18

1.1K 147 24
                                    

"Seger banget si bapak pagi ini, kemarin aja udah kusut banget kayak gak punya semangat hidup." Goda Lucas begitu ia melihat Mark datang, tentu saja, ditemani Koeun yang kini sedang memperhatikan dekorasi di pinggir panggung.

Mark tersenyum tipis, "Udah dicharge gue."

Lucas menyikut lengan teman yang akhir-akhir ini mulai dekat dengannya itu, "Dicharge sama siapa? Koeun?"

Mark mendengus geli, "Who else?"

"OHOOOO MARK LEE!!!!" Teriak Lucas spontan, tidak menyangka Mark akan mengakuinya semudah itu.

Mark hanya menatapnya dengan tatapan pasrah, sering berinteraksi dengan Lucas membuatnya semakin lama semakin memaklumi sikapnya yang selalu spontan dan berisik itu.

Keduanya juga terkondisikan semakin dekat berkat banyaknya project BEM yang harus mereka kerjakan bersama, ditambah lagi, kedua gadis yang mereka sukai adalah teman dekat.

"Lain kali kita double date lah." Ajak Lucas dengan nada antusias.

Mark mengangguk-ngangguk sembari membaca rundown acara yang baru saja diserahkan oleh salah satu anggota divisi acara.

"Boleh, atur aja waktunya."

"Naik mobil lo ya?"

Mark melirik temannya yang jangkung itu, "Lo yang nyetir."

Lucas menepuk-nepuk dadanya, "Serahkan padaku!"

Mark tertawa kecil, sedikit takjub dengan energi Lucas yang rasanya tidak pernah habis itu.

"Sekarang lanjut kerja dulu lah, masih banyak nih kerjaan numpuk."

Lucas tiba-tiba berpose hormat alat tentara, "SIAP PAK BOS!"

Dari kejauhan, Koeun memperhatikan interaksi kedua lelaki itu sambil menahan tawa. Siapa sangka ternyata perpaduan antara Mark yang tenang dan Lucas yang sangat berisik bisa semenarik itu.

Tanpa orang sadari, mereka sudah cukup dekat untuk membicarakan sedikit demi sedikit masalah pribadi mereka. Seperti Mark yang sudah tahu kalau Lucas itu ternyata broken home, sudah tiga tahun lelaki itu hanya tinggal bertiga dengan ibu dan kakaknya.

Waktu mendengar ceritanya langsung dari mulut Mark, diam-diam Koeun syok, lelaki yang selama ini selalu acuh tak acuh dengan sekitarnya bisa sampai tahu keadaan pribadi Lucas. Kemajuan sekali.

Koeun boleh berbangga hati kalau merasa salah satu pengaruh terbesar yang membuat Mark perlahan berubah itu berkat dirinya, kan?

"Neng, sendirian aja." Koeun yang sejak tadi melamun langsung menengok begitu mendengar suara yang tak asing itu.

Sejak kapan Lucas sudah berdiri di belakangnya?

"Gak sendiri, kan banyak orang di sini." Jawab Koeun realistis, membuat Lucas mencibir dan gadis itu seketika tertawa.

"Ya maksudnya lo gak sepi gitu gak ada temen ngobrol?"

"Gak usah basa-basi deh, Cas, bilang aja lo pingin gue ngehubungin Yeri biar dia juga nemenin lo di sini kan."

Lucas menggaruk-garuk kepalanya sembari memperlihatkan cengiran lebar pada Koeun, "Ih tau banget sih, pinter deh kayak Mark."

Koeun mencibir, "Sayangnya Yeri sekarang lagi sibuk diklubnya, lo tau sendiri kalo hari libur gini dia pasti latihan."

Hari ini sebenarnya bukan weekend, tetapi semua proses belajar mengajar hari ini ditiadakan karena seluruh dosen sedang mengikuti acara pelantikan rektor baru.

"Terus kok lo mau-maunya ngerelain hari libur berharga ini buat nemenin Mark seharian di sini?"

"Dih emang kenapa? Sirik aja lo mentang-mentang Yeri gak peduli sama lo."

"Enak aja! Kata siapa Yeri gak peduli sama gue??"

Mark yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping mereka kemudian memotong obrolan keduanya, "Cas perasaan tadi gue nyuruh lo kerja deh bukannya godain cewek orang."

"Eh pak bos, ini lagi kerja kok bos, gak sengaja aja ketemu Koeun."

Koeun tidak bisa menahan tawa gelinya melihat ekspresi dan reaksi temannya yang memang terkenal asyik dan lucu itu.

Lucas kemudian mencibir dan tanpa mengucapkan apa-apa lagi, ia berjalan menjauh, memulai pekerjaannya mengangkut-ngangkut barang yang belum tersedia untuk keperluan panggung. Sesuai dengan badannya yang ekstra besar, pekerjaan Lucas di BEM adalah Logistik khusus angkut-mengangkut, kelebihan itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya, kan?

"Kalo capek, lo istirahat aja di ruangan sekret BEM." Kata Mark menyentuh lengan Koeun.

Koeun menggelengkan kepalanya, "Nanti aja ke sananya. Gue mau bantu-bantu di sini juga."

Mark tersenyum, "Ya udah nanti makan siang kita ke sekret aja."

Gadis di hadapannya itu kemudian mengangguk, "Iya, mama bawain banyak banget makanan nih."

"Rasanya kayak lo yang anak kandung mama deh, gue cuma anak tiri." Tambah Koeun yang tidak menyangka seberapa sukanya Yoona pada Mark.

"Bagus dong, itu tandanya gue udah berhasil ngambil hati mama."

Koeun mencibir, "Gue kenal aja belom sama mama lo."

"Nanti kita ke Kanada, gue kenalin."

Koeun memukul lengan Mark, "Ngimpinya kejauhan ah, udah sana kerja."

"Gue serius loh?" Ucap Mark sembari berjalan menjauh, masih dengan senyum yang terhias manis di wajah tampannya.

Koeun hanya tersenyum tanpa membalas ucapannya lagi.

Ia kemudian mengedarkan pandangan mencari pekerjaan ringan para anggota perempuan di seantero ruangan.

Lalu ia melihat Yoojung yang sedang menempelkan foto-foto polaroid beserta post-it dan aksesoris lainnya di area photobooth. Ia mendatangi teman sekelasnya itu berniat membantu, daripada ia kebosanan hanya menontoni orang-orang yang sibuk bekerja di sana.

"Yoojung, gue bantuin ya?"

Yoojung menengok, "Eh elo, Eun. Nemenin Mark ya?"

Seluruh warga kelasnya sudah tahu akan kedekatan Mark dan Koeun, semuanya menyambut kabar itu dengan gembira karena mereka memang terlihat sebagai pasangan yang serasi. Tampan dan cantik. Satunya pangeran es, satunya putri tidur plus urakan. Saling melengkapi.

Koeun mengangguk sekilas, "Ini polanya gimana? Tiap polaroid ditempelin post-it di bawahnya?"

Yoojung manggut-manggut, "Iya, sekaligus bunga warna-warninya juga."

Sembari bekerja dengan tangan masing-masing, Yoojung kemudian melanjutkan obrolan dengan Koeun, melancarkan aksi ingin tahunya tentang hubungan Koeun dengan Mark.

"Udah jadian berapa lama kalian?"

"Gak jadian."

"Heh maksudnya?"

"Seinget gue sih, gak ada hari dimana gue dan dia saling nyatain perasaan."

"Oh, jalanin aja dulu gitu ya?"

Koeun mengedikkan bahunya, "Mungkin."

"Tapi kalian ke mana-mana berdua, so sweet banget sih."

"Iya, Mark nempel mulu, diusir-usir juga gak mempan."

Yoojung tertawa mendengarnya, "Kemarin dia kayaknya udah sakit banget tuh, pagi ini udah seger lagi, lo apain semalem?"

Giliran Koeun yang tertawa, ternyata ada juga yang lebih terus terang bertanya dibanding ketika dirinya bertanya pada Yeri tempo hari lalu.

"Gue ambil sebagian demamnya." Jawab Koeun sambil mengerling nakal.

Yoojung berteriak heboh lalu memukul-mukul lengan Koeun.

Koeun tertawa-tawa melihat reaksi ala fangirl Yoojung tersebut. Sepertinya, dia terlalu jujur menjawab ya?

.

.

Nooohh nooohh apdet nooohhh

Touch - MarkoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang