Jaehyun dan Johnny sudah bersantai di rumah begitu Mark datang setelah mengantarkan Koeun pulang sehabis mengajar. Tadi ia berhasil membujuk Koeun untuk makan malam dulu di salah satu angkringan favorit Mark.
Untunglah gadis itu setuju dan akhirnya justru terlihat begitu puas dan senang dengan makanan-makanan di hadapannya. Sampai gadis itu bilang kalau dia ingin diajak lagi makan di tempat-tempat seperti itu.
Mark tentu saja menerima permintaan gadis itu dengan senang hati, kalau perlu, setiap hari saja ia ajak gadis itu makan malam bersama sekaligus wisata kuliner. Tapi ia tahu pasti keinginannya itu akan ditolak mentah-mentah oleh Koeun dengan nada galak semacam, “Gak mau! Mending gue tidur di rumah!”
Akhir-akhir ini Jaehyun sadar kalau Mark kini sudah mulai sering berekspresi, tidak lagi sedatar dulu, dengan insting kuatnya sebagai abang, ia rasa gadis yang waktu itu dipandangi terus-menerus oleh Mark di kantin adalah penyebabnya.
“Oh bang John, kak Jae udah pulang. Tumben.” Ucap Mark sambil melepaskan jaketnya lalu melemparnya asal ke atas sandaran sofa.
Kemudian ia merebahkan dirinya di atas sofa empuk nan luas yang cukup untuk menampung ketiga saudara itu setiap bersantai di ruang TV.
Johnny dan Jaehyun saling pandang dan mengulum senyum melihat adik bungsu mereka yang akhir-akhir ini lebih sering pulang malam.
“Dek abis dari mana? Malem banget pulangnya.” Tanya Johnny yang kini sedang memangku salah satu buku kedokteran yang baru saja ia beli. Kacamata bulatnya bertengger manis di hidung bangir sang empunya. Pemandangan yang cukup untuk membuat semua teman wanita di sekitarnya berteriak histeris saking terpesonanya.
Sedangkan Jaehyun sedang memangku laptopnya yang kini sedang sibuk menginput data hasil penelitiannya per-hari.
Mark menengokkan kepalanya pada kedua abangnya lalu mengangguk, “Banyak kerjaan.”
Jaehyun mencibir, “Banyak kerjaan di BEM atau sibuk ngapelin cewek?”
“HAAAH? APA??” Tanya Johnny pura-pura kaget, soalnya dia belum pernah mendengar langsung dari mulut Mark perkara pendekatannya pada seorang gadis di kampus.
Ia hanya mendengarnya diam-diam dari Jaehyun tempo hari, jadi kali ini ia ingin pura-pura terkejut mendengarnya.Mark mendelik, “Bang John pasti udah tau dari Kak Jae, gak usah pura-pura kaget gitu deh.”
Johnny dan Jaehyun langsung tertawa geli, adik bungsu mereka ini memang terkadang sangat peka dan sudah hafal bagaimana perilaku kedua abangnya itu.
“Terus gimana? Udah ada kemajuan? Udah dua minggu loh dari terakhir gue liat itu cewek di kantin waktu itu.” Kata Jaehyun.
Mark hanya mengedikkan bahu, “Lagi nyaman kayak gini.”
“Kayak gini gimana?” Tanya Jaehyun penasaran.
“Ya kayak gini, bingung gue jelasinnya.”
Johnny senang mendengarnya, ini kemajuan pesat untuk kasus adiknya yang terlihat begitu susah bergaul. Bahkan ini kali pertamanya melihat Mark dibuat resah oleh seorang gadis.
“Belom jadian tapi udah rasa pacar?” Tebak Jaehyun.
Mark memiringkan kepalanya, “Mungkin. Tapi gue juga gak tau apa gue bisa pacaran atau gak sama dia ke depannya.”
“Loh kenapa?” Tanya Johnny bingung.
“Emangnya sekarang gue suka sama dia?”
Pertanyaan aneh itu membuat kedua abang Mark mengerutkan dahi. Ini jadi maksudnya apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch - Markoeun
FanfictionIf you couldn't feel it through my emotional expression, so, how about through this kind of touch?