Setelah pergi ke rumah Rhytm, Ortora mengajak kedua manusia itu pergi ke tempat biasa dia berkumpul dengan teman-teman Elf nya. Tempat itu rupanya tak jauh dari rumah Rhythm.
Tempatnya sejuk, terdapat pohon besar di tengah-tengahnya. Cocok untuk berteduh di siang hari yang terik. Ortora bilang di sini mereka berkumpul untuk mendengar cerita dari Patrisia--Elf hutan yang sama seperti Ortora. Patrisia adalah Elf yang paling berpengalaman diantara mereka. Dia lebih tua, namun jiwa remajanya masih begitu melekat di dirinya.
Selain Patrisia, Dearly dan Pansy juga berkenalan dengan para Elf lain yang ada di sana. Ada Maxsmery--Elf Salju, dia terlihat menyejukkan dan dingin. Kemudian Herena--Elf bulan, penampilannya hampir mirip seperti Kara karena mereka sama-sama Elf bulan. Hanya saja rambut Herena warnanya lebih terang daripada Kara. Juga ada Gerenadia--Elf bersayap. Dia benar-benar seperti bidadari dengan sayap putih memukaunya itu. Ortora bilang, hanya Elf bersayap saja yang dapat pergi kesana-kemari dengan cepat menggunakan kedua sayap mereka.
"Kami sudah mengenalkan diri kami, sekarang giliranmu," suruh Herena kepada Dearly dan Pansy.
Dearly ingin mengucapkan separah kata, namun Ortora menyela. Tatapan matanya seolah menyuruh Dearly diam dan membiarkan Ortora mengenalkan mereka.
"Kenalkan dia Dearly dan yang satunya itu Pansy. Mereka teman manusia ku," ucap Ortora.
Sontak mereka semua terkejut mendengar kalimat terakhir Ortora. Kecuali Rhytm tentunya. Elf mana yang tidak terkejut ketika mengetahui ada manusia di sekeliling mereka. Apalagi ini adalah daerah kekuasaan para Elf. Tatapan mereka semua seolah bertanya-tanya. Teman-teman Ortora ketakutan semua, namun tidak dengan Patrisia. Dia selalu tahu bagaimana cara menghadapi sesuatu.
"Bagaimana bisa? Jelaskan kepadaku, Ortora!" tegas Patrisia.
Ortora menarik napasnya dalam-dalam. Padahal hanya satu kalimat saja membuat keadaan setegang ini. "Aku membuka portal menuju dunia mereka dengan tidak sengaja,"
"Aku tahu kau tidak mungkin bercanda. Tapi apa benar?" tanya Herena.
"Itu benar, dia sendiri yang bercerita kepadaku," jelas Rhytm sebelum Ortora menjelaskannya lebih rumit.
Para Elf lega setelah Ortora dan Rhytm menjelaskan bahwa Dearly dan Pansy tidak jahat. Setelah itu, Rhytm menjelaskan tujuan mereka datang kemari. Tadi sebelum Ortora mengajak kedua manusia itu kemari, Dearly dan Pansy meminta sebuah cerita tentang Aegis dari Patrisia. Tepat sekali, Patrisia memiliki seribu pengalaman tentang Aegis sama seperti Kara. Tetapi, jika meminta keseluruhan cerita tentang Aegis dari Kara, bagi Dearly dan Pansy dia terlalu tegas dan tertutup.
"Dari mana kau tahu soal Aegis?" tanya Patrisia.
"Bibi ku yang menceritakan Aegis kepadaku sejak kecil."
"Baiklah akan ku ceritakan semua yang ku ketahui tentang Aegis yang belum Kara ceritakan kepada kalian," Patrisia menjeda ucapannya sebentar, kemudian dia melanjutkannya lebih panjang lebar,"Aegis adalah tempat yang dianggap mitos oleh para Elf, namun sebenarnya Aegis adalah nyata. Hanya saja tidak ada yang tahu dimana tempat itu berada. Dulu ketika nenekku masih hidup, dia bilang sebuah pepatah tentang Aegis kepadaku. Katanya 'Tak ada yang lebih berkilau dari Aegis, namun kalau kilaunya terlihat maka magis akan kehilangan dan dewa bintang akan mengatur' dia hanya mengatakan itu kepada ku, tapi nenek sendiri tidak pernah tahu artinya. Dia bilang arti dari pepatah itu bukannya dicari tapi dibuktikan.
"Nenek pernah bilang kepada ku kalau Aegis hancur bersamaan dengan hilangnya cahaya bulan Fordomera saat itu. Itu nyata, nenekku--Elf bersayap. Dia nekat terbang ke luasnya alam semesta dan mencari dimana bulan Fordomera itu, dia berhasil menemukannya. Namun bulan Fordomera bahkan lebih mati dari satelit planet mati yang dia tahu, cahayanya benar-benar redup, tanpa kehidupan. Bagaikan segumpal tanah liat, menghitam namun masih melayang di semesta. Bulan Fordomera tak punya gravitasi apapun, tempatnya selalu berpindah-pindah tanpa arah yang jelas. Nenek sangat beruntung ketika dia menemukannya di dekat bintang kedua belas saat musim bunga Syrn terakhir. Dia pernah bilang padaku, katanya kalau aku memiliki kesempatan dia menyuruhku untuk mencari dimana Aegis berada. Dan itu mustahil. Bahkan sang Rexata tak pernah menemukan dimana Aegis itu berada. Tapi amanah nenek yang selalu membuatku merasa bersalah, bagaimana aku bisa mencari Aegis sedangkan aku bukan Elf bersayap yang mampu menjelajahi setiap pelosok semesta dengan singkat?"
Patrisia mengakhiri ucapannya. Raut wajahnya berubah menjadi sendu ketika mengingat amanah neneknya. Patrisia tahu neneknya benar-benar ingin membuktikan kepada semua orang kalau Aegis bukanlah mitos kuno. Tapi siapa yang mampu membuktikan hal yang sudah tiada dalam kurun waktu ribuan tahun lamanya?
"Bagaimana kalau kita mencari Aegis bersama-sama?"
Para Elf mengalihkan perhatian kepada Dearly yang melontarkan kalimat singkat itu. Mereka seolah terkejut setengah mati. Tapi Patrisia lagi-lagi berbeda pendapat dari mereka semua. Meurutnya, Aegis patut ditemukan kembali.
"Aku akan bertanya kepada bibi Ghe tentang pepatah itu, jika bisa dikuak kenapa kita tidak mencobanya?"
Sungguh, itu bukan Dearly yang Pansy kenal. Dearly yang dia kenal tidak pernah se-optimis ini. Dearly yang Pansy kenal selalu mencari aman dari segala kejadian dan setiap tindakan yang ada. Dearly yang Pansy kenal tidak pernah seberani ini.
Dearly juga tidak mengerti apa yang dia ucapkan tadi. Mencari Aegis tak semudah mencari tumpukan baju pesta yang terselip di dalam lemari pakaiannya. Ini adalah Aegis, dimana semua kerumitan akan malah berubah menjadi sebuah tanda tanya besar. Tidak sehebat nenek Patrisia yang menemukan Fordomera begitu hebatnya, Dearly hanyalah anak biasa yang kemarin baru mendengar dongeng tentang Aegis dari bibi kesayangannya. Tetapi sekarang Aegis itu malah menjadi sebuah misteri. Aegis yang Dearly kira adalah dongeng putri cinderella adalah kenyataan. Semua cerita khayalan tentang mitologi Elf sekarang benar-benar ada di hadapannya. Makhluk dengan kekuatan magis dan kuping runcing yang menjadi favorit Dearly sekarang benar ada di matanya sendiri. Lalu katakan, jika Elf yang dulu dia kira adalah seribu khayal malah sekarang benar adanya kenapa Aegis yang sekarang mitos kuno tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dearly yakin, Aegis pasti ada di suatu tempat yang tak seorang pun tahu.
"Aku setuju. Tapi ada satu hal yang perlu kita lakukan sebelum itu. Sesuatu yanga kan menghasilkan seribu informasi tentang Aegis melebihi segalanya,"
Dearly mengerutkan dahi kemudian bertanya heran,"Apa itu?"
"Drawn, dia tahu setiap sudut tentang Aegis. Jadi bagaimana, apa kalian siap dengan petualangan mustahil ini, teman-teman?" tanya Patrisia.
"Baiklah, kita akan buktikan segala cahaya di atas pencahayaan sebuah Aegis," ucap mereka serempak. Patrisia tidak menyangka, dia kira hanya beberapa dari mereka yang setuju. Tapi di luar dugaan, mereka semua menerima tantangan mustahil ini.
Aegis akan terkuak sebentar lagi. Atas keajaiban dan segala petunjuk. Atas cahaya redup Fordomera dan sebuah kata tak berbenah. Aegis akan bersinar sebentar lagi.
***
To be continue,
Hari ini sebenarnya saya malas menulis. Tapi saya paksakan, semoga hasil tidak menghianati usaha.
Jangan lupa saran dan bimbingannya sangat penting. Terima kasihSincerely, Frila Monica.
KAMU SEDANG MEMBACA
World of Elves ✔
Fantasi{END} Dearly terkejut ketika mendengar sebuah ledakan yang terjadi di dekat hutan kecil belakang rumahnya. Karena penasaran, akhirnya Dearly mengajak Pansy--sahabatnya untuk melihat ledakan besar tersebut. Awalnya, Pansy berpikir jika itu adalah led...