PLAN T

66.8K 3.5K 52
                                        

Maaf kalo ada typo atau apa, enjoy this chapter okay?

~ ~ ~ ~ ~

Lenna mengumpat-umpat pelan sambil berusaha menyeimbangkan langkah kaki Jason yang memang lebar-lebar itu. Dengan segenap kekuatannya, cewek itu menghentakkan tangannya agar tak lagi digandeng Jason. Sontak, Jason menoleh dan menatap Lenna dengan seringaian aneh. Dan sialan dengan jantung Lenna karena kini jantungnya berdegup cepat tak karuan.

Plis. Jangan. Gue udah punya Miki.

Jason menautkan alisnya, lalu bersandar di pilar mall tersebut. "Aku nggak bermaksud bikin kamu menjauh dari Miki, tapi aku butuh sedikit privasi."

"Lo doang, kan, yang butuh?" sahut Lenna sambil menatap Jason masam. Seakan dapat membaca isi hati Lenna, Jason pun memamerkan senyum mautnya dan itu membuat Lenna mengalihkan pandangannya ke arah orang-orang yang berlalu lalang. Jason terkekeh puas.

"Putri, kamu jangan galak-galak, dong," rayu Jason sambil menoel-noel pipi Lenna. Lenna buru-buru menepis tangan Jason.

"Kalo nggak mau ngomongin hal 'privasi' yang baru lo sebut-sebut barusan, mendingan kita balik ke restoran." Lenna menatap Jason tajam.

Jason mengedikkan bahu. "Yaudah, balik aja deh. Aku lupa apa yang mau aku omongin."

Lenna menghela napas lega, lalu berlari-lari kecil ke arah restoran -- yang sudah teramat jauh -- sambil mengeluarkan ponselnya. Terdapat satu pesan singkat dari Miki dan empat missed calls dari nomor tak dikenal.

Kamu dimana?

Dengan cepat, Lenna membalasnya.

Aku samperin kamu aja deh. Kamu dimana, Mik?

Belum satu menit, Miki membalas pesan Lenna dengan sedikit embel-embel yang membuat Lenna mengembungkan pipinya agar kemerahan pipinya tak terlihat.

Aku di deket department store ya, Sayang. Nanti makan dulu, ya? Aku gamau kamu sakit. Oh ya, mana tuh si tengil satu?

Setelah menetralkan ekspresinya, Lenna membalas pesan Miki lagi.

Iya iya. Udah dulu ya.

Miki membalas cepat.

Emot kiss-nya mana?

Lenna terkekeh pelan, lalu membuat emot tersebut dan mengirimnya pada Miki.

Mwah mwah :* Udah dulu ah.

Dalam hati, Lenna tertawa kegirangan karena dapat melihat -- paling tidak merasakan -- kecemburuan seorang Michael Putra.

Baru saja ia akan melanjutkan 'perjalanan'-nya, Jason mengambil ponsel cewek itu, mengeluarkan baterainya dan memasukkan baterai tersebut ke saku celananya.

"Gue mau ngomong bentar."

Lenna menghela napas, lalu mengangguk tanpa perlawanan. Lenna bisa apa? Menelepon Miki? Atau bahkan, memanggil pemadam kebakaran? Mau tidak mau, Lenna harus menyerah.

Dan sumpah demi apapun, cewek itu dapat melihat seringaian puas di wajah Jason yang membuatnya bergidik ngeri sekaligus bingung.

* * *

Miki senyam-senyum sendiri sambil menonton Chelsea yang sedang bermain Cookie Run. Bukan, Miki bukan tersenyum karena melihat Chelsea bermain, namun karena Lenna sudah memberi kabar padanya. Paling tidak, ia bisa tenang walau hanya sejenak.

Tanpa Miki sadari -- karena ia melamun terus -- Chelsea sudah selesai memainkan game-nya itu dan kini tengah menatap Miki bosan. "Putra."

Miki mengerjapkan matanya. "Ya?"

NERDIOLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang