12

1.2K 159 14
                                    

"Belanjaan lo banyak banget sih!" Ucap Koeun yang ikut membantu membawakan semua peralatan yang dibeli oleh Mark selama hampir dua jam berada di mall.

Mereka kini sedang berjalan keluar dari lift di basement menuju tempat lelaki itu memarkirkan mobilnya. Ia menjawab santai, "Gue cuma beli sesuai list yang dikasih sama ketua kelompok gue kok."

"Harganya mahal-mahal banget pula! Kalo jadi lo sih mending gue pinjem aja, daripada beli gini."

Mark menengok pada Koeun, keduanya sudah sampai di bagian belakang mobil lelaki itu untuk memasukkan semua barang beliannya ke dalam bagasi.

"Yang bikin gue harus beli semua peralatan ini siapa emangnya?"

Koeun mengulum bibir. Ia sejenak lupa kalau dirinya sendirilah yang menjerumuskan Mark.

Lelaki itu terkekeh lalu mengacak-acak puncak kepala Koeun, "Kalo diem gitu gemesin deh."

Koeun mengusir tangan Mark dari kepalanya, "Berantakan nanti rambut gue."

"Ya tinggal gue rapihin lagi." Ucap Mark santai lalu mengangkat lagi tangannya untuk merapikan beberapa helai rambut Koeun yang keluar jalur.

Koeun menatap Mark dengan pandangan aneh, aneh karena dia sendiri tidak tahu bentuk seperti apa hatinya untuk lelaki di hadapannya ini.

Suka? Sayang? Cinta? Ia benar-benar asing dengan semua istilah itu.

Mata Koeun yang awalnya menatap Mark kemudian teralihkan pada pemandangan di belakang lelaki itu. Tak jauh dari tempat keduanya berdiri, samar-samar gadis bersurai panjang itu melihat sesuatu.

Kok itu terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bermesraan?

Koeun kemudian menyuruh Mark berbalik, "Mark, gue gak salah liat kan?"

Mark terdiam, ia kaget karena tiba-tiba melihat pasangan yang sedang asyik bercumbu di belakang mobil yang terparkir di pojokan.

Ia kemudian berbalik lagi, menatap Koeun lalu berucap, "Balik yuk. Jangan ganggu mereka."

Koeun yang matanya masih melekat pada pemandangan itu pun mengangguk pelan. Gadis itu tak bergerak sampai-sampai Mark harus menarik tangannya agar dia mau beranjak dari situ.

"Heh asik banget nontoninnya!"

Koeun kemudian mengerjapkan matanya berulang kali lalu tersenyum lebar pada Mark, "Baru pertama kali gue liat kayak gitu secara langsung, biasanya di movie doang."

Mark mendengus geli, "Daripada nonton, lebih enak ngelakuin sendiri."

Koeun meliriknya, "Kayak yang pernah aja."

.

.

Sampai di rumah Mark yang baru pertama kali Koeun datangi, hal yang lakukan terlebih dahulu adalah melihat-lihat foto-foto yang terpajang di ruang tamu.

Ia melihat foto kedua orang tua Mark yang berfoto santai dan bergaya bebas di pantai, ayahnya benar-benar seorang bule.

"Bokap lo orang kanada?" Tanya Koeun yang sejak tadi diikuti oleh Mark ke manapun ia pergi.

Mark mengangguk polos.

"Matanya biru."

Mark tersenyum kikuk, "Aneh ya liatnya?"

Koeun kemudian menggelengkan kepalanya, "Justru unik, jarang-jarang kan bisa liat mata kayak gitu di sini."

Lelaki itu tidak membalas perkataan Koeun, ia tampak berpikir.

Touch - MarkoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang