14. M. Abdil Aditya Pov (2)

3.9K 316 0
                                    

Flashback

Prasetya Perwira

Hari ini terik sekali. Seluruh Capaja Akademi TNI dan AKPOL berbaris ditengah lapangan istana merdeka di Jakarta. Kami semua memakai PDU 1 lengkap dengan topi pet.

Setelah kami diambil sumpah sebagai perwira, pikiranku mengulang adegan-adegan yang telah kulalui selama pendidikan. Rasanya baru kemarin, Bang Yuda menampar keras wajahku yang hebatnya membuatku bangkit dari kehidupan yang suram.

Rasanya baru kemarin, aku bersama kawan-kawan memasuki pendidikan chandradimuka. Gerbang Chandradimuka kami masuki dengan tegar dan percaya diri. Kami diperkenalkan dengan kehidupan militer yang sebenarnya.

Sekarang kami disini, setelah menempuh perjalanan yang berliku dan penuh halang rintang selama pendidikan. Memberikan seluruh tumpah darah untuk Negeri ini. Indonesia.

Setelah upacara usai, orangtua diperkenankan untuk mendampingi anak-anaknya. Teringat almarhum Papah dan almarhumah Mamah. Aku menyesal telah menyia-nyiakan mereka dulu. Sekarang setelah aku menjadi perwira remaja, mereka telah tiada.

Ditengah suasana yang haru ini, aku terus berdiri tegap sampai Kak Kiki memelukku. Kemudian Bang Yuda menyusul. Dalam dekapan Bang Yuda, tangisanku pecah.

•••

Sekolah penerbang. Membawaku kembali ke kota Jogja. Sebenarnya, aku memang tidak pernah jauh dari Rasmi. Namun aku belum siap bertemu lagi dengannya. Masih jelas dalam benakku, wajah Rasmi yang menangis saat kami berpisah. Aku benar-benar belum siap bertemu Rasmi. Entah kapan aku siap. Namun yang pasti, saat ini bukan waktunya.

Beberapa malam ini, aku dan beberapa siswa sekbang akan melaksanakan terbang malam. Latihan terbang malam akan kami jalani selama 21 hari dan akan dilaksanakan di area Solo dan sekitarnya menggunakan Pesawat G-120 TP-A Grob.

 Latihan terbang malam akan kami jalani selama 21 hari dan akan dilaksanakan di area Solo dan sekitarnya menggunakan Pesawat G-120 TP-A Grob

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dul, lu tau enggak? dulu ada senior kita yang nyasar!"

"Nyasar kemana?"

"Otw Semarang"

"Kok bisa?"

"Ngapelin calonnya bawa pesawat, biar keren heuheu" Memang iseng si Fajri, ya. Aku dan Fajri bersatu kembali di sekolah penerbang. Ikatan persahabatan kami sudah seperti saudara.

"Eh Dul, ngemeng-ngemeng.. lu kenal sama cewe yang sering ada di pabrik batik?"

"Mbok Ajeng?"

"Yeee bukan! Temennya Rasmi!"

"Oh, kenal.. kenapa? Enggak bakal gue kenalin ke elu juga"

"Tega lu"

"Dia kebagusan buat lu"

"Eh eh eh! Dia itu ke AYU-an nah gue baru ke BAGUS-an"

Setelah memaksaku berulang kali, sampai panas dan bosan aku mendengar Fajri. Akhirnya pesiar minggu ini, kami memutuskan untuk pergi ke pasar Beringharjo. Pura-pura menjadi pembeli disana. Untuk apa lagi kalau bukan untuk menemui Endah? Awas saja kalau si curut Fajri malu-malu apalagi malu-maluin.

 Untuk apa lagi kalau bukan untuk menemui Endah? Awas saja kalau si curut Fajri malu-malu apalagi malu-maluin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pokoknya gue tunggu diluar! Lu ubek-ubek aja itu pasar sampe ketemu Endah! Gue gamau sampe ketauan!"

"Yaelah Dul, santai aja kenapa! Lagian kan Endah enggak kenal sama gue, enggak tau gue siapa. Pokoknya gue mau beli buat sampel nikahan kakak gue!  Biar dapet nomer teleponnya heuheu"

"Udah jangan banyak ngomong lu ah! Sana buruan!"

Author PoV

Sesampainya didalam, Fajri kebingungan. Abdil hanya memberi petunjuk, bahwa Endah menjual souvenir untuk pernikahan dan oleh-oleh di kiosnya. Fajri menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Kebingungan harus mulai dari mana. Kemudian, semangat seperti berkobar dalam jiwanya. Ia mengepal tangannya dan berkata.

"Gue pasti bisa!"

Setelah mencari dan bertanya kesana-sini, akhirnya Fajri menemukan kios Endah. Sebelum masuk, Fajri berdo'a. Tiba-tiba seseorang menyenggolnya.

"Ngapain toh, Mas berdiri sambil merem! Situ sehat?"

"Wal afiat Mba" perempuan itu memutar kedua bola matanya.

"Eh Mba, saya mau nanya sampel souvenir buat nikahan.."

"Boleh, silahkan kebetulan saya ownernya."
Fajri tersenyum.

"Boleh minta nomernya enggak Mbak? Biar enak nanya-nanya." Endah memberi nomer hpnya kepada Fajri. Kemudian Fajri kembali ke Abdil di luar. Sambil melompat, Fajri merangkul Abdil.

"DULLLL BEDULLL!!"

"Enggak usah teriak-teriak curuttt! Malu!"

"Ya Allah Dul seneng banget gue! Ayuk pergi!" Malamnya, terasa begitu tenang untuk Abdil. Fajri sudah anteng chat Whatsapp dengan Endah. Akhirnya, malam itu ia dapat tidur pulas.

Halo lovely readers! Fajri yang iseng dan kocak kalau jadian sama Endah yang berisik dan sotoy kayak apa ya? 😂

Btw sorry kesalahan teknis jadi aku batalkan publikasi 2 part hehe salah judul ehhhh ke publish😷 sorry tak bermaksud spam notif 🤕

Kota Jogja Saat Pesiar (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang