Tak membutuhkan waktu lama untuk Alian sampai di kosan Salsa. Semangat membara terpancar di raut wajahnya yang cerah. Ini semacam misi tersembunyi dibalik sebuah kado ulang tahun.
Saat Alian datang, Salsa sedang tiduran di kasur busanya. Salsa kaget saat Alian tiba-tiba masuk ke dalam kosan-nya yang tak dikunci.
"Halo, Salsa cantik," kata Alian dengan penuh semangat, senyuman terpasang di bibirnya. "Selamat ulang tahun, ya." Lalu ia menyodorkan sekotak kado terbungkus kertas berwarna biru muda.
"Kaget." Salsa menerima kado itu. Ia bangkit dari tidurnya. "Kirain siapa siang-siang gini."
"Ha-ha. Kan ini namanya kejutan ulang tahun."
"Iya ... iya." Salsa mengamati kado itu. "Ngomong-ngomong isinya apaan, nih?"
"Rahasia."
"Salsa buka sekarang, ya?"
"Eh, jangan. Nanti aja."
"Yauda." Salsa menaruh kado itu di samping TV.
Alian menutup pintu kosan, kemudian ia duduk bersandar.
"Kenapa, nih?" Tanya Salsa tiba-tiba saat melihat wajah Alian yang terus memasang senyuman.
"Apanya?"
"Aa kenapa? Kayak yang seneng gitu?"
"Emang setiap hari seneng."
"Ha-ha."
Alian menggaruk kepalanya. Ia terus berpikir bagaimana cara memulai 'mengintrogasi' Salsa tentang Anggika.
"Oh, iya, A. Nanti malem datang lagi sini, ya. Soalnya kan aku mau ada acara masak-masak gitu sama temen-temen."
Mata Alian langsung berbinar mendengar kabar itu. Ini kesempatan yang bagus untuk masuk.
"Apa, Sa? Jadi acaranya?"
Salsa mengangguk.
"Wih, seru, dong."
"Pasti dong, A."
"M-m ... berarti—" Alian menghentikan ucapannya tiba-tiba.
"Berarti apa, A?"
Waduh, gimana, ya, ngomongnya? Masa gue harus ngomong blak-blakan sama Salsa? Malu dong gue.
"A?" Panggil Salasa.
Kalo gue gak nanya-nanya, gue gak bakal pernah tahu tentang Anggika.
"A Alian!" Ulang Salsa, kini dengan nada yang lebih keras.
Alian kaget. "Eh, apa, Sa?"
"Dih, malah ngelamun."
Alian tersenyum. "Enggak, kok, Sa. Gak ngelamun. Cuma ...."
"Apa?"
"Aa mau nanya sesuatu, tapi, Salsa harus janji, ya, gak bilang siapa pun," pinta Alian dengan serius.
"Emang Aa mau nanya apa?"
Alian mulai mengumpulkan keyakinan untuk menjalankan misinya itu. "Ini tentang Anggika ...."
Mendengar nama 'Anggika', Salsa semacam sudah paham apa tujuan Alian. Semenjak acara di Pangandaran itu, Sebenarnya Salsa sudah tahu gelagat Alian yang sedang mendekati Anggika, tapi, ia tak mau ikut campur masalah itu, soalnya Salsa tahu, ada Ira yang sedang menunggu Alian di sana. "Oh, Anggika. Kenapa Anggika?"
"Gimana, ya, nanyana ...." Alian terihat kebingungan. Kepalanya kini ia senderkan di tembok. Tangannya di lipat di perut. "Binggung."
Salsa menggaruk hidungnya, di ujung mulutnya, sudah ada pertanyaan yang akan memecahkan suasa itu. "Aa suka sama Anggika?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dalam Secangkir Kopi
Roman d'amour[Cerita ini hanya dipublish di Wattpad oleh akun username-nya PENJAHITKATA, selain itu, COPAST dan PLAGIAT] ==Rank #11 dalam Kopi (241118)== **CERITA LENGKAP** Cerita dan Tokoh di dalam cerita ini adalah FIKTIF. Sinopsis: Sesuatu yang baru akan ter...