Berita baru! Gw gk jd private cerita gw Wkwkwk. Trsrh dh mau fllw atau gk. Tp klo cerita ini seru juga otomatis lo fllw akun gw. Jd gk perlu gw paksa;)
Happy reading;)))
~~~~
Pagi yang cerah. Burung kecil yang berkicau merdu. Tirai mulai di buka lebar. Lantas terpaan sinar pagi menyerbu seisi kamar yang seluas sekitar enam kali lima meter.
Robin menghalangi pancaran sinar itu dari matanya. Dan dia pun langsung terbangun dari tidur malam yang panjang.
Ferdi orang yang membuka tirai tadi langsung menanyakan pendapat Robin tentang menu yang dia cari di google melalui ponselnya.
"Paket yang mana kata lo?" Tanya Ferdi.
Bukannya menjawab, Robin malah beranjak dari duduknya, dan langsung menuju kamar mandi.
Kebiasaan yang emang sudah dia punya sejak lahir, yaitu suka gak nyambung saat di ajak ngomong kalo baru bangun tidur. Atau yang lebih parahnya dia gak bakal denger dan gak perduli sama keadaan sekitar. Robin kayak semacam kena hipnotis. Sebelum mukanya dia siram pake air, maka kebiasaan itu akan terus terjadi.
Robin kembali dari dalam kamar mandi. Mengelap wajahnya yang basah pakai handuk kecil yang di sampirkan di depan pintu kamar mandi.
Lalu menghampiri Ferdi yang sibuk menatap layar ponselnya.
"Lo lagi ngapain Ferd?" Tanya Robin. Dia langsung duduk di sebelah Ferdi.
Ferdi menyerahkan ponselnya ke Robin. "Enakan yang mana paket menunya? Gue bingung, antara paket satu sama yang paket tiga"
Robin yang sudah melihat langsung memberi usulnya. "Yang ini aja. Kalo yang ini kan ada tanda best seller nya" Robin seraya menunjuk menu paket nomor tiga.
Ferdi mengangguk. "Oke. Berarti gue booking ini makanan sekarang, sekalian booking tempatnya"
"Itu lo booking buat yang jam berapa?" Tanya Robin. Dia pun meneguk air mineral dalam gelas bening.
"Hah apaan?" Ferdi menongak.
"Buat yang jam berapa?" Ulang Robin.
"Ooohhh. Gue booking buat nanti siang sih. Jam satu lah kira-kira" prediksi Ferdi.
Robin langsung bangkit. "Yaudah. Gue mau mandi dulu, biar seger"
Dengan kejailan seorang kakak kepada adiknya. Robin dengan iseng mengguncang-guncang badan Rabin dengan gak sabaran.
"Woi bangun woi" teriak Robin.
Akhirnya ada gerakan yang terjadi. Dan tanda-tanda kebangunan sudah terjadi.
"Apaan sih?" Tanya Rabin dengan suara serak khas orang bangun tidur, tanpa membuka setitik pun matanya.
"Bangun!" Suruh Robin.
"Hmmm" Rabin bergumam sambil membenarkan selimutnya, memeluk guling lagi. Sepertinya dia bakal kembali tidur.
Melihat itu Robin langsung saja ngabrit ke kamar mandi. Kebetulan perutnya seketika mulas, panggilan alam yang sangat kuat memang.
Saat sudah selesai melakukan pem-bookingan tempat. Ferdi langsung berdiri. "Rob, nanti lo ke bawah aja buat sarapan" teriak Ferdi dan langsung di balas dengan Robin dari balik pintu kamar mandi. "Iya" dengan suara yang sama kerasnya.
~~~~
Pukul 10.00 WIT.
Bindy menyelesaikan tawanya. Karna kelucuan yang di buat Ferdi tadi tentang bu Yuri yang katanya lagi deket sama pak Yanto. Akhirnya dua insan yang unik itu dekat juga karna perjodohan yang di lakukan Rabin. Awalnya emang candaan. Tapi malah mereka baper beneran. Kalo kayak gini namanya sih berita hot yang super duper. Rabin harus tau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rabindy
Teen FictionRank #5 harta Rank #110 kocak "Tangis mu adalah sumber luka. Sedangkan tawamu yang sekarang adalah sumber kebahagiaan. Teruslah tertawa, agar aku bahagia." - Rabin Satya Cendana - *** Sebelumnya maaf, ini masih kerangka cerita. Blm jadi cerita utuh...