting sebatas mengenalkan proyek yang akan di tangani belum masuk ke dalam tahap yang lebih serius. Jadi pada saat itu terjadi kehadiran sekretaris tidak terlalu dibutuhkan."

"Pak Andi, wawancara dihentikan. Berikan kompensasi untuk calon yang masih ada di depan. Dan kamu silahkan pulang, 20 menit lagi datang ke kantor ini lengkap dengan kebutuhan kamu selama 4 hari. Kita berangkat ke Amerika." Noval berjalan keluar ruangan lalu bersiap pulang ke rumahnya untuk mengambil barang yang akan di bawanya ke Amerika.

"Selamat bergabung di GARA COMPANY, tunjukkan kinerja terbaikmu," ucap Pak Andi yang menyadarkan Dinda dari keterkejutannya.

"Te-terima kasih pak, saya permisi dulu," ucap Dinda terbata, masih tidak percaya di hari pertama dia menjadi sekretaris sudah diajak dinas ke luar negeri.

---------------------####

Pukul 14.20 WIB, Noval dan Dinda telah berada di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka pergi menggunakan helikopter pribadi keluarga Anggara jadi Noval tidak takut ketinggalan penerbangan.

Noval berjalan cepat di depan dengan tangan yang tidak membawa apapun. Lain hal dengan Dinda yang kesusahan menarik koper lamanya yang bagian rodanya telah rusak sehingga susah digerakkan. Noval telah menyuruh sopir pribadinya membawakan koper itu tapi Dinda tidak mau yang berujung menyusahkan dirinya. Noval telah duduk manis di kursi khusus yang bernamakan Mr. Noval.

Dinda baru pertama kali naik helikopter dan dia kebingungan akan duduk di mana. Mau bertanya dengan Noval tapi ia takut pasalnya Noval sedang memejamkan matanya.

"Di seberang," dua kata yang diucapkan Noval itu langsung dimengerti Dinda. Bahwa dia duduk di kursi yang berseberangan dengan Bos.

Helikopter telah lepas landas, yang sekarang berada di ketinggian 3800 kaki di atas permukaan laut. Seketika Dinda bergidik ngeri saat ia malah menginggat salah satu film Indonesia I Love You from 3800ft.

Dinda terlelap karena ketakutan yang ia ciptakan sendiri, menyusul Noval yang dari sebelum helikopter ini lepas landas telah tertidur pulas.

----------------------####
Tbc

22/04/18

NOTE : KHIMAR = KERUDUNG

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang