Part 5

2.4K 175 6
                                    

Sang kara menghampiri mereka bertiga. Kemudian menatap Dearly dan Pansy lekat-lekat. Perlahan sudut bibirnya tertarik ke atas, seperti bulan sabit. Dearly menebak kalau Kara adalah Elf bulan. Terlihat dari kulitnya yang seterang cahaya bulan dan matanya yang biru cerah. Juga sedikit tatto bulan yang berada di lengannya yang terbuka.

Lilian meninggalkan mereka berdua agar Dearly dan Pansy bisa leluasa mengenal dan memahami apa yang Kara katakan.

"Maaf sebelumnya nyonya Kara, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Pansy ragu-ragu. Ini pertama kali gadis itu penasaran di dunia Elf. Dan sang Kara berhasil membuatnya benar-benar ingin tahu.

Kara tertawa, seakan menertawakan ekspresi canggung di wajah Pansy kemudian dia menjawab, "Kau tak perlu canggung sayang, aku memang salah satu tetua di sini. Tapi aku tidak se-kaku yang kalian kira. Kalian berbicaralah seperti saat kalian berbicara dengan Lilian dan Ortora."

Dearly lega. Pemikirannya sama seperti Pansy. Awalnya Kara tampak seperti seseorang yang kaku dan tegas. Namun dilihat dari tawanya, Kara orang yang hangat dan ramah. Bibi Ghe benar para Elf adalah makhluk ramah ketimbang manusia.

Kara mengajak Dearly dan Pansy ke sebuah ruangan. Ruangan itu sangat luas dengan rak-rak buku raksasa berjejeran di sana. Dilengkapi dengan ribuan buku yang terdapat di sana. Ternyata sang Kara mengajak mereka berdua ke perpustakaan rumahnya. Perpustakaan ini tidak seperti perpustakaan biasa. Aura magisnya sangat kental, didominasi dengan cahaya bulan yang menempel di setiap dindingnya. Ruangan ini tak terbuat dari dinding biasa, lebih banyak didominasi dengan kaca tembus pandang sehingga menampilkan pemandangan yang indah di luar sana. Perpustakaan ini juga terdiri dari 3 lantai. Di lantai satu terdapat jejeran buku sejarah mengenai seluruh dunia. Semuanya tentang sejarah, mitologi, dan segalanya yang berhubungan dengan asal-muasal. Di lantai dua terdapat buku pelajaran magis dan pelajaran umum seperti di bumi.

Kemudian lantai 3, lantai ini yang paling disukai oleh Dearly. Terdapat banyak aurora dan cahayanya lebih terang dari lantai yang lain. Aura magisnya pun sangat ketal di bandingkan lantai 1 dan 2. Dekorasinya sangat menarik, kursinya terbuat dari bahan empuk seperti marsmellow dan rak-rak bukunya terbuat dari air. Dearly tak tahu bagaimana air bisa berubah bentuk menjadi rak buku seperti ini. Namun yang dia lihat adalah nyata. Kemudian atapnya transparan dengan langit-langit penuh hiasan bintang. Bukan bintang. Namun batu bintang yang bercahaya sangat terang dari ribuan matahari jika saja ukuran batu bintang itu sangat besar.

Di lantai 3 juga terdapat banyak peri kecil berkeliaran. Peri dengan sayap permata yang menggemaskan. Kara bilang mereka bertugas untuk memandu siapapun yang datang ke sini. Mereka juga penjaga yang sangat handal dan disiplin. Namun karena Dearly dan Pansy adalah tamu istimewa, jadi Kara sendiri-lah yang akan memandu mereka.

"Kemarilah Dearly, Pansy," celetuknya memanggil Dearly dan Pansy yang masih termangu menatap sungguh ajaibnya tempat ini.

Kara mengajak mereka kembali ke lantai 1, lalu mengambil beberapa buku sejarah. Bukan beberapa, tapi jika dihitung ada 10 buku yang sangat tebal berada di tangan Kara.

"Sini biar ku bantu, Kara" tawar Dearly sembari mengambil beberapa buku untuk dia bawa dari tangan Kara. Sementara Kara menganggukkan kepala tanda terima kasih.

Kara menyuruh kedua gadis itu mengikuti dirinya. Dia membawa keduanya ke ruangan luas yang hampa tanpa ada satupun benda di sana. Itu adalah ruang untuk melakukan apa saja. Tanpa menimbulkan kerusakan dan tanpa membahayakan orang lain termasuk diri-sendiri.

Kara mulai membuka salah satu buku yang berisi tentang sejarah penuh Fork Forest dan para Elf.

"Sebelum itu Kara, aku heran bukannya para Elf tinggal di tempat yang bernama Aegir kenapa di Fork Forest?" tanya Dearly penasaran.

Kara tersenyum, sepertinya kebanyakan mitos tentang Aegir membuat mereka salah menilai dimana mereka berada.

"Begini, Aegir sebenarnya adalah tempat pertama kali Elf diciptakan. Kalian tentu tahu bukan kalau Elf cahaya dan Elf kegelapan adalah ras Elf yang pertama kali diciptakan? Terutama kau Dearly, kau pasti tahu. Aegis, tempat yang sampai sekarang menjadi misteri dimana keberadaannya. Menurut sejarah, para nenek moyang Elf cahaya dan kegelapan pindah ke tempat ini membentuk ras baru akibat jatuhnya meteor Aestreford yang meluluh-lantakkan segalanya. Banyak sejarah yang mencatat dimana Aegis berada, namun semua yang berhubungan dengan Aegis menghilang setelah hilangnya cahaya bulan Fordomera saat itu. Akibatnya, banyak yang menganggap Aegis adalah mitos kuno para bangsa Elf. Namun sepertinya tidak di dunia kalian, Aegis malah jadi yang utama tentang Elf. Bahkan Fork Forest sepertinya tak terdengar di sana...kalau boleh tahu apa yang kau ketahui tentang Aegis, Dear?"

Dearly berpikir sejnak. Sebenarnya tak banyak yang bibi Ghe ceritakan kepadanya tentang Aegis, sebagian besar semuanya tentang Elf. Pernah sekali bibi Ghe menceritakan Aegis secara singkat, hanya saja kata-kata rumit bibi Ghe tak dapat dipahami oleh Dearly saat itu.

'Tak ada yang lebih berkilau dari Aegis, namun kalau kilaunya terlihat maka magis akan kehilangan dan dewa bintang akan mengatur'

Kalau tidak salah itu yang dikatakan bibi Ghe saat itu. Bahkan ketika mengingatnya sekarang, Dearly tak mampu mencerna sedikit pun kata-kata bibi Ghe. Semua yang dikatakan Aegis adalah misterius namun dia adalah pernyataan dari segala kebenaran.

"Ada"

Dearly mengucapkan kata-kata bibi Ghe yang baru saja diingatnya tentang Aegis. Setelah mengucapkan itu, Dearly bisa menangkap raut kebingungan dari wajah sang Kara. Sepertinya kata-kata bibi Ghe juga sulit dipecahkan oleh Kara.

"Pulanglah besok sebelum senja Dear, tanyakan pernyataan itu kepada bibimu. Aku perlu tahu soal pepatah ini, aku tak pernah tahu kata-kata semacam itu di Fork Forest," titah sang Kara.

"Tapi bibi Ghe akan pulang setelah musim ketiga bunga lily,"

Kara menghela napas, sepertinya dia benar-benar butuh informasi mengenai Aegis dari bibi Ghe. Aegis adalah pertanyaan dari segala kerumitan.

Kara memilih mengalihkan topik dari sekedar membahas Aegis yang misterius. Kara kemudian menjelaskan tentang kekuatan-kekuatan para Elf dan menunjukkannya kepada Dearly dan Pansy. Menakjubkan. Tebakan Dearly benar, sang Kara adalah Elf bulan.

Dia juga mengajarkan Dearly dan Pansy untuk mencoba sihir Elf bulan. Tapi bukan sihir yang berasal dari diri mereka. Sihir yang dapat ditimbulkan dari sebuah logika dan pemahaman. Dearly berhasil mempelajari sihir mengubah cahaya putih menjadi biru. Sebenarnya yang dia pelajari adalah cara rumitnya karena manusia mungkin tak akan langsung bisa mempelajarinya. Dearly meletakkan setetes air ke arah cahaya putih itu kemudian mengubah arah rambatnya, namun tidak terlalu berbelok. Hanya beberapa derajat, sinarnya berubah menjadi biru terang seperti cahaya bulan.

***

To be continue,

-Nothing Notes-

Sincerely, Frila Monica.

World of Elves ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang