Rabin yang emang kebagian terakhir mendapat jatah kamar mandi. Diapun menunggu dengan sabar. Tadi Robin duluan yang ke kamar mandi buat ganti baju. Sekarang dia menunggu Ferdi.
Saat selesai. Ferdi menanyakan keberadaan si Robin. Karna orang itu gak ada di kamar mereka.
"Katanya dia mau ke kamar si Kezia. Coba aja lo ke sana?" Info Rabin. Yang langsung di susul Ferdi tanpa basa-basi.
"Halooo semwaaaaaa. Diriku back again" ucap Rabin memasuki kamar si Bindy. Yang memang sudah ramai lagi pada main kartu uno.
Rabin duduk di sebelah Robin.
Tak lama, dia bangun lagi. Sepertinya ada yang ketinggalan di kamarnya.
Rabin kembali duduk setelah mengambil cairan sabun yang di beli dekat pantai tadi. Membuka tutupnya. Dan langsung dia meniup hingga banyak gelembung yang keluar.
Robin yang melihat itu melongo. Kemudian mengambil alih cairan sabun itu.
"Latahan deh latahan" cibir Rabin.
Robin nyengir dan melakukan hal sama. Meniupnya hingga menjadi banyak gelembung.
"Lo beli di mana?" Tanya Robin.
"Di tukang mainan anak kecil. Ya kali gue beli di tukang kayu" jawab Rabin. Kayaknya dia rada sebel merespon si Robin. Karna udah latahan.
"Gue menang!" Ferdi teriak bangga.
Robin langsung menaruh cairan sabun itu. Dan membanting kartu miliknya yang masih tersisa itu ke tengah gundukan kartu.
"Bangke lah gue kalah!"
"Syukurin lo! Itulah balasan bagi orang yang suka latah" ucap Rabin.
"Gak sih. Sebenarnya gue gak masalah kalo kalah" Jawab Robin enteng.
Yang di balas dengan ledekan oleh Rabin yang bibirnya membentuk seperti bebek yang lagi tersenyum.
"Hidih" Robin bergidik jijiq melihat ekspresi Rabin itu.
"Eh bentar. Gue mau ke toilet!" Ferdi langsung berdiri dan buru-buru keluar kamar. Di susul dengan Bindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rabindy
Teen FictionRank #5 harta Rank #110 kocak "Tangis mu adalah sumber luka. Sedangkan tawamu yang sekarang adalah sumber kebahagiaan. Teruslah tertawa, agar aku bahagia." - Rabin Satya Cendana - *** Sebelumnya maaf, ini masih kerangka cerita. Blm jadi cerita utuh...