Sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam. Tapi, sesekali Alian mencuri pandang ke Anggika yang sedang sibuk menyetir. Anggika membawa mereka memasuki jalan Siliwangi menuju daerah Dago.
"Kita mau ke mana, sih?" Akhirnya Alian mengeluarkan sebuah pertanyaan.
Anggika meliriknya sebentar, lalu fokus lagi menyetir. "Makan."
"Iya. Tapi, makan di mana?" Tanya Alian, lagi. "Di kantin kampus juga bisa."
"Pengen Burger."
"Oh." Alian mengangguk. Sekarang ia sudah bisa menebak tujuan Anggika.
Tiba-tiba, hape Anggika berbunyi. Ia mengambil hape-nya di simpan di dekat tuas rem tangan lalu mengangkat telepon itu. "Halo, Ma. Ada Apa?"
Untuk sesaat Anggika mendengarkan seseorang yang sedang bicara di ujung sana.
"Kebetulan. Gika sekarang mau ke sana. Bentar lagi nyampe, kok."
Anggika diam kembali menyimak perkataan dari seseorang itu lagi.
"Oh, Yaudah. Nanti Gika beliin."
Anggika sesekali mengangguk.
"Iya, Ma. Oke." Lalu ia menyimpan hape-nya ke tempat semula.
"Siapa?" Tanya Alian, penasaran.
"Oh. Itu. Si Mama nelpon. Katanya pengen makan ayam goring tepung."
Alian mengangguk pelan. "Oh ...."
"Terus, aku bilang sekalian aja nanti aku beliin. Kasihan di rumah gak ada makanan."
Alian langsung menoleh ke Anggika. "Terus, makanannya di kemanain? Dianterin ke rumah?"
Anggika tersenyum. "Iya lah. Emangnya kenapa? Jangan kaget gitu, dong."
Waduh, ke rumahnya Anggika? Ketemu Mamanya? Kok, gue jadi degdegan gini.
"M-m. Gak kenapa-napa, sih."
"Siapa tau pengen kenalan sama si Mama. Ha-ha."
Alian melongo. "Apa? Apa?"
Anggika tak menjawab itu. Ia fokus mengendarai mobilnya hingga berbelok ke sebuah tempat makan cepat saji. Mobil itu berjalan mengikuti petunjuk arah 'Drive Thru'.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Anggika.
Alian menggaruk kepalanya. Ia berpikir makanan yang paling ia ketahui dan paling tidak ia suka.
"Apa?" Tanyanya lagi.
"M-m. Aku burger aja."
"Terus?"
"Apalagi, ya?"
"Kopi?"
"Nah, boleh. Hitam tanpa gula."
"Siap, Bos!"
Anggika kemudian menghentikan mobilnya. Ia terlihat memesan beberapa makanan dan minuman. Setelah pesanan dipastikan benar, ia kemudian menjalankan mobilnya menuju tempat selanjutnya.
Alian melihat tanda 'bayar' di depan. Wah, gue yang harus bayar, nih. Seratus cukup, gak, ya? Dengan cepat ia mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya.
Anggika pun menghentikan kembali mobilnya.
Alian langsuk sok-sok-an menawari untuk membayar semuaya. "Jadi berapa semuanya, Gi?"
Anggika melihat uang 100 ribu ditangan Alian. Kemudian ia tertawa. "Gak usah. Biar aku yang bayar."
"Seriusan, Gi. Aku aja yang bayar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dalam Secangkir Kopi
Romantik[Cerita ini hanya dipublish di Wattpad oleh akun username-nya PENJAHITKATA, selain itu, COPAST dan PLAGIAT] ==Rank #11 dalam Kopi (241118)== **CERITA LENGKAP** Cerita dan Tokoh di dalam cerita ini adalah FIKTIF. Sinopsis: Sesuatu yang baru akan ter...