Ketujuh

251 61 1
                                    

Makan malam bersama Kalea ini sungguh Keanu manfaatkan sebagai pengenalan lebih jauh satu sama lain. Ia memikirkan ucapan Javier Aron kemarin malam dan bersyukur atas kejahilan sepupunya tersebut.

Keanu maupun Kalea pada akhirnya sama-sama mengetahui sebuah hal yang sama-sama mereka rasakan, mereka sama-sama gagal menikah.

Meskipun Keanu sudah sedikit banyak tahu dari Arkana, rasanya tidak afdol jika tidak mendengar dari mulut wanita dengan pipi tembam itu.

Keanu dan Kalea sendiri menyadari bahwa luka yang dihasilkan pasangan mereka kemarin memang belum sembuh sepenuhnya, dan perlu waktu lebih dari singkat untuk menyembuhkan satu sama lain.

"Kamu masih berteman baik dengan Islahi?"

Keanu mengingat kejadian saat pernikahan Bisma Seungcheol dan Islahi Sowon beberapa waktu yang lalu. Pertanyaan Keanu membuat Kalea menipiskan bibir.

"Tidak bisa dibilang baik, tapi juga tidak bisa dibilang tidak baik, Ken. Meskipun Bisma bisa dikatakan selingkuh dengan Islahi, aku tidak bisa menyalahkan mereka. After all, she was my best friend and we had spent good time together, though."

Sejenak ia tertawa kecil,

"Harusnya aku sadar lebih cepat, bahwa hubungan aku dengan Bisma memang tidak bisa lebih jauh daripada sebelumnya"

Kalea menyesap minumannya untuk mengakhiri ceritanya.

Sang lelaki memainkan jarinya. Ia tahu kini gilirannya bercerita namun lidahnya kelu, mulutnya serasa sulit untuk mengucapkan kata-kata. Ada rasa sakit di dalam dirinya, namun rasanya curang jika ia tidak menceritakan apa yang terjadi ketika Kalea sudah terbuka padanya.

"Kalau masih sulit, kamu bisa ceritain nanti, Ken"

-

Usai makan malam, tentu Keanu mengantarkan Kalea sampai ke rumahnya dengan selamat.

Sesampainya di depan rumah, Kalea mengucapkan terima kasih pada Keanu dan segera turun dari mobilnya yang diikuti Keanu.

"Mau mampir dulu, Ken?"

Keanu melirik jam tangan di pergelangan kanannya, kurang lebih sudah pukul setengah sembilan malam.

"Udah malem, Lea. Lain kali aja. Salam buat Bapak, Ibu sama mas Arkana ya"

Kalea mengangguk, lalu tersenyum.

"Sekali lagi, terima kasih Ken. Hati-hati di jalannya"

Ganti, kini sang lelaki dengan kemeja coklat itu tersenyum dan mengambil langkah kecil untuk kembali ke mobilnya. Namun ia berbalik lagi,

"Kalea, besok boleh saya yang jemput kamu lagi?"

"Uh? Tidak merepotkan kamu?"

"Entah, tapi biarkan saya mencoba menjemput kamu menjadi kebiasaan?"

Kalea terdiam, Keanu menggigit bibirnya kecil.

"Selamat malam, Kalea"

Dengan itu, Keanu dan mobilnya berlalu dari hadapan Kalea.

-

Javier menerobos masuk ke kamar Keanu, membuat sang empunya kamar yang sedang mengganti kemejanya melirik tajam.

"Ketok dulu kek bang"

"Pintu lo bukan pintu mobil penyok yang perlu gue ketok,"

"Javier gue serius."

"Gue udah ngetok 3x ya dek Minhyun"

Javier merotasikan bola matanya. Ia tahu Keanu sedang banyak pikiran. Javier segera mengokupasi kasur Keanu.

"Gimana makan siang lo? Gue tau makan malam lo pasti enak lah, kan sama si sayang. Hehe"

Keanu menghela nafas. Perlu kesabaran ekstra menghadapi kejailan sepupunya ini.

"Bang, gue mikir kayaknya I don't deserve her."

"Kenapa lo ngerasa dia se-spesial itu?"

Keanu menceritakan semua obrolan antara ia dan Kalea saat makan malam tadi.

"Apa yang dia bilang ketika gue tanya tentang Islahi sama Bisma tadi tuh belum apa-apa. Di titik ketika dia udah cerita semuanya, dan gue belum ngomong apa-apa, dia malah bilang gitu bang. Kalea sebaik itu."

"Keanu, gue gak tau sejak kapan lo jadi kayak tahu susu lembang gini. Lembek tau gak? This is not Keanu I raised."

Javier membuat Keanu termenung. Benar, ia kalah telak atas ucapan kakak sepupunya itu.

"Lo harusnya lebih memperbaiki diri. Lo tau itu curang, lo paham bahwa lo juga harusnya terbuka. Gue mungkin gak ngerti gimana rasanya ditinggal nikah gitu aja, tapi Ken, yang membuat lo dewasa itu gimana cara menyikapi luka itu. Bukan memendamnya semakin dalam"

Tepukan di bahu Keanu mengakhiri ceramah panjang Javier. Javier jelas gemas melihat sepupunya yang satu ini.

Mungkin ucapan Javier terdengar kasar, tapi ini lah cara Javier Aron Atmawijaya membantu sepupunya itu.

-

Kalea Nayoung merebahkan tubuhnya di kasur. Saat ini waktu hampir menunjukan pukul 01.00 malam, namun matanya masih terjaga. Ia memikirkan apa yang terjadi pada Keanu dan tunangannya.

"Kalau masih sulit, kamu bisa ceritain nanti, Ken"

"Nggak, Lea. Biar saya cerita semuanya. Nggak adil kalau saya gak cerita"

"Jangan dipaksa, aku ngerti Ken"

"Kalea, tolong. Biarkan saya mencoba."

Wanita itu diam, lalu menatap mata sang lawan bicara. Yang ditatap menghela nafas dan memulai ceritanya.

"Namanya Wendy. Wendy Sonia Alvisa."

"Seperti yang kamu sudah tahu, saya dan dia sudah merencanakan pernikahan. Sampai di hari saat undangan akan disebar, saya mengetahui fakta bahwa Wendy sedang hamil, 2 bulan. Lalu dia memilih buat pergi sama laki-laki itu, Ayah dari anak yang dikandungnya."

Kalea membelakakan matanya. Bahkan dari cara Keanu bercerita, ia bisa merasakan bagaimana Keanu sangat menyayangi wanita bernama Wendy itu.

Lagi-lagi, Kalea menghembuskan nafas perlahan. Ia senang bahwa Keanu sudah mencoba untuk berusaha terbuka dengannya.

Namun di satu sisi, ia juga berfikir apa yang sebenarnya terjadi pada Wendy waktu itu, dan bagaimana keadaan Wendy sekarang.

Kalea menggelengkan kepalanya, mendoktrin bahwa itu bukan urusannya, lalu mencoba tidur.

[1] Untitled; Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang