Cukup membutuhkan waktu yang lama bagi Alian untuk kembali lagi ke ruang IGD menemui keluarga Anggika. Di bajunya masih ada bekas darah Anggika yang membuat penjaga kantin terus memperhatikannya.
"A, itu darah di baju," kata penjaga kantin yang sudah tua.
Alian melihat ke bajunya. "Oh, iya, Bu. Tadi nolongin temen saya. Gak sadar darahnya banyak gini."
"Minum dulu atuh. Dari tadi ngelamun aja." Ibu kantin menuangkan segelas air putih, lalu memberikannya ke Alian.
"Nuhun, Bu."
"Sekarang gimana keadaan temennya?" tanya Ibu Kantin.
"Alhamdulillah, gak apa-apa, Bu."
Alian meneguk habis air putih pemberian penjaga kantin. "Bu, ada air mineral dinginnya? Beli dua."
"Ada atuh. Banyak." Ibu kantin mengeluarkan tiga botol air mineral. Lalu memasukannya ke kantung kresek putih transparan. "Nih."
Alian menerimanya. "berapa, Bu?"
"Dua belas ribu."
Alian membayarnya. "Hatur nuhun, ya, Bu. Mau masuk lagi."
"Iya. Sami-sami," jawaab Ibu Kantin, ramah. "Semoga cepet sembuh."
"Aamiin." Alian pergi dari kantin yang sedari tadi jadi tempat persembunyian dari keluarganya Anggika.
Seperti tadi, ia berjalan melewati parkiran. Ada sesuatu yang membuatnya aneh setelah ia berjumpa dengan mobil CR-V abu yang persis seperti mobilnya Neto.
"Ini kayak mobilnya Neto, diliat dari plat-nya juga kayaknya iya, nih," kata Alian, bicara sendiri. "Siapa yang sakit, ya?"
Alian tak terlalu memikirkan jika itu benar Neto, ia juga tak peduli siapa yang sakit. Ia tetap berjalan sesuai tujuannya, sambil mempersiapkan diri jikalau keluarganya Anggika menghakimi dirinya.
**DDSK**
Di dalam mobil, Dinan sudah melihat bangunan rumah sakit di sebelah kirinya. "ini, kan, RS-nya, Sa?"
Salsa melihat ke sebelah kiri. "Iya, A. Ini."
Dinan melajukan mobilnya cepat. Memasuki gerbang parkir dan mencari tempat kosong—dan adem. "Penuh gini parkiran."
"Berarti lagi musim sakit, A," celetuk Salsa.
"Mana ada yang sakit bawa mobil, Sa," tanya Dinan yang sedang sibuk memarkirkan mobilnya di ruang kosong.
"Maksudnya keluarganya, A," jawab Salsa.
"Ha-ha."
Hanya butuh waktu sekejap untuk Dinan memarkirkan mobilnya. "Beres. Yuk."
"Eh, tapi, A Alian di mana, ya?"
"Nanti kita cari aja di dalem."
"Apa di IGD, ya, A?" tanya Salsa. "Biasanya kalo yang ketabrak gitu dibawa ke IGD dulu, kan?"
"Mungkin," jawab Dinan, cepat, sambil melepaskan sabuk pengaman.
Mereka kedua kelar dari mobil. Langsung terkena sinar matahari yang panas di siang itu.
"Yuk, A. Buruan," ajak Salsa. "Panas banget."
Dinan mengangung, mengikuti Salsa yang jalan terlebih dulu.
"Temennya Alian cewek, Sa?" tanya Dinan, di belakang Salsa.
"Iya. Itu temen deket aku juga, A."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dalam Secangkir Kopi
Roman d'amour[Cerita ini hanya dipublish di Wattpad oleh akun username-nya PENJAHITKATA, selain itu, COPAST dan PLAGIAT] ==Rank #11 dalam Kopi (241118)== **CERITA LENGKAP** Cerita dan Tokoh di dalam cerita ini adalah FIKTIF. Sinopsis: Sesuatu yang baru akan ter...