"Gi, lagi nungguin siapa? Kok, dari tadi ngeliatin gerbang terus?" tanya Salsa, tiba-tiba.
"Eh, engga, Sa. Siapa tau ada tukang bakso lewat," jawab Anggika, ngasal.
"Emang udah laper banget?"
"Dikit."
Kemudian untuk beberapa saat, Salsas menyadari apa sebenarnya dibalik gerak-gerik aneh Anggika. "Eh, Gi, tukang baksonya naik motor jadul, ya?"
"Hah?" Anggika melotot, kaget. "Motor jadul?"
"Iya. Tukang bakso yang pake motor jadul. Ha-ha."
"Apaan, sih, Sa. Aku gak ngerti." Lalu Anggika menjulurkan lidahnya.
"Suka kura-kura dalam perahu, deh."
"Apaan, tuh?" tanya Anggika, polos.
"Kamu pura-pura enggak tahu. Ha-ha." Salsa tertawa begitu lepasnya.
Di halaman kosan itu tak hanya ada Anggika dan Salsa, tapi, beberapa teman angkatan Salsa juga datang ke acara syukuran ultah Salsa—katanya. Mereka sedang sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk di masak.
Anggika sedang duduk, kedua tangannya sedang sibuk memotong tomat. Salsa tiba-tiba duduk di samping Anggika, lalu ia berbisik ke Anggika, "Gi, kalo A Iyan misalnya sekarang ngajak kamu jalan, kamu ikut aja, ya."
Anggika langsung menoleh.
"A Iyan udah ijin, kok," lanjut Salsa.
Anggika tersenyum ringan. "Alian cerita apa aja, Sa?"
"Dia Cuma bilang minta ijin mau nyulik kamu. Ha-ha."
"Bilangin ke dia, aku mau banget diculik sama dia." Anggika kini menyimpan pisau dan tomat. Lalu membetulkan rambutnya yang terurai menghalangi wajahnya.
Salsa sebenarnya bingun dengan jalan pikiran Alian. Ia mendekati Anggika, tapi, ia sendiri masih punya Ira. Di satu sisi, Alian adalah saudaranya, di sisi yang lain, Anggika adalah seorang sahabat. Benar-benar membuat Salsa di posisi yang membingungkan.
"Oh, iya, Sa. Sebenarnya Alian gak ngajak aku jalan."
"Terus dia ngajak kamu apa?"
"Dia ngajak aku ... Naik motor. Ha-ha." Anggika menutup mulutnya.
"Ha-ha. Kirain aku ngajak apaan."
Tak selang lama dari obrolan itu, Alian muncul di balik gerbang kosan. Anggika dan Salsa bersamaan mendatangi Alian yang menunggu di sana.
"A, jadi nyulik nih bocah?" tanya Salsa, sambil berjalan mendekati Alian.
"Jadi, dong—" Alian menunjukan sebuah helm hitam, "—nih, udah bawa helm."
"Niat banget yang mau ngajak jalan," sahut Anggika.
Alian memberikan helm itu. "Nih, Gi. Belum pernah dipake."
"Serius?"
"Engga juga, sih."
Anggika lalu memakai helm, dan duduk di belakang Alian.
"Kalian hati-hati, ya," pesan Salsa yang berdiri memperhatikan pemandangan yang tak biasa di hadapannya.
"Siap, Sa," jawab Alian. Lalu ia bicara ke Anggika. "Kamu gak apa-apa kan kalo naik motor?"
"Gak papa, lah. Emang kenapa?"
"Enggak. Takutnya kamu masuk angin."
"Lah, dulu aja siapa yang masuk angin?"
Alian tak bisa menjawab.
"Hayo."
Daripada di desak pertanyaan itu, Alian langsung mengalihkan pembicaraan. "Sa, kita berangkat dulu, ya." Alian langsung menarik gas motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dalam Secangkir Kopi
Romansa[Cerita ini hanya dipublish di Wattpad oleh akun username-nya PENJAHITKATA, selain itu, COPAST dan PLAGIAT] ==Rank #11 dalam Kopi (241118)== **CERITA LENGKAP** Cerita dan Tokoh di dalam cerita ini adalah FIKTIF. Sinopsis: Sesuatu yang baru akan ter...