Miki menghembuskan napasnya sambil menggigit-gigit ponselnya kayak gigit roti. Cowok itu bosan. Hari ini hari Sabtu, mestinya dia siap-siap buat pergi sama Lenna. Tapi, Lenna malah lagi pergi ke Bandung. Kurang sedih apa? Berasa jomblo aja. Kanissa? Cewek itu lagi sibuk main bareng Sierra di kamarnya. Miki tak mau ambil resiko dengan pergi keluar dan berpapasan dengan Sierra. Padahal ... Miki laper.
Miki pun mendapatkan ide brilian dan segera mengambil ponselnya dari dalam mulutnya. Ia tak peduli tentang kejorokan dirinya itu, toh Lenna tetap suka 'kan, padanya? Bleh, geer banget lo.
Miki tersenyum puas melihat LINE Kanissa di ponselnya. Tak sampai berapa detik, Miki sudah mengirim satu LINE ke Kanissa yang dibalas cepat oleh cewek itu.
Miki: Kanissa cantik ...
Kanissa: Duh, ada hawa-hawa aneh deh kayaknya, pake manggil cantik segala. Gausah muji segitunya, kak, aku tau aku cantik.
Miki: Yaelah ... serius nih.
Kanissa: Apaan sih? Lagi sibuk nih nge-stalk doi-nya Sierra.
Miki: Update-an lo nggak penting abis, tau. Nih, rencananya gue mau nelpon delivery pizza. Lo bisa nggak ambilin pizza-nya kalo udah sampe trus kasih ke gue?
Kanissa: Hmmmmmmm... kayaknya enggak. Bye.
Miki menyipitkan matanya kemudian meringkuk di atas tempat tidurnya. Setelah lima menit grasak-grusuk di atas tempat tidurnya karena lapar, Miki pun melompat turun dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandinya.
Dengan ini, dinyatakan bahwa Miki terpaksa makan di kafe sendirian.
* * *
Tak seperti biasanya, kafe ini ramai dan ribut -- dan ribet. Pelayan-pelayan terlihat kewalahan dengan pesanan yang semakin menggunung, sementara si penjaga kasir kayak orang kesetanan ngambil uang di lacinya. Miki meringis. Bisa-bisa itu uang robek semua.
Setelah memesan makanan untuk dibawa pulang, Miki pun duduk di salah satu sofa yang berguna sebagai tempat untuk nunggu. Tak lama setelahnya, seorang cewek duduk di sebelah Miki. Merasa familiar, Miki pun menatap cewek itu agak lama.
"Eh, Putra?" O-oh, itu Chelsea ternyata.
Miki tersenyum tipis. "Sendirian?"
Chelsea mengangguk. "Iya. Jason lagi sibuk latihan futsal buat Cup sekolahnya."
Miki hanya manggut-manggut, lalu memutuskan untuk membuka-buka aplikasi ponselnya. Lebih baik begitu bukan, daripada ngobrol dengan Chelsea terus? Ujung-ujungnya flashback. Bahasa lo, Mik.
Ketika sedang memainkan salah satu game kesukaannya, notifikasi LINE dari Lenna muncul. Buru-buru Miki menekan tombol home di ponselnya itu. Menang kalah di game itu nggak penting, yang penting itu adalah hubungannya dengan Lenna. Ah, nggak juga. Tuhan lebih penting.
Lenna: Miki.
Miki: Ya?
Lenna: Kangen.
Lenna: EH BAJAK.
Miki mengulum senyumnya. Baru saja ingin membalas LINE Lenna, seorang pelayan memanggil namanya.
"Michael, nomor tujuh puluh satu!"
Miki pun memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, lalu tersenyum singkat ke arah Chelsea sebelum akhirnya menghampiri petugas kasir. Entah karena apa, si petugas kasir itu nampak sedikit gugup menatap Miki. Tangan si petugas pun hampir terjepit laci kalau Miki tak menahan tangan wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERDIOLA ✔
Teen FictionPROSES PENERBITAN. Alenna Nerdila Putri bener-bener cewek terpopuler disekolah. Tapi tidak, dia bukan terkenal karena dia anak cheers atau sebagainya. Dia terkenal karena dia nerd, ditambah lagi nama tengahnya yang juga sedikit mirip 'nerd'. Michael...