"Tangkap mereka!" serunya kepada para prajurit yang telah berada di belaangnya sejak penyatuan itu selesai.
Perlahan mereka berlari dan semakin dekat. Sementara para duta besar dan Rexana tetap berada di sana. Hanya saja Dearly tak melihat ada Kara di sana. Dimana dia? Pasti Rexana merencanakan sesuatu yang lebih buruk dari ini. Dan Dearly sudah menduganya.
Mereka mendekati para Elf kemudian meluncurkan perangkap-perangkap. Kebanyakan dari mereka terangkap dan terkurung. Termasuk Ortora dan Lilian. Kini hanya tinggal Dearly, Pansy, Patrisia, Etherd, Sagoz, dan Jaxzen.
Mereka pun lari dan melindungi dirinya masing-masing dengan sihir mereka. Hanya ada Dearly dan Pansy yang kini masih tetap berada di ruang terbuka. Tanpa perisai ataupun sihir untuk melindungi diri.
Perlahan perangkap itu mengarah kepada mereka berdua. Dearly hanya mampu menutup matanya semoga mereka tak terperangkap di lingkaran itu. Dan benar saja. Sebuah cahaya menyelimuti sekeliling Dearly dan Pansy. Rupanya cahaya itu berasal dari bintang di tangannya. Syukurlah ternyata mereka masih memiliki sihir untuk melindungi diri.
"Ternyata kau sudah mendapatkan batu itu. Berikan padaku!" teriak Rexana.
"Tidak akan!" tentangnya.
Rexana terlonjak. Rasanya manusia itu berani sekali menentang dirinya yang bahkan dia tak punya apapun untuk melawannya. Bintang itu bukan hak miliknya.
Wanita itu mengarahkan tongkatnya ke arah Dearly dan Pansy. Menembakkan sihir kejam kepada mereka berdua. Untung saja sekali lagi bintang itu melindungi mereka. Dearly bersyukur. Tetapi kalau ini terus dibiarkan, mereka bisa tertangkap.
Dearly memutari bintang itu menggunakan telapak tangannya. Mengeluarkan cahaya sihir untuk memerangkap Rexana. Sementara itu Dearly dan yang lainnya cepat-cepat menuju bumi, kecuali Sagoz dan Jaxzen. Terakhir kali dua pemuda itu menatapnya sembari tersenyum sinis. Seolah menginginkan sesuatu dari dirinya.
Tetapi masalah tentang dirinya tidak penting. Dia harus segera pergi ke bumi dan menemui bibi Ghe dan Ibunya.
Dearly menuju hutan itu kembali bersama yang lain. Dearly dan Etherd pergi ke padang rumput sementara Patrisia dan Pansy pergi memecahkan petunjuk dimana portal itu berada sebelum Rexana tiba.
"Kau yakin mereka akan menjelaskan semuanya?" tanya Etherd.
"Tenang saja, mereka tahu segalanya."
Dearly dengan cepat memacu pegasus bibi Ghe sampai tiba di rumahnya. Aneh, pintunya terbuka dan tak seperti biasanya. Ada seseorang sepertinya.
"Permisi." mereka yang ada di ruangan itupun menoleh.
Betapa terkejutnya Dearly dan Etherd ketika melihat nenek Kara berada di sana. Dia pun sama terkejutnya melihat mereka.
"Kar-Kara, kau ada di sini?"
Kara mengangguk tersenyum. Kemudian melanjutkan sedikit perbincangan dengan ibu bibi Ghe.
"Um...Dear, kau sudah punya kekasih rupanya," goda bibi Ghe sembari menuangkan teko berisi teh huju di gelas Kara.
Dearly terbelalak. Kenapa semua orang mengira dia dan Etherd adalah sepasang kekasih?
"Sudahlah, ada hal penting yang harus kukuak peada kalian semua tentang Aegis. Kara baru saja tiba di sini, saat yang tepat agar Rexana tak sadar bahwa dia tak bersamanya," jelas ibu bibi Ghe.
"Kalian pasti tahu betul tentang Aegis. Pertama-tama akan kujelaskan beberapa cara membuka portal itu."
"Sebenarnya ada cara lain selain cinta sejati itu. Dia yang memiliki takdir yang telah di tentukan akan menjadi korbannya kemudian portal itu akan terbuka sempurna. Tapi jika cara yang kusebutkan tadi terlebih dahulu ada ketimbang dengan cara cinta sejati, maka dia tak bisa menghindar. Dia akan menjadi bintang utama di Aegis, menyalurkan segala sihir dan kehidupan yang ada di Aegis. Menyeimbangkannya serta menjaga kebaikan tetap tersebar di setiap sudut Aegis," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Elves ✔
Fantasy{END} Dearly terkejut ketika mendengar sebuah ledakan yang terjadi di dekat hutan kecil belakang rumahnya. Karena penasaran, akhirnya Dearly mengajak Pansy--sahabatnya untuk melihat ledakan besar tersebut. Awalnya, Pansy berpikir jika itu adalah led...