Part 3

60 29 5
                                    

Bindy melangkah dengan perasaan aneh. Otaknya tak tau mengapa terus saja kepikiran dengan orang yang belum dia ketahui namanya. Orang yang gak sengaja menabrak mobilnya tadi pagi sampe motornya tersebut rusak.

Bindy terperangah. Mengedipkan matanya berulang kali. Dirinya sudah ada didaerah belakang kantin. Diluar sadar, tiba-tiba dia berada disana. Bindy melanjutkan jalannya.

Hari ini dia masih ingin berada disekolah. Berlama disana. Entahlah. Dia rasa tidak ingin pulang. Tidak ingin bertemu dengan keluarganya dengan cepat.

Bibirnya membuat sebuah senyuman. Saat melihat orang yang ada dipikirannya yang membuat langkah kakinya sampai ditaman belakang kantin.

"Aaaaaaakk" Orang itu histeris karna kaget melihat Bindy berdiri menatapnya.

Cewek itu tertawa. Melihat wajah terkejut sekaligus suara teriakan. Tawanya begitu ngakak. Sampai orang yang ditertawakan hanya menatap Bindy aneh.

"Kenapa lo kesini?" Tanyanya.

Bindy menghentikan tawanya. "Jangan tanya gue. Kaki gue yang minta"

"Lo nguntit gue kan?" Tembak dia asal-asalan.

Bindy melotot tak terima. "Kagak"

Orang itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana putihnya. "Gue bercanda"

Bindy mengangguk. "Emmm. Gue gak sengaja liat lo ngetik sesuatu dilaptop. Apaan yang lo ketik?" Tak tahu. Bindy seketika penasaran.

Orang itu menghela napas berat. "Gue bakal jadi ketos. Gue disuruh nulis ungkapan sama visi misi. Gue bingung"

"Yaudah buat lah"

"Yaa kalo gue bisa bakal gue buat sekarang juga. Sekarang gue mau pulang. Byee" Ucapnya kemudian mulai berjalan.

Bindy meraih tangan dia. "Eh jangan pulang dulu. Gue bisa kok bantu lo"

Orang itu memberhentikan langkahnya. "Serius lo bisa?"

Bindy mengangguk yakin. "Dulu gue ketos pas SMP" Ceritanya. "Duduk dulu aja disini, gue lagi gak pengen pulang cepet" Bindy menepuk tempat duduk sebelahnya.

Orang itu namanya Rabin. Hanya mengangguk mengiyakan. Mengeluarkan laptop putih milik sekolah itu.

"Baru apa aja yang diketik?"

Rabin membuka microsoft word. Dan terlihat sebuah kalimat.

'Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu'

Membuat tawa Bindy meledak lagi. "Baru ini?"

Rabin menatap Bindy aneh. "Kenapa ketawa?"

"Lo lucu"

"Lucu? Emang gue badut mampang?"

"Haha. Enggak. Sini gue bantu"

Rabin menyerahkan laptop tersebut pada Bindy.

"Jadi tuh. Apa yang ada dikepala lo tentang ungkapan?"

"Yaa gitu"

"Yaa apa?"

"Yaa gitu"

Bindy mendesah. "Oke. Gue kasih tau. Ungkapan buat jadi ketos itu misalnya 'Saya sangat senang saya yang akan jadi ketua osis disekolah ini, menjadi pemimpin para osis kedepanya' gitu deh kira-kira"

Rabin ngangguk-ngangguk. "Yaudah kalo gitu lo aja yang jadi ketos"

"Eh eh eh enggak. Lo harus coba. Jadi ketos itu ada serunya loh"

Rabin menbuang nafas lelah. "Gue bahkan gak ngarepin sama sekali buat jadi begituan"

"Ayo pasti bisa deh" Bindy memberi senyum semangat.

RabindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang