Hey♥
Semoya memuaskan ya!
~ ~ ~ ~ ~
Miki bersorak-sorak tanpa tujuan sambil melompat-lompat di atas kasurnya. Entah mengapa mood-nya menjadi sangat baik setelah mendapat persetujuan Lenna.
Persetujuan apa? Err, soal belajar memasak itu lho.
"Michael, udah malem! Ganti ya, kalo kasur kamu roboh!" seru mama Miki dari kamarnya sendiri -- berdua dengan papanya Miki juga, sih.
Miki mencibir pelan, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasurnya sambil mengatur napasnya yang terengah-engah.
Sialan. Lenna bikin gue kayak orang gila, pikir Miki sambil senyam-senyum. Cowok itu memandangi langit-langit kamarnya. Tiba-tiba, ia tertegun.
"Lenna bisa masak, kan?" tanyanya pada diri sendiri sambil menepuk keningnya. "Miki bego, elah."
* * *
Lenna mengusap peluhnya sambil menatap puas sebuah lauk yang kini tergeletak mengenaskan di atas piringnya.
Telur dadar gosong.
Lenna mengangkat tinggi-tinggi piring itu dan berseru senang. Cewek itu menjerit-jerit dalam hati. Ia terlalu bahagia karena berhasil membuat satu telur dadar itu. Yah, padahal ia mengorbankan tujuh telur tak bersalah dan sebuah mangkuk beling.
Nggak papa Len, perjuangan nggak sia-sia, batin cewek itu sambil menatap telur dadarnya. Ia menghela napas. Padahal, rencana awalnya dia ingin membuat telur ceplok. Tapi telurnya terkocok, jadilah telur dadar.
Telur dadar gosong, tepatnya.
"Pagi-pagi masak? Tumben?" Suara Siska membuat Lenna tersedak air liurnya sendiri.
"I-iya, Ma. Lagi mau aja." Lenna nyengir kuda. "Maaf telurnya pecah tujuh."
Hening sesaat. "Gapapa. Manusia kan mesti belajar. Tapi kalo kasus kamu, itu namanya ceroboh. Hati-hati, La."
Lenna mengangguk ragu. "Oke, Ma. Aku berangkat ya?"
"Itu telur buat bekal?" tanya Siska kaget. Bukan karena itu, tapi rasanya memalukan sekali jika orang-orang melihat telur gosong Lenna. Oh, ternyata cewek itu juga membawa nugget dan spicy wings yang benar-benar terlalu matang.
Lenna tersenyum lebar. "Iya Ma. Kenapa emangnya?"
"Nggak papa, kok." Siska tersenyum setengah hati. "Hati-hati di jalan, ya."
Lenna mengangguk, lalu segera mencium kedua pipi ibunya dan berlari kecil ke arah garasi. Ia menyiapkan sepedanya dan menaikinya.
Seenggaknya gue udah bisa masak. Dikit, pikir Lenna sambil mulai mengayuh sepedanya.
* * *
Miki mengetuk-etukkan dagunya sambil menyandarkan tubuhnya di motornya. Cowok itu tersenyum tipis ketika melihat Lenna berjalan ke arahnya.
"Udah lama?" tanya Lenna setelah ia berdiri di sebelah Miki.
Miki menggeleng cepat. "Baru kok, baru nyampe juga."
"Oh oke." Lenna manggut-manggut. "Masaknya di rumah gue, kan?"
Miki mengangguk. "Nggak enak kalo cewek dateng ke rumah cowok. Lagian lo udah beli bahan makanannya juga kan? Nih uang gantinya.
"Keren juga jalan pikiran lo," sahut Lenna sambil mengambil sebagian uang yang Miki kasih. "Kebanyakan woi duitnya."
Miki mengedikkan bahu. "Yaudah sini sisa-nya. Eh eh, lo naik motor gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
NERDIOLA ✔
أدب المراهقينPROSES PENERBITAN. Alenna Nerdila Putri bener-bener cewek terpopuler disekolah. Tapi tidak, dia bukan terkenal karena dia anak cheers atau sebagainya. Dia terkenal karena dia nerd, ditambah lagi nama tengahnya yang juga sedikit mirip 'nerd'. Michael...