Part 6

1.9K 148 4
                                    

Dearly terbangun dari tidurnya. Ternyata hari sudah pagi. Kemarin dirinya dan Pansy belajar sihir sederhana bersama Kara sampai larut malam. Kemudian  Kara menyuruh mereka berdua tidur karena tahu manusia butuh tidur lebih lama ketimbang para Elf.

Di samping Dearly kosong, tidak ada Pansy. Mungkin gadis itu bangun lebih dulu. Mengingat Pansy memiliki kebiasaan bangun pagi untuk membantu orangtuanya membuat kue Canele dan di jual di toko roti milik orang tuanya.

Dearly keluar dari kamar tidur. Tidurnya lagi-lagi nyenyak seperti saat tidur di rumah Ortoran dan Lilian. Kara berbaik hati meminjamkan kamar untuk Dearly dan Pansy. Ruangan kamarnya cukup nyaman, dingin, dan luas. Awalnya Dearly heran kenapa tempat seluas ini disebut dengan rumah. Kenyataannya tempat ini jauh lebih luas daripada rumah-rumah umum lainnya.

Dearly menemukan Pansy sedang memilah-milah buku di perpustakaan lantai 2. Sedang apa Pansy pagi-pagi pergi ke perpustakaan? Seingat Dearly, Pansy tak terlalu minat membaca buku seperti itu.

"Pagi, Pansy. Sedang apa kau?" sapa Dearly.

"Hanya memilih buku yang ingin ku baca," ucapnya. Tanpa mengalihkan pandangan dari deretan buku di hadapannya.

Dearly mengangkat satu alisnya heran. "Sejak kapan kau tertarik dengan benda kotak berisi tumpukan kertas itu, Pan?"

Pansy mendengus kesal. Kemudian berbalik menghadap Dearly yang berada tak jauh dari rak buku yang sedang dipilihnya. "Ayolah, mungkin saja ada resep kue ajaib di sini. Jika ada mungkin aku akan mempelajarinya dan mempraktekan ini di rumah, Dear"

Ternyata karena itu. Lebih baik Dearly membiarkan Pansy melakukan apa yang dia suka. Dearly memilih untuk pergi dari perpustakaan dan menuju ruang pribadi Kara. Dearly melihat Kara sedang menyapu lantai ruangannya itu.

"Selamat Pagi, Kara" sapa Dearly sambil menampilkan senyum terbaiknya.

Kara memalingkan pandangannya dan meletakkan sapu yang dipegangnya. "Selamat  Pagi, Dearly" ucap Kara membalas sapaan Dearly.

"Dimana Lilian dan Ortora?"

"Kemarin mereka memutuskan untuk pulang dan menitipkan kalian kepada ku," ucap Kara.

Setelah itu, Kara menyuruh Dearly dan Pansy untuk sarapan. Ternyata di sini mereka menyiapkan makanan manusia untuk Dearly dan Pansy. Mereka kira Kara akan menyiapkan makanan para Elf untuk mereka berdua, ternyata tidak. Kara bilang Ortora akan datang sebentar lagi dan mengajak kedua manusia itu jalan-jalan ke rumah teman Ortora. Kalau tidak salah tadi namanya Rhytm. Kara bilang Rytm adalah Elf cahaya.

Beberapa menit setelah Dearly dan Pansy sarapan, Ortora datang dengan Jerk. Dearly tidak tahu lewat mana gadis itu. Mungkin Elf hutan lebih tahu tentang jalan pintas agar tidak melewati kota dan membawa Jerk ke sini.

"Hai, Dearly, Pansy" sapa Ortora. Kedua manusia itu membalasnya dengan anggukan dan lambaian tangan.

Ortora menyuruh Dearly dan Pansy menaiki Jerk. Ortora bilang mereka tidak akan melewati kota untuk menuju rumah Rhytm. Rumah Rhytm berada di ujung timur dari kota dan menara. Biasanya akan membutuhkan waktu satu setengah jam jika melewati kota. Oleh karena itu Ortora lebih memilih mengajak mereka melalui hutan dan mengambil jalan pintas. Dengan begitu waktu mereka tidak akan terbuang banyak. Lagipula melewati kota tidak akan memperbolehkan Jerk untuk ikut. Menyusahkan saja. Mereka pikir berjalan satu setengah jam itu tidak melelahkan? Yang benar saja.

Ortora benar. Jarak rumah Kara ke rumah Rhytm lebih jauh dua kali lipat daripada jarak rumah Ortora ke kota. Buktinya, sampai sekarang mereka bertiga belum juga sampai. Masih setengah perjalanan lagi.

Setelah beberapa kilometer, akhirnya mereka sampai di ujung timur. Ternyata rumah Rhytm sejauh ini dan cukup melelahkan. Untung saja mereka menunggangi Jerk. Kalau saja berjalan kaki, mungkin akan lebih jauh lima kali lipat.

Rumah Rhytm tidak jauh dari ladang hamparan bunga matahari. Di ujung timur rupanya banyak sekali bunga matahari. Ternyata bunga yang tumbuh di bumi juga terdapat di daerah ini.

Tok tok tok

Ortora mengetuk pintu rumah Rhytm yang terbuat dari kayu berwarna gelap. Tak lama kemudian muncul seorang wanita tua berpakaian jubah abu-abu. Dia tidak terlalu tua, hanya saja rambutnya seputih Kara. Menandakan kalau wanita itu sudah berumur.

"Oh, kau Ortora, ada apa?" tanya wanita itu kepada Ortora.

"Apa Rhytm ada?"

"Dia sedang berada di taman belakang, kalau kau ingin menemuinya silahkan saja," jelas nenek itu.

Tak menunggu lama, mereka bertiga pun langsung berlari ke taman belakang menemui Rhytm. Terlihat gadis itu tengah memetik beberapa bunga matahari yang cantik-cantik.

Mendengar suara langkah, gadis itu pun menoleh dan mendapati temannya, Ortora. Namun Rhytm tidak mengenali kedua gadis yang berada di samping Ortora. Mereka tampak sangat aneh menurut Rhytm.

"Hai, Ortora" Gadis itu melambaikan tangannya kepada Ortora. Dia sangat manis. Rambutnya berwarna oranye terang. Bulu matanya lentik. Iris matanya sungguh sangat memukau. Dia lebih cantik daripada Ortora maupun Lilian. Bahkan Dearly dan Pansy tak secantik itu. Tubuhnya ramping seperti para Elf kebanyakan. Bibi Ghe benar, Elf cahaya adalah Elf tercantik daripada ras Elf lainnya.

"Lama tak berjumpa denganmu, Ry. Kenalkan mereka temanku, yang itu bernama Dearly dan yang satunya bernama Pansy," ucap Ortora sambil menunjuk Dearly dan Pansy satu-persatu.

"Salam kenal,"ucap Dearly dan Pansy secara bersamaan.

Ortora kemudian mengajak Dearly dan Pansy berbincang-bincang dengan Rhytm. Rhytm gadis yang ceria sekali. Dia pandai membuat lelucon sehingga ketiga gadis itu tak lelah untuk berbincang-bincang dengan Rhytm. Ortora juga menceritakan kepada Rhtym kalau Dearly dan Pansy adalah manusia. Awalnya dia terkejut, namun ketika Ortora menjelaskan semuanya Rhytm menerima Dearly dan Pansy.

"Bagaimana kau bisa membuka portal menuju dunia mereka, Or?"

Ortora tertawa. Rasanya mengingat ketika dirinya membuka portal ke dunia manusia adalah hal terlucu yang dia alami seumur hidup. Bayangkan saja Elf hutan membuka portal membuka panah kecilnya. Sedangkan yang Ortora tahu, hanya para Elf yang memiliki kekuatan sihir seperti Elf bintang, cahaya, atau bulan yang dapat melakukan itu.

"Itu hanya ketidak-sengajaan eksperimen bodohku," ucap Ortora masih menahan tawanya.

"Tapi itu he--"

Belum Rhytm menyelesaikan ucapannya, langsung dipotong oleh Pansy. "Tentu saja itu tidak bodoh. Dengan kau membuka portal itu kami bisa berada di sini dan melihat Fork Forest, benarkan Rhytm?"

Rhytm mengangguk mantap. "Ya, aku juga bisa melihat para manusia seperti mereka berdua. Mungkin kau Elf hutan pertama yang melakukan itu Or, meskipun aku termasuk Elf cahaya yang merupakan Elf dengan sihir terkuat, aku bahkan tidak pernah sekalipun membuka portal menuju dunia manusia," Rhtym berhenti sejenak, kemudian melanjutkan ucapannya,"kau harus bersyukur akan itu, Or. Siapa tahu kau bisa membuka portal dan menemukan dimana Aegis berada."

Lagi-lagi pembicaraannya menyangkut Aegis. Entah seberapa penting Aegis itu, Dearly tak tahu. Tetapi cerita dan lelucon Rhytm tentang Aegis semakin membuat Dearly penasaran. Benarkah Aegis menghilang? Tapi kenapa di bumi Aegis malah tampak seperti cerita yang hidup?

'Aku harus menanyakan ini kepada bibi Ghe saat dia pulang setelah musim ketiga bunga lily' guman Dearly.

***

To be continue,

Jangan lupa saran kalian sangat dibutuhkan:)

Sincerely, Frila monica.

World of Elves ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang