Lenna membenarkan letak kacamatanya sambil membolak-balik buku novel fiksi miliknya. Sebenarnya, cewek itu bosan sekali membaca terus seharian ini. Namun lebih baik seperti ini daripada harus meladeni Clarissa yang sibuk duduk di hadapannya.
Untuk sekadar informasi, kini Lenna sedang duduk-duduk di kantin. Niat awalnya sih, ia ingin bersantai setelah semalam suntuk tak tidur. Namun, cewek aneh yang kini duduk di hadapannya itu dengan seenak jidat mulai menganggunya lagi.
Dia benar-benar tak kapok dengan gertakan Miki.
Lenna mendesah frustasi, lalu menendang tulang kering Clarissa di bawah meja. Dalam sekejap, ocehan cewek centil itu terhenti, lalu segera berganti menjadi jeritan yang terlalu berlebihan.
"Sakit, tau!" Clarissa menggerutu sambil berusaha menjambak Lenna. Ups, tentu saja tak berhasil.
Lenna mendelik, lalu menutup bukunya. Hilang sudah mood-nya untuk membaca buku. Kalau sudah begini, ia hanya akan duduk-duduk aneh di dekat lapangan sambil memperhatikan cowok-cowok yang sedang latihan basket.
Sebagai contohnya, Miki.
Lenna mendengus, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue duluan, Ris."
"Mau kemana, lo?!" Clarissa ikut berdiri.
"Ke perpus. Mau ikut?"
Clarissa mencibir. "Nggaklah. Emangnya gue kayak lo?"
"Yaudah, makanya gausah ribet sendiri," sahut Lenna sambil berjalan keluar dari kantin. Untunglah Clarissa tak mengikutinya, alih-alih cewek itu malah memesan bakso. Aneh.
Lenna tersenyum puas ketika mendapati kalau pinggiran lapangan sekolahnya yang terlihat seperti mini tribun itu sepi. Cewek itu pun langsung duduk di tempat yang strategis -- maksudnya, tempat yang tak rawan terkena bola -- dan meletakkan buku novelnya itu di pangkuan. Untuk saat ini saja, ia ingin melupakan soal buku.
Suara peluit terdengar terlalu merdu. Lenna mengernyit. "Oke! Kalian semua tentu tahu, sebulan sekali akan diadakan pertandingan antar dua tim sekolah kita, kan? Nah, kini kita sambut kedua tim -- Tim Merah yang diketuai Rico dan Tim Putih yang diketuai Michael!"
Kerutan di kening Lenna memudar perlahan. Michael. Miki. Lagi-lagi, hanya mendengar nama Miki disebut saja Lenna sudah bereaksi tak wajar. Lenna kembali teringat pada akun twitter cowok itu.
Kayaknya benar ya, Miki lagi suka sama cewek. Maksudnya ... lagi serius suka sama seorang cewek.
Lenna berdecak, disusul bunyi peluit merdu itu lagi. Pertandingan ringan sekolah mereka pun dimulai.
* * *
Miki mengelap peluhnya. Dengan senyum terukir di wajah, cowok itu ber-high five dengan Rico. Bukan, cowok itu bukan senang karena memenangi pertandingan ini, namun senang karena ada Lenna di tribun lapangan. Wajar kan, kalau Miki senang?
"Ada yang seneng nih, ceritanya," goda Daniel sambil melempar sebotol air mineral pada Miki yang segera ditangkap Miki dengan cekatan.
Miki mencibir. "Mood breaker."
"Siapa?" tanya Daniel sok polos.
Miki hanya bergumam tak jelas, lalu meneguk air mineral itu dan menyodorkannya pada Rico. Melihat gelagat temannya itu, Rico buru-buru menahan lengan Miki.
"Ada rapat, Mik. Lo nggak bisa nyamperin Lenna."
Miki mengumpat pelan. "Baru inget."
"Gue juga sebenernya," sahut Rico sambil nyengir.

KAMU SEDANG MEMBACA
NERDIOLA ✔
Teen FictionPROSES PENERBITAN. Alenna Nerdila Putri bener-bener cewek terpopuler disekolah. Tapi tidak, dia bukan terkenal karena dia anak cheers atau sebagainya. Dia terkenal karena dia nerd, ditambah lagi nama tengahnya yang juga sedikit mirip 'nerd'. Michael...