Keempat

330 60 2
                                    


"Kalea,"

Suara pintu diketuk bersamaan dengan namanya dipanggil oleh Ibu.

"Masuk aja Bu,"

Wanita yang berumur 60 tahun itu duduk di pinggir kasur Kalea, sementara Kalea beranjak maju mendekati Ibunya.

"Lusa kamu datang ke Bisma, nak?"

Kalea termenung, ah benar juga. Lusa itu Sabtu, dan malamnya adalah resepsi Bisma dengan Irma.

Ibu mengelus rambut anaknya dengan lembut.

"Kalau kamu gak sanggup, gak usah datang gapapa. Biar nanti Ibu yang bicara dengan keluarga Bisma,"

"Enggak Bu, Kalea datang kok. Kan diundang. Ibu sama Bapak gimana?"

Ibu tersenyum mendapati jawaban Kalea. Ibu kira Kalea masih belum mau untuk berdamai dengan masa lalunya,
Ibu kira, Kalea masih skeptis dengan Bisma.

"Besok Ibu sama Bapak mau datang ke pengajian keluarganya Bisma, nak."

Kalea mengangguk lagi, Ibu-nya lalu memeluk dan mengelus punggung Kalea.

"Maaf kalau Ibu memaksakan kamu dengan Keanu, Ibu hanya ingin yang terbaik, nak"

Sedikit banyak, Kalea merasa lega dengan jawaban Ibu. Entah mengapa.

Ibu lalu beranjak pergi dari kamar Kalea. Namun satu langkah sebelum membuka pintu,

"Kalea datang sama Keanu, kan?"

Panik. Bahkan Kalea saja tidak punya nomor Keanu hingga detik ini.

--

"Hah kamu gak punya kontak Keanu, dek?"

Kalea cengegesan di depan kamar kakaknya. Sementara yang lebih tua hanya menggeleng, lalu memasuki kamar yang bernuansa putih dengan aksen coklat itu untuk mengambil handphonenya di nakas sebelah kasurnya. Kalea mengekor di belakang, lalu mendudukan diri di kasur kakaknya.

"Udah dikirim tuh, semuanya lengkap"

Kalea melirik handphonenya yang menyala sekejap dan menunjukan sekilas nama kontak Arkana. Tanda bahwa pesan dari Arkana sudah terkirim ke ponselnya.

"Mas, Lea mau nanya deh"

Arkana mengubah fokusnya, sekarang ia meletakan ponselnya lalu siap untuk mendengarkan Kalea.

Kalea lalu bercerita saat makan malam di hotel malam itu, bagaimana orang tuanya dan orang tua Keanu berkata bahwa Kalea dan Keanu dulu pernah menjadi teman. Dan meskipun Kalea tahu jika Arkana berteman dengan Keanu, tapi Kalea tetap saja clueless Keanu itu siapa?

"Tapi aku ngerasa asing aja Mas sama Keanu meskipun Ibu dan Tante Atma bilang dia temen Mas. Beda sama Mas Rizza gitu, kan beberapa kali ketemu juga pas udah gede."

Arkana tertawa kecil. Ia mengingat memori-memori saat dulu Kalea suka mengikuti Arkana, Rizza dan Keanu pergi kemanapun.

"Kalo Ken, inget?"

"Oh! Temen Mas yang pindah itu kan-"

Kalea menghentikan sendiri ucapannya. Ia seakan mengerti mengapa kakaknya itu menyebut nama Ken saat membincangkan tentang Keanu.

Arkana lalu tersenyum,

"Iya itu Keanu, Lea"

Kalea terdiam. Tiba-tiba sepenggal memori saat masa kecilnya dulu seperti terputar di otaknya.

'Ken mau kemana?'
'Tunggu Ken ya, Lea. Nanti Ken kembali lagi,'

Kalea tidak menyangka, jika kembali lagi yang Keanu maksud saat itu adalah dengan situasi yang sekarang ia hadapi ini.

-

19.23, Keanu datang menjemput Kalea di rumahnya. Dengan dress berwarna salem, Kalea berangkat menuju pernikahan Bisma dan Irma.

Oh, perkara kontak. Pada akhirnya Keanu yang terlebih dahulu menghubungi Kalea. Menanyakan kapan acara resepsi Bisma dan Irm

Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan yang terbuat. Mereka seakan-akan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sisa 10 menit sebelum mencapai tempat berlangsungnya acara, pada akhirnya Keanu menginisiasi percakapan dengan Kalea.

"Harus kuat. Pertahanan kamu tidak boleh runtuh di depan dia nanti. Ini lebih buruk dari yang kamu duga."

Keanu menekan pedal rem saat lampu traffic berwarna merah.

"No, I've been prepared for this."

"It's worse than you've prepared, Lea."

Ada sesuatu nada yang familiar ketika nama itu keluar dari mulut Keanu, terlebih saat Keanu juga menatap matanya.

"I, ever on this state. Bilang sama saya kalo kamu mau pulang, nggak perlu lama-lama di acara kayak gitu."

"It makes me look like loser."

"Who said that?"

Kalea diam. Gengsinya terlalu tinggi, benar kata Fadhil.

Eh, tunggu?
Keanu bilang ia pernah mengalaminya?

Dari samping, Kalea bisa melihat rahang tegas milik Keanu diiringi bias lampu dari kendaraan yang berada di sekitar mobilnya. Membuat ia enggan untuk bertanya lebih.
Seakan Keanu memang sedang membuat puzzle untuk Kalea pecahkan sendiri.

Satu hal yang Kalea ingat, bahwa mereka tidak ada dalam posisi untuk bisa bertanya lebih dalam tentang satu sama lain.

-

"Selamat,"

Kalea menjabat tangan Irma dan Bisma. Bersamaan diungkapkannya doa tulus untuk mereka berdua.

Mengenai ucapan Keanu tadi di mobil, sepenuhnya benar. Kalea sempat mengalami perang batin apakah ia harus masuk lalu berjabat tangan dengan Bisma atau pulang dan memilih mengucapkan salam lewat hadiah pernikahan yang bisa saja ia kirimkan melalu kurir ekspedisi.

Kalea memang tidak mengucapkan apapun atau menunjukan raut wajah cemas saat ia mengalami perang batin, namun Keanu jelas mengetahui apa yang sedang gadis itu rasakan.

"Kamu sudah sejauh ini. Cukup masuk, beri salam, lalu kita pulang"

Bisikan Keanu di telinganya membawa Kalea sadar sepenuhnya tentang apa yang akan ia lakukan. Keanu juga membiarkan gadis itu untuk mengamit lengannya saat berjalan menuju tempat Bisma dan Irma berdiri.

"Amin. Terima kasih sudah datang, Lea"

Ucapan Bisma terdengar tulus. Lutut Kalea melemas.
Ia sedikit mengingat bagaimana dulu ia terlalu dekat untuk berada di posisi Irma sekarang ini.

"Sama-sama. Ohiya Bisma, Irma, kenalin ini Keanu."

Setelah Kalea menyebut namanya, Keanu pun turut menjabat Bisma dan Irma.

"Pacar, Le?"

"Saya tunangannya."

Pertanyaan Irma dijawab terlebih dahulu oleh Keanu. Kalea hanya bisa tersenyum menanggapinya.

Diperbolehkan tidak sih jika Kalea melanggar ucapannya saat pertama kali bertemu dengan Keanu malam itu?

Bahwa ia sedikit berharap dengan perjodohannya dengan Keanu.

Bahwa ia sedikit berharap dengan perjodohannya dengan Keanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Untitled; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang