Ekstra Part 1

501 15 0
                                    

Bagian ini menceritakan awal kisah Noval bisa bertemu Syamsul dan alasan ia menikah dengan Dinda.

Semoga suka..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sedari kecil tidak sedikit pun Noval berkeinginan menjadi pebisnis hingga ia menginjak masa peralihan dari SMP menuju SMA, Anggara sang ayah memutuskan Noval untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Akuntansi.

Noval tidak bisa menolak keinginan ayahnya karena ia tahu itu demi kebaikan dirinya yang sudah terlahir menjadi penerus jabatan sang ayah.

Noval meluapkan rasa kesalnya dengan memutuskan mengenyam pendidikan strata 1 dan 2 di Seoul National University dengan mengambil bidang Business Administration

Tiga Tahun lalu......

Semua berawal dari malam pergantian tahun, saat itu suhu sangat dingin mencapai minus 1 derajat. Disaat orang memilih menghabiskan malam tahun baru di dalam rumah dengan berpesta, Noval memilih berjalan-jalan di sekitaran apartemennya. Banyak kedai yang buka tapi bukan tempat halal, mereka menyediakan soju dan juga babi panggang.

Noval duduk di bangku taman, menengadahkan telapak tangannya yang sudah tidak dilapisi sarung tangan lagi. Dingin, itulah yang dirasakan Noval. Matanya terpejam menghadap ke atas merasakan tiap butir salju yang mengenai permukaan wajahnya.

Noval merasakan pergerakkan di sampingnya, merasa terganggu Noval menghentikan aksinya lalu menoleh ke samping.

Seorang pria paruh baya yang tampak stylist dengan jaket khas musim dingin menatap penasaran ke arah Noval.

"Dari Indonesia?" pria itu memulai obrolan setelah lama mengamati Noval.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" jawab Noval segan.

"Tidak ada, Saya hanya excited aja ada orang Indonesia bisa bertahan di luar dengan suhu sedingin ini." Pria itu terkekeh.

"Syamsul, kamu?" lanjut pria itu disertai uluran tangannya.

"Noval"

"Tinggal di mana?"

"........." Noval enggan menjawab pertanyaan itu. Bagaimana juga ia harus berhati-hati.

"Saya dosen di SNU mengajar mata kuliah pilihan bahasa asing. Saya tinggal di apartemen studio tidak jauh dari sini. Dan ya saya tidak punya teman ngobrol malam ini sampai saya melihat seorang anak muda yang asik dengan dunianya tanpa pikir udara dingin ini bisa saja membekukannya." Syamsul berbicara sendiri, tidak terganggu dengan tatapan jengah milik Noval.

Noval masih diam, kembali merasakan hawa dingin tapi terasa nikmat saat butiran salju menimpa permukaan kulit.

"Saya pernah punya anak laki-laki, mungkin jika dia masih hidup umur kalian tidak terlampau jauh. Dia meninggal sepuluh tahun lalu tepat hari ini." Syamsul menghela nafas berat.

Noval merasa iba dengan Syamsul tapi ia sembunyikan dengan raut datarnya.

"Dia kecewa dan memilih keluar rumah hanya dengan kaos oblong dan celana panjang. Saat itu sedang badai salju, saya mencarinya tapi tidak ketemu. Hingga esoknya saya melihat ia meringkuk di belakang rumah. Dia mengidap." Lagi-lagi Syamsul menghela nafas berat.

"Tidak usah dilanjutkan jika itu berat untuk diceritakan," potong Noval.

Sejak hari itu Noval menjadi akrab dengan Syamsul. Bahkan ia akan sesekali menginap di tempat Syamsul jika merasa bosan di apartemen miliknya.

Enam bulan berlalu

Saat Noval hendak pergi kuliah ia melihat buntalan kain teronggok di depan pintunya. Noval melihat kiri kanan dan tidak ada siapa-siapa.

Noval berjongkok di depan kain itu hingga tangan yang sangat kecil bergerak seperti menyibak kain itu. Noval kaget tapi itu tidak membuat ia luput dari buntalan di depannya.

Noval menyibak lebih lebar kain itu hingga menampakkan bayi kecil yang masih merah tanpa sehelai benang. Buru-buru ia ambil bayi itu dan menggendongnya, masuk kembali ke dalam apartemen.

Noval meletakkan bayi itu di ranjangnya. Noval merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Rambut, mata, pipi, hidung, bibir semuanya tak luput dari perhatian Noval. Hingga ia melihat ujung kain yang tertulis Park Daon.

"Uhh sekarang nama kamu Park Daon. Uri Daon-ie lucunya," ucap Noval gemas dengan bayi Daon.

Hari itu Noval tidak kuliah, ia belanja semua keperluan Daon. Dengan modal video tutorial, Noval membedong tubuh Daon. Noval sangat berhati-hati menggendong Daon, sangat takut jika ia akan menyakiti bayi kecilnya.

Iya, bayi kecilnya. Noval sudah memutuskan akan merawat Daon apapun yang terjadi. Ia terlanjur jatuh hati.

Semenjak hari itu juga Noval tidak pernah lagi menghabiskan waktu dengan Syamsul. Waktunya sudah berpusat ke Daon kecil. Noval juga berjuang untuk mendapatkan hak asuh Daon, beruntung ia punya teman yang ayahnya seorang hakim dan kepala polisi sehingga proses hak asuh mudah didapatkannya. Tentu semua itu tidak gratis, Noval harus membayar mahal atas jasa itu.

Hingga dua tahun kemudian Noval menyelesaikan masa studinya. Tidak mungkin dia membawa Daon begitu saja ke Indonesia, bisa-bisa keluarganya akan sangat kaget. Hingga keputusan besar harus diambil Noval yaitu menitipkan Daon kesahabatnya yang sudah menikah Hoya dan Ara.

Sekembalinya Noval ke Indonesia semua tampak aman hingga ia merasa tidak nyaman terus-terusan berjauhan dengan Daon. Ide yang hanya terpikir oleh Noval saat itu adalah menikah.

Hingga ia melihat sosok Dinda yang dirasa cocok untuk menjadi ibu Daon. Terdengar tidak punya perasaan memang tapi Noval tidak peduli. Karena ia memang tertarik sama Dinda, hanya tertarik saat itu belum sampai menuju tahap suka dan sayang seperti sekarang.

Tn. Anggara tentu tau dengan keberadaan Daon tapi ia memilih diam hingga Noval bercerita sendiri. Saat mengatakan ingin menikahi Dinda, Noval menjelaskan semuanya sampai tujuan ia menikah selain menunaikan setengah kewajibannya sebagai seorang muslim.

Kaget, tentu dirasakan Anggara tapi mau bagaimana lagi anaknya memilih melakukan sesuatu pasti sudah dipikirkan dengan baik. Ditambah calonnya adalah anak dari sahabat karibnya.

-------------------------------------

Ekstra part 1 selesai.

Terima kasih atas kesediaan waktunya membaca cerita absurd ini.

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang