Hola lagi♥
Aku seneng banget banyak yang suka Nerdiola hahahaha XD Maaf ya nggak update cepet atau gimana, dan inilah hasilnya.
Semoga memuaskan dan bikin kalian ketawa ngakak sampe perut copot(?). Gadeng. Chap ini kayaknya nggak lucu. Hahahay.
Aku abis pergi. Capek dan .... nggak dapet hasil sama sekali. Pret banget emang. Udahlah ya, happy reading!
Maaf kalo pendek dan jelek.
~ ~ ~ ~ ~
Lenna menangkupkan kedua tangannya di pipinya. Ia sedang memperhatikan pantulan dirinya di cermin dengan ... pipinya yang kemerah-merahan karena ia usap terus menerus. Cewek itu menghela napas dalam-dalam lalu memejamkan matanya.
"Itu tadi apaan ...?" Lenna masih juga bergumam hal yang sama sejak satu jam yang lalu. Entahlah, ia bersikeras meyakinkan dirinya sendiri kalau kompres Miki nyasar di pipinya.
Hipotesis yang aneh.
Lenna merengut, lalu masuk ke dalam selimutnya dan meringkuk seperti bayi. Lagi-lagi, ia memikirkan permintaan Miki tadi.
Pergi berdua dengan Miki ke--
Tunggu, kemana? Lenna menepuk keningnya. Kini Lenna mengakui kalau ia memang bodoh karena tak menanyakan kemanakah mereka akan per--
Tunggu, kapan? Lenna menepuk keningnya lagi. Sialan, kalau begini caranya jidatnya bisa benjol.
Lenna tersenyum tipis, lalu mulai memejamkan matanya.
* * *
Miki mengerjapkan matanya perlahan. Sinar matahari menyelusup masuk lewat celah tirai-tirai gordennya yang terbuka sedikit, membuat cowok itu menyipitkan mata dan menarik selimutnya sampai menutupi wajahnya juga.
Miki menghela napas. Pundaknya nyut-nyutan, matanya berat seakan digelayuti tarzan, rambutnya acak-acakan layaknya habis terjadi perang semut.
Miki buru-buru mengacak-acak rambutnya, takut jika semut-semut benar-benar akan mengadakan perang di rambutnya.
"Kak Lolo," panggil seorang cewek. Miki mengerang, lalu segera terduduk dengan agak sempoyongan.
"Stop panggil gue Lolo." Miki menyipitkan matanya.
Cewek tadi nyengir. "Iya, iya. Kak Putra, mama hari ini keluar, dan aku harus dateng ke acara ulang tahun temen aku."
"Jangan Putra juga, Nis. Trus masalahnya apa, hah?" sahut Miki sambil masih menyipitkan matanya yang ternyata sudah sipit akibat masih mengantuk.
Adik Miki -- Kanissa -- tersenyum lebar sambil masuk ke kamar Miki tanpa ragu. "Kakak anterin aku ke acara itu. Ya? Please?"
"Temen lo yang mana?" tanya Miki ragu.
Kanissa berpikir sejenak. "Temen SD, Kak. Kakak kelas, tapi cowok. Gapapa kok, aku dateng karena aku kenal sama kakaknya dia."
Miki terdiam sesaat. "Nggak ah. Gue mau pergi."
"Aelah. Kak Lolo, plis," pinta Kanissa sambil menarik-narik lengan Miki yang tentu saja lebih besar dari miliknya.
Miki berdecak. "Sama pacar lo sana. Jono ya? Eh, Naufal. Eh bukan deng, namanya Jupe ya? Tuh kan gue jadi ngelantur."
"Bukan. Namanya Rafi. Udah putus tapi." Kanissa terkekeh. Miki berdecak. Bahkan cewek ini terlihat bahagia setiap putus dengan pacarnya -- mantan pacarnya.
"Nih ya, gue punya hidup sendiri. Gue jarang banget, bahkan hampir nggak pernah, minta lo atau mama atau papa buat nemenin gue. Gue tau lo cewek dan apalah itu--" Miki menghela napas sejenak. "--Tapi gue lagi ngegebet cewek dan gue nggak rela semuanya sia-sia karena gue nemenin lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
NERDIOLA ✔
Roman pour AdolescentsPROSES PENERBITAN. Alenna Nerdila Putri bener-bener cewek terpopuler disekolah. Tapi tidak, dia bukan terkenal karena dia anak cheers atau sebagainya. Dia terkenal karena dia nerd, ditambah lagi nama tengahnya yang juga sedikit mirip 'nerd'. Michael...