Ketigabelas

219 50 2
                                    

Kejadian di dalam mobil tempo hari cukup membuat hubungan Keanu dan Kalea makin renggang. Keanu bingung bagaimana harus memperbaiki atmosfir antara ia dan Kalea.

Belum lagi ucapan terakhir Kalea sebelum turun dari mobil makin membuat Keanu runyam.

"Kayaknya cuma aku aja ya Ken, yang antusias sama perkawinan kita?" Kalea melirik tanggal di jam tangannya sejenak sebelum melanjutkan "2 minggu lagi."

Keanu mengacak-acak rambutnya gemas.

-

Kalea sendiri sudah hampir seminggu ini disibukan dengan pekerjaannya yang lumayan menumpuk karena perusahaannya baru saja melakukan ekspansi, sehingga harus tetap lembur hingga dua hari ke depanㅡ menuju cuti perkawinannya.

Atas kejadian antara ia dan Keanu satu minggu lalu, Kalea selama itu juga memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Membuat hipotesa-hipotesaㅡ yang pada saat ia kemukakan di depan Roaluna dan Fadhil tentu ditentang kerasㅡ karena ia sendiri tidak mungkin cerita ke kakaknya karena pasti akan runyam.

Ah, sumpah. Kenapa juga harus jadi rumit kayak gini. Batin Kalea.

Ia meminum kopi hitam ala Kalea yang ia buat 30 menit yang lalu.

"Kusut amat Ibu. Padahal bentar lagi gajian sama kawin, gimana nih" adalah bentuk sapaan Roaluna saat memasuki ruang kerja terbuka Kalea bersama Fadhil

"Heh gak kerja apa lo berdua? Pacaran mulu."

Roaluna mendecih atas ucapan Kalea.

"Utututu anak Pak Hatmoko galak, takut" ucap Fadhil pura-pura meringkukan badannya.

Kalea tersenyum tipis.

Beruntung, saat ini mereka sedang santai-sejenak-sebelum-kembali-stress karena di ruangan Kalea hanya sendiri, rekan satu divisinya sedang istirahat dan meeting.

Roaluna dan Fadhil sendiri sudah tahu apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu, dan mereka sepakat tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena semua memang punya porsi salah masing-masing,

Juga waktu yang memang tidak tepat.

"Udah lah Le, lo tau kan Keanu tuh emang kurang inisiatif tapi percaya deh dia gak maksud kayak gitu. Lo jangan berprasangka buruk duluan gitu dong" ucap Roaluna

"Hm, gue yakin dia sebenernya cuma rada clueless gitu. Lo juga coba banyakin ngobrol deh sama dia." sambung Fadhil

Kalea memijat pelipisnya. Menyambungkan ucapan temannya dengan apa yang sudah mereka ungkapkan sebelumnya.

Memang, ada benarnya juga ucapan Roaluna dan Fadhil. Perkawinan mereka benar-benar semakin dekat namun mereka malah semakin renggang.

"Permisi" ujar sebuah suara setelah pintu ruangan divisi Kalea diketuk, membuat ketiga orang yang ada beralih pandangan.

"Ya, mas Yon?" Jawab Fadhil mewakili Kalea

"Anu.. Mbak Kalea dipanggil ke ruangan HRD, ketemu Mbak Gania"

"Oh iya. Terimakasih Mas!" Jawab Kalea. Ia lalu menepuk pundak Roa dan Fadhil, lalu pergi menuju ruang HRD yang berada satu lantai di atas ruangannya.

Roaluna dan Fadhil juga ikut pergi dari ruangan Kalea. Saat di jalan, mereka berbincang,

"Hm, sebenernya Kalea tuh cemburu gak sih, Dhil?"

"Obviously yes, Roaluna. Apalagi yang bikin cewek uring-uringan sampai kayak gini kalo bukan cemburu? Lo juga kan?"

"Gue nggak ya Dhil!"

"Cuih, padahal siapa yang kemarin ngediemin gue gara-gara makan sama Clara" ucap Fadhil enteng yang mendapat tepukan keras pada bahu oleh Roaluna.

[1] Untitled; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang