Kelima

306 59 11
                                    

Setumpuk pekerjaan yang lebih dari setengahnya sudah Kalea kerjakan tidak membuat pikiran wanita berambut hitam legam itu benar-benar fokus.

Sudah satu minggu berlalu semenjak resepsi pernikahan Bisma dan Irma. Berarti sudah selama itu juga Kalea terakhir bertemu dengan Keanu.

Kalea tidak memungkiri fakta bahwa ia masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan Keanu. Setidaknya, meskipun apa yang sudah terucap di awal pertemuan mereka, ia harus mengerti Keanu sedikit atau banyak.

Ia merenggangkan punggungnya pada kursi kerjanya, juga melemaskan jari-jarinya. Mendadak Kalea teringat ucapan Ibunya bahwa ia harus benar-benar sadar dan siap karena pernikahan mereka kurang dari 3 bulan lagi.

Kalea mendengus, ia memilih keluar dari ruangan untuk istirahat makan siang.

-

Siang ini hanya Kalea dan Roaluna yang makan siang bersama. Fadhil sedang ditugaskan dinas ke anak perusahaan lain

"Diam pengkhianat"

"Gue dateng ke Bisma, Leaaa. Sumpah. Sama Fadhil"

"Tapi gue cari gak ada lo berdua. Gak bisa gue kenalin ke Keanu kan. Mojok ya lo?"

"Cuih, mojok juga milih-milih gue Lea. Gak sama Fadhil. Kecil gitu"

Mengerti apa 'kecil' yang dimaksud Roa, Kalea hanya memukul pelan bahu wanita yang menjadi sahabatnya sejak SMA itu.

Bukan Roaluna Azzahra namanya kalau tidak rated omongannya. Kalea juga paham antara Roaluna dan Fadhil itu semacam terlibat komplikasi love-hate relationship.
Cih, lihat saja kalau mereka jadian, Kalea orang pertama yang ketawa.

"Gimana perasaan lo? Kurang dari 3 bulan lagi nih"

Kalea menaikan sebelah alisnya. Baru mengerti apa yang dimaksud Roa setelahnya.

"Gue pengen ngerti dia, tapi dia kayak susah banget gue gapai. Ken kayak punya dinding es"

Kalea mengusap mukanya pelan.

"Dua bulan lagi Le, pendekatan lagi lah sama dia"

"Slowly but sure I will melt down his ice"

Ucap Kalea, meskipun setengah hatinya masih ragu apakah ia mampu atau tidak.

-

Pertama kali setelah Bisma, Kalea dijemput oleh orang baru. 20 menit yang lalu, handphone Kalea berdering, panggilan telfon dari Keanu yang mengajaknya untuk pulang bersama sekaligus makan malam.

"Mau ujian lo? Tegang amat"

"Ha?"

Bukan jawaban Kalea yang Fadhil dapatkan, dan Roa hanya tertawa bersama Fadhil. Kali ini mereka sedang berdiri di lobby.

"Iye iye gue tau lo mau ngedate. Lipstick aman lipstick?"

"Gue gak ngedate, makan malem doang, Fadhil"

Roa lalu merangkul Kalea, membuat gadis berponi itu menggeliat sedikit merasa tidak nyaman

"Fancy dikit lah, Le. Makan malem mah biasa kita di tukang pecel ayam deket apartemen gue"

"Bodo amat"

Respon Kalea. Dia merasa sudah tidak bisa lagi melawan Fadhil dan Roaluna yang saat ini sudah tertawa bersama.

Handphone Kalea bergetar, ada sebuah chat masuk dari Keanu

'Saya sudah di depan, kamu dimana?'

'Di lobby. Aku keluar'

Setelah mengirimkan balasan untuk Keanu, Kalea segera berpamitan kepada Roa dan Fadhil lalu segera menuju ke arah luar dimana mobil Keanu berada.

-
Keanu memilih sebuah resto dengan suasana vintage, yang tentu saja Kalea menyukainya. Duduk berhadapan, Kalea dan Keanu sedikit canggung saat ini.

"Kamu...yakin menikah dengan saya?"

Keanu bertanya, sang wanita mengatupkan bibirnya. Sejenak berpikir untuk menjawab.

"Kalaupun nggak, aku bakal tetep sama kamu"

Ganti kini sang lelaki yang mengatupkan bibirnya. Mengecap rasa pahit dari ucapan wanita di hadapannya.

"Terpaksa?"

"Uh- nggak gitu, Ken. Aku-"

Keanu tersenyum tipis. Kalea mendadak merasa bersalah atas ucapannya.

"Chill, Kalea. Aku ngerti"

Setelah percakapan tersebut, makanan tiba. Dan tetap: mereka masih dalam keadaan canggung hingga makanan mereka habis. Sesungguhnya Keanu benci atmosfir seperti ini.

"Lea,"

Panggilan Keanu membuat Kalea menatap matanya.

"Saya pernah gagal,"

Kalea mengerti,

"Aku juga."

Keanu paham. Dengan diamnya mereka setelah itu seakan tanda bahwa mereka saling berharap tidak mengecewakan satu sama lain.

[1] Untitled; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang