Ketiga

396 60 1
                                    

"Le," 

Sapaan Roaluna Azzahra, rekan kerjanya sekaligus sahabat Kalea sejak SMA, hanya Kalea jawab dengan gumaman. Saat ini mereka sedang di pantry sekedar menghilangkan penat sejenak karena kantornya sedang hectic sehingga malam ini mereka harus overwork sekitar 3 jam. 

Kalea sedang membuat green tea latte sachetan dan Roa membuat kopi susu racikannya.

"Bisma tuh kawin minggu depan. Dateng gak lo?" 

"Dateng" 

"Cuih, gengsi doang nih pasti kalo gak dateng" 

Samber Fadhil, rekan kerjanya dari departemen IT. Roa tertawa. Fadhil Jaehyun Ramadhan jelas mengetahui gimana tragisnya kisah Kalea dan Bisma. Secara, 1 tahun yang lalu saat Bisma dan Kalea menyudahi hubungan mereka, Fadhil juga lah yang ikut menemani Kalea menenangkan diri di pub dekat kantornya bersama Roa. 

"Ndoro, lo nemenin Kalea?" 

Ucap Fadhil kepada Roaluna, yang lebih sering ia panggil 'Ndoro' itu.

"Iya, Dhil" 

"Sayang sih gue gak diundang, padahal dengan senang hati gue menemani kalian. Kan, kasian ntar kalo gue cuma gandeng salah satu dari kalian ntar disangka gak adil- AH SAKIT" 

Omongan panjang lebar Fadhil terputus duluan karna digeplak Roa duluan. Gantian Kalea yang ketawa. 

"Ngimpi lo Dhil" 

"Tapi Le, gue serius nanya nih. Lo dateng gak?" 

Roa menyesap minumannya, menunggu jawaban dari Kalea. 

"Gue dateng, Ro. Dikasih undangan kok. Kan mantan yang sportif" 

-- 

 Kalea membuka pintu mobilnya, dan segera menaruh beberapa barang bawaannya di passanger seat bagian belakang. Kalea segera melaju ke rumahnya. 

30 menit kemudian, Kalea tiba di rumahnya dan melihat Arkana sedang berbincang dengan Bapak. 

"Assalamualaikum," 

 "Walaikumsalam. Makan dulu dek," 

Itu suara Bapak. Kalea hanya mengangguk lalu beranjak ke kamarnya yang berada di lantai atas. 

Jam 10 malam. Kalea duduk di balkon rumahnya sambil membereskan beberapa pekerjaan yang ia bawa ke rumah. Terdengar derap langkah yang datang menuju balkon, 

"Lea?" 

 Kalea menjawab. Membuat orang yang baru datang tadi semakin mantap untuk memasuki balkon. 

Setelah perbincangan standar ala adik dan kakak, Arkana memberanikan diri untuk bertanya suatu hal yang memang mengganggunya belakangan ini, mendengar adiknya akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya dulu. 

"Kamu beneran terima dijodohin sama Keanu?" 

"Yah gimana, Lea gak lihat ada celah buat nolaknya. Apalagi kemarin Bapak sama Ibu kelihatan berharap banget, Mas" 

"Kalo kamu nggak mau dan gak suka, bilang, Le. Biar nanti Mas yang bantu bilang ke Ibu sama Bapak" 

"Nggak usah, Mas. Lea mau kok. Seenggaknya dicoba dulu. Lagian Keanu kan katanya temen dekatnya Mas juga," 

Arkana mengalah. Meskipun ia sebenarnya kasihan dengan Kalea karna kegagalannya dengan Bisma dulu tapi apa daya, Arkana tidak bisa bilang secara gamblang pada Kalea karna ia tahu, Kalea tidak suka dikasihani dengan segala harga dirinya. 

"Yaudah, Mas ke kamar dulu ya, kamu mending lanjutin di dalam. Angin, Lea"

Kalea mengangguk. Sementara kakaknya itu mengusap lembut kepalanya dan beranjak masuk ke kamarnya.Sepeninggal kakaknya, Kalea kembali termenung dan meragukan pilihan-pilihannya tadi. 

Apakah ia sudah benar menerima perjodohan ini? 

Apakah benar ia sudah sembuh dari kegagalanya kemarin?  

[1] Untitled; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang