Lenna menghela napas dalam-dalam sambil memejamkan matanya. Saat ini, Lenna dan Miki tengah duduk santai di kantin. Dan untuk pertama kalinya, Lenna kabur dari kelas. Untungnya kantin cukup sepi dan guru-guru pun jadi tak mengecek keadaan kantin. Bisa gawat kan, kalau Lenna ketahuan kabur?
"Kamu diapain, Len?" tanya Miki untuk yang ke-tiga belas kalinya dalam satu jam terakhir. Lenna hanya merengut sambil duduk tegap, tak lagi bersandar pada Miki.
"Aku nggak tau. Tiba-tiba aja aku diserang pake telor sama tepung. Aku bingung deh, padahal kan sayang telor sama tepungnya, bisa dijadiin kue atau dikasih ke orang yang membutuhkan."
Miki terkekeh pelan sambil menepuk-nepuk kepala Lenna. "Kamu nggak bisa ya, nyoba negative thinking sama orang disekitar kamu?"
Lenna menatap Miki lalu mengedikkan bahu. "Bukannya nggak bisa, cuma belom nyoba aja. Apa gunanya sih, negative thinking gitu? Dosa, lho."
Miki terkekeh lagi, lalu melahap bakso uratnya. Sementara Lenna hanya menatap cowok itu lekat. Bukan, bukan karena Miki ganteng atau apa, tapi kayaknya bakso Miki enak banget. Miki pun sepertinya merasakan tatapan Lenna tersebut. Ia pun akhirnya menyeruput kuah baksonya dengan penuh nikmat, kayak di iklan-iklan.
Lenna merengut, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Miki tertawa dan menyentuh dagu Lenna lalu memutarnya sedikit agar wajah Lenna menghadap ke arahnya. Setelah sedikit pemberontakkan, akhirnya Miki pun menangkupkan kedua tangannya di pipi Lenna dan memaksa wajah cewek itu untuk menatapnya. Miki sempat mendengar Lenna bergumam seperti, "Pemaksaan."
"Kamu mau bakso aku, kan?" tanya Miki sambil meneguk jus mangganya. Kalau begini caranya, Lenna bisa benar-benar meneteskan air liur. Sebenarnya ini salah Lenna sendiri karena tak pesan apa-apa tadi.
Lenna pun menggeleng cepat. "Ge-er banget, sih."
Miki menaikkan sebelah alisnya dan kembali melahap baksonya. Tiba-tiba saja, bel berbunyi dan pemberitahuan dari kepala sekolah terdengar. Sedengar Miki, kepala sekolah mereka itu menyebutkan nama Miki sendiri, Clarissa dan Lenna. Apa yang terjadi? Melakukan kesalahan memang ciri khas Clarissa belakangan ini, namun jika Lenna juga ikut di panggil, berarti ada apa? Clarissa juga tak sepintar yang Miki duga di awal, jadi tak mungkin mereka dipanggil karena beasiswa.
Perlu dicatat, meskipun begini-gini namun Miki lumayan pintar, cerdas malahan. Namun, faktor malas adalah alasan utama ia tak dapat peringkat. Oke, kembali ke topik awal.
Kini, Lenna sudah berdiri sambil menatap Miki, bermaksud menyuruh Miki untuk buru-buru. Miki sampai tersedak kuah baksonya yang pedas banget itu. Lenna tertawa. "Sori, sori."
Miki hanya mendelik, lalu menghabiskan jusnya. Setelah itu, mereka berdua pun berjalan menuju ruang kepala sekolah. Tak jauh, memang. Namun perjalanan ini terasa sangat singkat karena Miki udah tegang pangkat seratus. Melihat tingkah Miki, Lenna pun nyengir dan menggenggam tangan Miki. Lupakan soal jual mahal dan sebagainya, namun Lenna merasa kalau ini tindakan terbaik dari beberapa pilihan yang ia pikirkan barusan.
Jujur, ini pertama kalinya ia melakukan first move pada Miki. Yah, Lenna juga pernah menggandeng Jason juga sebelumnya. Duh, kenapa Lenna harus ingat Jason lagi? Dia hanya masa lalu!
"Kamu mau jalan sampe mana? Kita udah sampe," suara berat Miki membuat Lenna sontak menghentikan langkahnya. Lenna menoleh dan mendapati kalau ia sudah berdiri lumayan jauh dari Miki. Cewek itu nyengir dan berlari kecil ke arah Miki.
"Sori," gumam Lenna lalu menghembuskan napas. "Jangan-jangan Kepsek tau kalo kita bolos."
"Kita?" Miki tersenyum diam-diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
NERDIOLA ✔
Teen FictionPROSES PENERBITAN. Alenna Nerdila Putri bener-bener cewek terpopuler disekolah. Tapi tidak, dia bukan terkenal karena dia anak cheers atau sebagainya. Dia terkenal karena dia nerd, ditambah lagi nama tengahnya yang juga sedikit mirip 'nerd'. Michael...