Part 4

60 26 3
                                    

"Besok lanjutin lagi tuh bikin visi" Ucap Bindy sudah bersiap untuk pulang.

Rabin hanya mengangguk. "Iya"

Tadi mereka hanya membuat kata sambutan dan ungkapan menjadi ketua osis. Karna waktu sudah malam, mereka berniat melanjutkannya besok saat pulang sekolah.

Bindy pun pamit pada kedua orang tua Rabin. Lalu berjalan menuju mobilnya.

Bindy melambaikan tangan. "Daaah" dibalas dengan hal yang sama oleh Rabin.

Sesampainya dirumah, Bindy membuka pintu utama. Langkahnya langsung terhenti karna Sean menghalangi jalannya dan menatapnya tajam.

"Abis dari mana?" Tanya Sean.

"Apa peduli kakak?"

Sean menggeram. "Cepet. Masuk kamar" titahnya.

Bindy hanya membalas dengan tatapan tidak suka kepada Sean. Dan berlalu cepat menuju kamarnya. Menutup dan mengunci pintu kamar.

Dia merebahkan badannya dikasur. Bibirnya tersenyum. Hari ini dia sedikit banyak tertawa tentang hal sepele.

Tak tahu. Padahal hal yang dia tertawakan itu agak garing. Namun entah mengapa Bindy suka berteman dengan Rabin. Walaupun mereka tak ada perjanjian pertemanan. Tapi secara tidak langsung mereka sudah menjadi teman.

Bindy mengangkat badannya. Berjalan menuju kamar mandi. Mencuci badannya setelah seharian beraktivitas.

Dapat teman dihari pertama sekolah adalah hal yang sangat disyukuri Bindy. Dia juga gak tau kenapa merasa nyaman kalo berdekatan dengan Rabin.

Bindy sudah selesai mandi. Handuk melilit kepalanya. Duduk dimeja rias. Menatap dirinya dicermin. Dengan tatapan datar yang berubah menjadi senyuman.

Mengingat tingkah dan lawakan Rabin membuatnya merasa terlepas dari pikiran berat saat dia dirumah selama liburan.

Semoga Rabin lah yang akan menjadi orang yang bisa menghilangkan beban masalah Bindy yang silih berganti.

~~~~

Suara terdengar memekakkan telinga. Lampu yang padam nyala serta musik yang berdentam-dentam. Menandakan kalau tempat tersebut adalah tempat hiburan malam.

Yaitu tempat dimana berbagai minuman beralkohol terjual.

Lelaki dengan pakaian hitam dan jaket kulit duduk dibangku yang didepannya terdapat meja bar. Mengangkat tangannya keudara seakan memanggil.

Waiters datang menghampiri.

"Vodka"

Waiters menangguk. Tak lama datang lagi dengan membawa apa yang tadi dipesan.

Orang itu menuangkan isinya kedalam gelas berukuran kecil. Menengguknya. Matanya melihat sekumpulan orang-orang yang berjoget ditengah lampu disko dengan mengikuti irama musik.

"Haii sayang. Udah lama?" Sapa perempuan lalu duduk disebelahnya.

"Baru aja" lalu merangkul perempuannya.

Nama perempuan itu adalah Arleta. Yakni pacar dari Sean.

Tunggu dulu. Sean? Yaa. Orang itu adalah Sean.

Sean menopang dagu dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya meraih rambut Arleta yang menutupi wajah dan menaruhnya dibelakang telinga. "Kamu makin cantik Leta" puji Sean.

Arleta mengangkat tangan keudara. Memesan wine. Dan datanglah waiters dengan botol minuman anggur yang sudah bercampur alkohol.

Menuangkan isinya kedalam gelas kecil. Menengguknya. Dan menatap Sean seraya tersenyum yang membuat hati bergetar. "Makasih"

RabindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang