Part 17

17 8 0
                                    

Spesial pov Bindy.

Bindy pov.

Didalam kamar, manatap luar jendela sambil merasakan terpaan angin malam. Hanya cahaya bulan yang menyinari. Tanpa lampu sebagai penerangnya.

Aku bingung, bagaimana lagi aku harus bersikap. Aku bingung kenapa kehidupan ini begitu berat ku jalani. Aku bingung kenapa cobaan ku tak kunjung usai. Aku seringkali bertanya, kapan aku berada pada titik bahagia?

Memang, setiap insan yang hidup di dunia merasakan masalah yang silih berganti. Tapi, sepertinya mereka tak seperti ku. Setelah mendapat cobaan, mereka merasakan bahagia yang teramat. Sedangkan aku? Ah sudah lah, aku gak mau mengungkit sakit hati ini lagi. Yang semakin dalam dan menancap dibagian terdalam hatiku.

Kesannya aku ini orang yang dramatis. Iya memang. Kehidupan ku itu terlalu dramatis, sehingga aku masuk kedalamnya.

Aku ceritakan kepada langit tentang keluh resah ku. Berharap suatu saat, yang entah kapan itu terjadi. Aku ingin hidup bahagia, aku ingin merasakannya tanpa adanya topeng disana. Maksudnya, aku ingin merasakan bahagia dengan orang yang tidak sedang berpura-pura, tapi aku ingin merasakannya dengan orang yang tulus membuat ku bahagia.

Aku bertanya pada langit kali ini. Tapi siulan angin lah yang seakan memberikan jawaban. Yang memberikan ku ketenangan tersendiri. Walaupun tidak menyelesaikan masalah yang terjadi.

Tentang perjodohan konyol orang tua ku. Aku tidak habis pikir. Aku tertawa miris, menertawai semuanya. Sungguh miris sekali diriku ini. Dijodohkan, secara cepat diluar dugaan, dan tanpa persetujuan.

Apa yang harus aku lakukan? Kabur dari rumah? Itu pernah ku lakukan saat ku kecil. Karna aku merasa berada di rumah teman, dan kebaikan orang tua mereka membuat ku nyaman. Aku kabur dari rumah dan menginap disana. Tapi apalah daya, orang suruhan papah ku menarik ku untuk pulang kembali. Aku selalu dan selau menunggu saat dimana orang tua ku berubah. Berubah dan sadar kalau mereka itu mempunyai kewajiban untuk memberikan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya.

Tak perduli umur ku yang terbilang kini tidak kecil lagi. Aku bersyukur, setidaknya waktu ku ke raja ampat aku merasakan moment yang kutunggu sejak dulu. Tak terasa air mataku mengalir deras dan terisak perih. Mereka melakukannya padaku, mereka berhasil. Sungguh berhasil membuat ku... entah lah kalian pasti bosan dengan curhatan ku tentang orang tua ku kan?

Tapi, aku tidak pernah bosan buat berharap ini itu tentang keluarga ku.

Berharap kepada yang menciptakan langit dan bumi. Berharap kepada yang menciptakanku melalui orang tua ku. Berharap kepada sang penguasa alam semesta. Aku selalu yakin, doa ku akan terkabul kelak. Semua kan indah pada akhirnya. Mungkin hidupku belum mencapai akhir. Maka aku tak boleh bosan untuk berharap padaNYA.

Mataku perih, hampir beberapa menit aku tidak berkedip. Karna air mata yang terus menerobos, membuat ku muak sendiri dengan air mata ini. Akupun berkedip beberapa kali. Mengusap bulir air mata di wajah ku dengan lembar tissue.

Aku bangkit berdiri dari tempat duduk ku sebelumnya. Aku melihat kelantai. Cukup banyak tissue yang berserakan disana. Bekas tissue yang ku pakai untuk mengelap air mataku. Aku tidak sadar, tak terasa kalau sekarang sudah jam dua belas malam. Pantas saja angin yang kurasa semakin dingin rasanya. Aku memungut satu persatu tissue itu. Membuangnya ditempat sampah kecil yang terletak di sebelah meja belajar ku.

Aku duduk dibibir kasur. Dan ku hamparkan badanku diatasnya. Terasa tulangku agak remuk karna kelamaan duduk. Mataku kupejamkan cukup lama. Dan kembali ku buka mata ku. Sulit tidur aku akhir-akhir ini. Memikirkan nasib ku nanti setelah aku bertunangan lalu menikah.

Aku duduk kembali. Dan beranjak mengambil tas kecil yang tergantung disebelah lemari pakaian. Tas kecil yang selalu bersama ku.  Aku menatap cermin rias. Merah padam warna muka ku kini. Mataku sembab banget. Aku mengambil obat tetes mata, ku tetesi di mataku. Agar mataku gak merah lagi. Aku cuci muka terlebih dahulu sebelum keluar rumah.

RabindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang