Part 4

700 37 0
                                    

Minggu pagi, semua anggota keluarga Anggara berkumpul di taman belakang mansion Anggara. Akbar yang kebagian mengabsen keluarganya tidak melihat keberadaan Noval.

Para wanita yang terdiri dari Diva- Ny. Anggara atau Bunda AAN-, Elena istri Albert, dan Jessi tunangan Akbar tengah asik mempersiapkan sarapan pagi untuk mereka semua.

"Pagi Bun, Yah, Bang, Mbak," ucap Noval lalu mencium pipi bunda dan ayahnya. Kebiasaan Noval kecil yang dibawanya hingga sekarang.

"Pantes aja lu kagak keliatan, baru turun tah," ucap Akbar yang kini sedang bersiap untuk berenang.

"Kecapean bang," kawab Noval sambil mendudukkan tubuhnya di kursi yang memang tersedia di sana.

"Ayah dengar katanya kamu menyuruh semua karyawanmu memakai pakaian panjang ya val ?" Albert yang dari tadi fokus dengan koran sekarang mengalihkan pusat fokusnya ke Noval yang kini sedang tersenyum kikuk saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ayahnya itu.

"Iya yah, gak enak aja di liat kalo perempuan pake pakaian kurang bahan. Apalagi sekretaris ayah tuh. Oval mau ganti sekretaris ya yah. Boleh yaa ?" jawab Noval lagi- lagi dengan nada merengek.

"Iya juga ya val, kenapa ayah gak kepikiran buat peraturan kek gitu. Kalo kamu mau ganti ya ganti aja. Perusahaan itu juga punya kamu. Semua perusahaan yang di bawahi GARA COMPANY semuanya milik kamu. Karena kamu penerusnya. Abang kamu gak butuh itu semua katanya. Padahal ayah kerja keras mengembangkan GC untuk kalian bertiga."

"Yah, Albert sudah jadi polisi dan ayah merestui itu kan? Bukan Albert gak mau tapi bisa jadi Abdi Negara itu suatu kehormatan bagi Albert." Albert yang tadi menyimak ucapan Tn. Anggara langsung menjawab pernyataan yang sangat sering keluar dari tuturan Tn. Anggara, ayahnya.

"Tenang yah, Akbar juga masih butuh bantuan GC untuk menggunakan Jasa perusahaan Akbar dalam pembangunan proyek. Jadi, Adiknya bang Akbar jangan pelit ngasih proyek yaa," jawab Akbar yang ternyata juga menyimak tuturan ayahnya lalu balik berenang lagi.

"Terserah kalian saja, jika butuh apapun hubungi saja adik kalian ini. Dia akan mengurus semuanya." Tn. Anggara menghela nafas berat, anak-anaknya terlalu keras kepala tapi untungnya itu untuk perbuatan yang positif.

"Ayah bantuin Oval ya, Ayah jadi penasihat Oval selama Oval menangani GC. Gimana deal ?" Noval mengulurkan tangannya ke arah ayahnya untuk mengajak bersalaman dan jangan lupakan kedipan matanya yang ditujukan menggoda sang ayah.

"Yes, Of course sir," balas Tn. Anggara yang disertai kekehan keduanya.

"Sarapan tibaaa, Albert simpan koranmu, Akbar berhenti berenang kita sarapan sekarang," ucap Diva yang lagi menyajikan Nasi goreng dan sandwich untuk sarapan pagi ini yang dibantu Elena dan Jessi tentunya.

"Bun, Air putih Oval mana ?" tanya Noval saat yang dihidangkan tidak ada minuman wajibnya.

"Tunggu bentar sayang, Elena tolong ambilkan minum untuk adikmu ya."

"Nih Val minummu. Kenapa harus air anget ? Jus kan lebih enak." Kepo Elena karena adik iparnya ini selalu minum air hangat sebelum makan dan sesudah makan.

"Suka aja mbak, makasih ya mbak cantik. Mbak mau apa ? Kalo mbak mau belanja trus gak di kasih si onoh bilang ke aku ya mbak."

"Jangan dek, keenakkan dia belanja ntar," protes Albert dengan tawaran adiknya itu.

"Sirik aja kamu mas," cibir Elena ke arah suaminya.

"Okee Oval, ntar mbak bilang kok." Lanjut Elena dan diakhiri tawa mengejek ke arah Albert. Yang di ikuti tawa semua anggota keluarga lalu mereka mulai sarapan yang tertundanya karena hari sudah beranjak siang.

---------------------#####
Tbc

21/04/18

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang