Hari ini ada pelajaran bahasa indonesia. Dalam satu minggu, pelajaran itu mendapat jatah empat jam. Dan dibagi menjadi dua hari, dua jam kemarin, dan dua jam nya lagi hari ini.
Kemarin pak Darwan menjelaskan materi pantun dan puisi. Dan dia menugaskan anak muridnya buat membawakan sebuah pantun atau puisi. Bebas.
Rabin masuk kedalam kelas. Karna tadi ada panggilan alam yang kudu diselesain.
"Assalamualaikum" ucapnya dan langsung nyelonong ke tempat duduknya.
"Ett ett.. sini kamu, siapa yang suruh kamu duduk?" Tanya pak Darwan.
"Yaa gak ada. Inisiatif pak namanya" jawab Rabin.
"Sini, sini, sini" pak Darwan menggerakkan tangannya simbol menyuruh Rabin buat kedepan.
"Kenapa pak?"
"Kamu yang maju duluan. Buat bacain pantun atau puisi" jelas pak Darwan.
"Hah? Bapak yakin saya yang duluan?"
"Iya lah"
Rabin pun pasrah. Diapun sudah berdiri didepan teman kelasnya. Dia bingung, apa yang bakal dia bawain? Sedangkan dia gak ngerjain sama sekali.
Rabin pun memulai. Apapun resikonya. Yang penting dia berpantun lah intinya.
"Beli kue cucur dipadang rumput...
Pulangnya naik pesawat...
Emg nya ada cucur di padang rumput...
Kalo emang ada, berapa harga pesawat..."
Rabin pun menyelesaikan pantunnya dengan membungkuk hormat macem orang yang abis mentasin persembahan.
"Pantun macam apa itu Rabin?" Tanya pak Darwan bingung.
"Yaa macam yang saya buat tadi"
"Ulang-ulang" titah pak Darwan.
Rabin pun mikir lagi, ternyata yang tadi itu salah.
"Woii semua, gue bakal ngasih pantun lagi ini, tapi setiap satu kalimat, kalian harus ucapin 'cakeep' oke!"
"Gue mulai nih.
Beli kerupuk di Singapore..."
"Cakep" ucap semuanya.
"Jangan lupa sama saos nya..."
"Cakep" ucap semuanya.
"Ngapain ke singapore..."
"Cakep" ucap semuanya.
"Kalo cuma beli kerupuk sama saos..."
"Bego" ucap semuanya dan kelas langsung penuh dengan suara tawa.
"Lagi Rab lagi" celetuk Bindy.
"Yee ketagihan lo" tolak Rabin.
"Iiih lagi iih" Kezia menyahut.
"Okey lah okey. Gue bakal bawa satu pantun lagi. Tapi gatau deh namanya pantun atau puisi" jelas Rabin.
"Yaudah iya" jawab Ferdi.
"Semuanyaa dengar baik baik.
Beli rujak di pok imah....
Beli asinan di pok nurme....
Terus gue beli bakso di bang jawir....
Terus beli es cendol anget....
Beh enak banget sih gw gk boong...
Kalian harus cobain...
Apalagi makan itu semua disiang hari yang lagi terik, wagelasih mantap dah. Tapi kalo mau makan itu harus kudu strong lidahnya, karna kalo gak, gue ngeri copot aja lidahnya karna ngerasain pedes. Okehhhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rabindy
Novela JuvenilRank #5 harta Rank #110 kocak "Tangis mu adalah sumber luka. Sedangkan tawamu yang sekarang adalah sumber kebahagiaan. Teruslah tertawa, agar aku bahagia." - Rabin Satya Cendana - *** Sebelumnya maaf, ini masih kerangka cerita. Blm jadi cerita utuh...