"Koeun bangun! Mau sampai kapan kamu tidur terus kayak gitu sih? Emangnya kamu gak kuliah?" Suara omelan Yoona terus mengganggu tidur nyenyaknya sejak belasan menit lalu.
Berulang kali ia terganggu, berulang kali pula dia tertidur lagi.
Pagi ini ia benar-benar lelah karena kemarin seharian sibuk dengan kegiatan organisasi kampus dan mengajar. Ia baru sampai rumah jam 11 malam setelah berkegiatan di luar sana sejak pagi hari. Tubuhnya terasa bakal rontok sebentar lagi. Maka dari itu ia benar-benar tidak ingin bangun cepat pagi ini.
"KOEUN!!!" Yoona yang biasanya menjadi ibu penyabar kini benar-benar kehilangan karakternya. Anak gadisnya susah sekali dibangunkan sejak setengah jam yang lalu.
Koeun dengan ogah-ogahan membuka satu kelopak matanya untuk menatap wajah marah sang mama.
"Koeun capek ma.."
"Iya tau, tapi kan kamu harus kuliah."
"Bolos aja deh, sehari doang ma."
"Gak! Enak aja bolos-bolos, kalo kamu sakit baru mama izinin gak masuk. Orang kamu sehat bugar gini. Cuma males aja."
Koeun terpaksa membuka kedua matanya, sudah memelas minta bolos gak dikasih, percuma kalau memelas lebih jauh, yang ada justru omelan yang akan semakin panjang. Karena itu ia memilih untuk menepuk-nepuk kedua pipinya agar semua nyawanya terkumpul.
Yoona akhirnya tersenyum puas begitu melihat anak gadisnya duduk dari tidurnya, tangan kanannya menyisir lembut helai rambut Koeun yang berantakan akibat gaya bebasnya selama tidur semalaman.
"Nah gitu kan pinter, anak mama. Ya udah sana mandi, mama siapin sarapan."
Koeun mengerucutkan bibirnya, Yoona itu aslinya selembut itu, tapi sangat keras kalau sudah urusan berangkat sekolah. Sama sekali tidak boleh malas, bahkan kalau anaknya hanya sekadar demam masuk angin pun, pasti akan tetap disuruh masuk.
"Abang udah berangkat belum ma?" Tanya Koeun sebelum Yoona keluar dari kamarnya.
Yoona menoleh ke arah anak gadisnya lalu tersenyum kecut, "Abangmu udah berangkat dari subuh tadi, katanya ada praktikum."
"Kalau adek?"
"Adek tuh lagi sarapan di bawah, cepetan makanya kamu mandi kalo mau nebeng dia."
Koeun langsung bergerak cepat, dia dengan segera turun dari atas kasurnya lalu menyambar handuk dari depan balkon dan tanpa babibu lagi, dia masuk ke dalam kamar mandi.
Yoona hanya bisa tertawa gemas melihat kelakuan anak gadis satu-satunya itu yang selalu grasak-grusuk.
.
.
"Mark! Lo ngapain sih di situ sendirian? Sini!" Mark yang sejak tadi hanya bisa menatap kosong ke sekitarnya kini menatap ke arah sumber suara yang tadi memanggilnya.
"Mark! Kok bengong?"
Mark akhirnya berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan mendatangi gadis bersurai panjang itu, "Kenapa?"
"Kok kenapa? Lo belum ngerjain pe-er mate juga kan? Mending sini lo nyalin bareng gue."
Mark terhipnotis dengan senyum gadis itu, tanpa sadar, ia sudah duduk di sampingnya dan kini ikut sibuk menyalin tugas matematika itu yang sebenarnya semalam sudah ia kerjakan dibantu oleh abangnya.
"Nah, sekarang kan aman kita." Ucap gadis itu dengan nada lega begitu ia selesai menyalin seluruh tugas matematika itu.
Sedangkan Mark hanya tersenyum tipis memperhatikan gadis itu dari samping.
.
.
"WOY BANGUN! MALAH SENYUM-SENYUM SAMBIL MEREM!!"
Teriakan keras khas milik Johnny akhirnya menghapus bayangan senyum indah gadis yang ada di dalam mimpi Mark. Ia mengerjap-ngerjap.
"Mimpi apaan sih dek? Kayaknya happy banget." Tanya Johnny dengan nada menggoda. Adik bungsunya ini memang selalu asyik untuk digoda karena reaksinya yang lucu.
"Kepo lo bang." Balas Mark sambil berdiri dari kasurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi begitu saja, meninggalkan Johnny yang jadi terpaku karena merasa diabaikan oleh sang adik.
Ia mengedikkan bahunya santai, mungkin Mark sedang bad mood, makanya reaksi yang diberikan oleh lelaki itu tidak seperti biasanya.
"Sarapan lo udah gue siapin di atas meja ya! Gue sama Jaehyun berangkat duluan." Ucap Johnny dengan nada agak keras agar adiknya yang sedang mandi itu mendengarnya.
Tidak ada jawaban, tapi ia yakin Mark mendengar karena ia tahu tadi lelaki itu sempat mematikan sebentar shower yang sedang ia gunakan ketika Johnny berbicara.
"Mark mending lo cari cewek sana! Biar gak keseringan bad mood pagi-pagi! Girl will make you happy, dude!" Tambah Johnny sambil berlalu dari kamar Mark, dihiasi dengan senyum geli di bibir keritingnya.
Ia memang gatal dengan kisah cinta adiknya yang terlihat datar-datar saja. Sejak mereka kembali dari Kanada empat tahun lalu, tidak pernah sekalipun ia melihat Mark membawa gadis cantik ke rumah.
Bahkan sampai-sampai ia dan Jaehyun, adiknya yang satu lagi, berpikir apa bungsu mereka ini tidak ada ketertarikan pada seorang wanita?
.
.
I'm back with a new story! Padahal buku lain juga masih pada on going ahahaha
Kali ini tentang markoeun karena gue udah ngeship mereka dari jaman MMC masih tayang tapi baru kali ini tergerak buat bikinin mereka story. Mungkin karena guenya nunggu mereka legal dulu kali ya jadi kalo ada scene-scene yang rada menjurus, udah aman.
Ini pure romance sih, dibumbui daily life juga, dan ini sebenernya rahasia, tapi, cerita ini terinspirasi dari real life gue dengan seorang lelaki di masa kuliah hehe. Karakter Mark di sini banyak gue ambil dari karakter lelaki di real life gue, tapi tetep karakter Mark yang hardworking juga gue pake di sini.
Sedangkan karakter Koeun, karakternya sebagai seorang teman yang galak juga gue pake, sisanya yah.. setipe kayak gue di real life, mess. wkwk
Alurnya bakal lambat, jadi nikmati saja interaksi-interaksi gemas Mark dan Koeun di sepanjang story ini nantinya~
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch - Markoeun
FanfictionIf you couldn't feel it through my emotional expression, so, how about through this kind of touch?