PLAN K

94.9K 5.1K 152
                                        

Hola♥

Maaf banget di chapter sebelum ini aku nggak balesin komentar kalian, soalnya sinyal lagi jelek banget :( Tapi tenang, semua comment aku baca kok!

Oh, Lenna emang bolot banget ya haha.

So, enjoy this chapter!

~ ~ ~ ~ ~

Lenna berjalan pelan ke arah kelasnya sambil memeluk buku-buku pelajaran serta tempat pensil berwarna kuningnya.

Cewek itu menguap. Semalam ia belajar seluruh -- ya, seluruh -- mata pelajaran karena Miki tak memberitahu pelajaran yang akan diujikan hari ini. Tapi, sampai pelajaran terakhir sebelum ini -- matematika -- belum ada ulangan sama sekali.

Yah, padahal Miki sudah bilang kalau hari ini tak ada ulangan. Tapi mau bagaimana lagi, Lenna mendengar ucapan Miki sebagai 'bakso nggak jualan'.

Lenna berjalan cepat memasuki kelasnya dan segera duduk di kursinya sendiri. Cewek itu membuka-buka bukunya lagi.

Mungkin aja pelajaran Bahasa Indonesia sekarang ada ulangan, pikir Lenna optimis sambil sibuk membaca glosarium bukunya.

Tiba-tiba, Lenna merasakan tepukan ringan di pundaknya. Siapa lagi kalau bukan Miki. "Gue duduk di sini ya."

Lenna hanya mengangguk.

"Rajin banget belajar," ucap Miki sambil meletakkan pulpennya di atas meja. Ya, bertolak belakang dengan Lenna, cowok ini hanya membawa sebuah buku tipis dan pulpen yang tintanya hampir habis untuk setiap pelajaran.

Lenna mencibir. "Suka-suka orang. Lagian kata lo hari ini ada ulangan, jadi gue belajar."

"Siapa bil-- AH! Len, gue udah bilang kemarin kalo hari ini nggak ulangan," sahut Miki sambil mengacak-acak rambutnya.

Lenna menautkan alisnya. "Kapan lo bilang?"

"Waktu gue muter ke rumah lo lagi," jawab Miki.

Lenna masih tetap menautkan alisnya. "Hah? Bukannya lo bilang, 'Bakso nggak jualan?'. Ih, Michael bohong."

"Gue bilang, 'Besok nggak ulangan.' Iya sih, rada mirip sama 'Bakso nggak jualan'  tapi nggak segitunya juga," sahut Miki sambil tertawa. "Intinya gue udah bilang kalo hari ini nggak ulangan."

Lenna merengut. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. Lima det-- "Tau nggak sih kalo gue belajar semaleman, nggak tidur, buat belajar semua mapel?!"

"Iya iya, gue tau." Miki menutup mulutnya dengan kedua tangan agar tawanya berhenti. Namun alih-alih berhenti, tawa Miki malah makin heboh sampai-sampai beberapa anak menatap Miki aneh -- lebih aneh daripada mereka melihat Lenna.

Lenna mendengus. Ditatap seperti itu makanan sehari-harinya selain nasi. "Berhenti ketawa."

Miki berdeham. Wajah cowok itu memerah karena kebanyakan ketawa. "Sori Len, sori. Abisnya lo lucu. Gue traktir bakso deh, nanti siang."

"Nggak makasih."

"Dua porsi, deh. Ya?"

"Nggak."

"Tiga porsi, deh."

"Lo kira gue Mamah Dedeh," cibir Lenna sambil mendorong Miki menjauh. "Dan nggak, makasih."

"Empat porsi?"

Lenna menghela napas. "Lo pengen bikin perut gue melar? Jawab!"

"E-enggak," jawab Miki sambil mengacak-acak rambutnya. "Bakso satu porsi pake jus mangga, gimana?"

NERDIOLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang