Rasmi melempar pandangannya keluar jendela. Kereta berjalan cepat membuat pemandangan terlihat kabur. Ia mengunci pandangannya.
Pikirannya jauh melayang terbawa oleh segala rasa yang tercampur aduk didalam hatinya. Rasmi kemudian bersandar sambil menghelas nafasnya. Hatinya diselimuti keraguan.
Semua pertanyaan "bagaimana jika ...?" Berputar-putar dalam benaknya. Walaupun terbesit rasa senang akan berjumpa dengan Abdil.
Bagaimana jika Mas Abdil lupa denganku?
Bagaimana jika keputusan ini salah besar?
Bagaimana jika Mas Abdil ternyata tidak ada disana?
Bagaimana jika Mas Abdil sudah memiliki kekasih yang baru?
•••
Rasmi dan Endah dijemput oleh Lek Parman di stasiun Gambir. Setelah Lek Parman memasukan semua koper serta barang bawaan, mereka bertolak menuju Bogor.
Kota Bogor siang itu, seperti biasa diguyur hujan. Mereka bercakap-cakap sampai hujan berhenti, namun belum sampai kerumah Lek Parman.
Rasmi melihat pemandangan kota Bogor dan tentu saja Istana Bogor serta rusa-rusa yang memenuhi halamannya. Senyumnya sumringah setelah Lek Parman bilang akan mengajak mereka jalan-jalan keliling Bogor di hari Sabtu.
“hari pernikahannya kan, Minggu. Kalian jalan-jalan saja... Tapi yang nyupirin Endah hehe”
Rasmi melirik Endah. Raut wajahnya seperti bertanya memang kamu bisa nyupir?
Seperti paham dengan eskpresi Rasmi, Endah menoleh kekursi belakang sambil mengangguk dan memberikan jempolnya untuk Rasmi.
Malamnya, Rasmi blusukan di Google Map. Ia mencari sebuah nama pangkalan udara TNI AU yang tertulis dalam surat Abdil.
“Ndah, ono kertas ndak?”
“sebentar yo, aku minta ke Fajar.” Beberapa menit kemudian Endah kembali.
“nih.”
“heh! Iki buku catatan MTK Fajar!”
“aku cari ora ono dimana-mana, aku delok ke kamarnya, iku bocah juga ora ono. Yo wis, aku ambil saja buku itu didalam tas sekolahnya.”
Rasmi menggeleng, kemudian merobek kertas bagian tengah buku Fajar.
“nih! Kembalikan, iso disetrap gurunya kalo dia sesuk ndak bawa buku catatannya.”
“kamu nulis opo toh, Mi?”
“ssttt!!”
Setelah menulis alamat Lanud Atang Sendjaya, ia melihat jarak serta rutenya dari rumah Teh Irma. Ternyata cukup jauh, rumah Lek Parman berada di daerah Ciapus Bogor.
Ketika jam pada layar ponselnya menujukan angka 00.45 Rasmi mematikan ponselnya dan lekas tertidur. Esok akan menjadi hari yang panjang bantin Rasmi sambil terlelap.
Esoknya, mentari bahkan belum menampakan diri pagi itu. Rasmi yang sedang siap-siap dikamar, dipanggil oleh Endah dari luar.
![](https://img.wattpad.com/cover/143986515-288-k892170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota Jogja Saat Pesiar (TAMAT)
Fiksi UmumAda pemandangan yang tidak biasa saat Abdil melihat keluar dari bis IDAFA dikala pesiar. seorang perempuan berlari kencang. Entah sedang dikejar atau mengejar. Pada awalnya, Abdil hanya mengira mungkin perempuan itu sedang terburu-buru. Ternyata tid...