PLAN Q

64K 4.2K 207
                                        

note:

makasih yang udah jawab di plan P. yang comment aku kasih dedikasi deh ntar hihi. cek a/n yap!

▶◀▶◀▶◀

Sudah tiga menit berlalu semenjak Miki berdiri di depan pintu apartemen Maureen sambil menekan-nekan bel. Tubuh cowok itu hanya merinding sedikit, namun Lenna tahu kalau Miki kedinginan.

Hei, Lenna masih punya hati nurani. Siapapun itu, kalau sudah di kondisi Miki, pasti Lenna ajak masuk.

Tapi Lenna malas. Malas kenapa? Lenna takut Miki memberi harapan palsu padanya lagi. Yah, padahal Miki tak memberi harapan padanya. Mungkin Lenna yang ge-er?

Ting tong. Ting tong.

Lenna berdecak dan berkata lewat celah pintu. Ia berdeham, berusaha menirukan suara Maureen. "Mau ngapain ke sini? Alenna-nya sakit."

"Len, gue tau itu lo." Suara berat Miki menyahut dari balik pintu.

Lenna merengut lalu membuka pintu dengan sebal. "Kenapa lo bisa tau?"

"Ngasal doang, sih. Eh taunya bener." Miki memeletkan lidahnya. "Emangnya enak, gue jebak? Makanya bukain."

Lenna menginjak kaki Miki dengan emosi meluap-luap. "Sakit lo berdiri di luar mulu. Masuk cepetan."

"Cie, perhatian." Miki menaik-turunkan  alisnya sambil cengar-cengir.

Lenna menatap Miki dengan datar lalu menarik masuk Miki. "Masuk lo, batu."

"Ih, kok batu sih."

Lenna mengedikkan bahu dan mengambil handuk dari lemari, lalu melemparnya pada Miki. "Keringin badan lo. Mandi sekalian. Nanti gue bikinin sup."

Miki hanya mengangguk sambil tersenyum idiot. Cowok itu pun mulai mengeringkan rambutnya, lalu memperhatikan Lenna yang sedang mengeluarkan beberapa baju laki-laki dari lemari. Dahi Miki berkerut.

Lenna menyodorkan sebuah kemeja putih tulang dan celana pendek pada Miki. "Ganti pake itu, ya."

"Kok bisa ada baju cowok?" Bukannya berterimakasih atau apa, Miki malah bertanya dengan curiga.

Lenna menatap Miki dengan ekspresi bingung. "Gatau juga. Emang kenapa?"

"Nggak papa. Maksud gue kan, lo disini cuma sama Tante Maureen," sahut Miki cuek, lalu masuk ke kamar mandi. "Makasih ya Len."

Beberapa detik setelah itu, pintu kamar mandi terbuka dan Miki keluar dari kamar mandi tersebut dengan wajah seperti orang sedang berpikir.

"Kenapa?" tanya Lenna melihat gelagat aneh Miki.

Miki nyengir. "Ada yang kelupaan."

"Apaan?"

Tepat pada saat Lenna berkata begitu, Miki menempelkan bibirnya di kening Lenna, lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi lagi. "Selamat mandi!"

Setelah Miki menutup pintu, Lenna menjerit dalam hati. Cewek itu meremas-remas bagian bawah tank top-nya agar tak kelepasan berteriak histeris. "Sialan lo, Mik!"

"Bilang aja kalo seneng," goda Miki sambil menyembulkan kepalanya lagi dari kamar mandi, lalu menutup pintunya rapat kali ini. Lenna memelototi pintu kamar mandi dengan tatapan maut, lalu berjalan masuk ke dapur.

Lenna menghela napas lega -- karena tak perlu melihat Miki untuk sementara waktu -- sambil mengeluarkan bahan-bahan masakan. Tunggu ... apakah Lenna terlalu pintar atau bagaimana? Dia saja tak bisa membuat telur, apalagi membuat sup.

NERDIOLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang