Sepuluh

16.6K 741 8
                                    

Hay Readers 😃😘

Terimakasih ya buat kalian yang sudah baca Dear Kapten

Author boleh minta kritik dan saran kalian?? Tulis di kolom komentar ya

Kalau ada salah, bisa author perbaiki lagi 😀

Menurut kalian, cerita Dear Kapten ini bagaimana? Feeling nya sudah dapat belum 😁

Author mau bilang makasih juga, buat kalian yang sudah menambahkan Dear Kapten ke reading list kalian.

Ikuti terus ceritanya sampai selesai 😉

Baca juga ya

Tentang Bintang dan 360 Derajat

Langsung saja, kita ke part berikutnya 😉 Selamat membaca 😍😍

***

Hari semakin larut malam, bagaimana dengan malam makrab Mas Teguh disana? Dengan siapa dia datang? Aku telah melukai perasaannya, maka dari itu aku harus meminta maaf lagi padanya.

02. 25

@sesiliaDeb : Mas, Sisil minta maaf

@teguh27 : iya nggak papa Dek. Mas juga nggak ada hak maksa kamu

@teguh27 : kok masih terjaga?

@sisiliaDeb : baru bangun Mas 😞

@sisiliaDeb : Mas istirahat sana 😌

@teguh27 : iya, Mas mau selesaikan urusan dulu.

Setelah itu Mas Teguh offline. Apa dia sedang mendapatkan hukuman karena tidak membawa rekanitanya? Aku sangat merasa bersalah padanya. Tapi aku juga takut jika membuatnya malu. Jika nanti disana teman - temannya membawa Rekanita yang sudah berprofesi sebagai dokter, perawat, bidan, apoteker, atau masih mahasiswi, Mas Teguh malah mengajak anak - anak kesana. Dan aku takut jika Mas Teguh nantinya setia, Setiap Tikungan Ada 😪😓

Pikiranku melayang kemana - mana. Sudahlah, aku tidak ingin terlalu jauh dan terjebak cinta.

Mas Teguh berada di tingkat akhir. Pastinya sekarang dia sedang sibuk - sibuknya dengan kegiatannya di Akmil. Mas Teguh hanya ada waktu sepuluh sampai dua puluh menit untuk chatting denganku. Kadang sehari sampai tiga hari dia tidak mengabariku.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Ehhh... Nggak deng 😁 keterusan jadinya 😪 Berhenti di bulan aja ya 😅 Kalau nginjak ke tahun, cepat sekali menuanya 😂

Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu, tanpa kabar dari Mas Teguh. Rasa khawatir itu selalu datang menghampiriku. Ku tuliskan semua gundahku diatas kertas, agar ku bisa membacanya nanti. Ku simpan dengan baik buku diary ku, ku masukkan dalam kotak cantik yang aku buat sendiri.

Aku mencintaimu Mas Teguh. Aku sadar, Aku telah jatuh cinta denganmu. Tapi bagaimana dengan perasaanmu padaku? Apa kau hanya ingin sekedar mampir dihatiku? Tanpa berniat untuk singgah selamanya. (Sesilia Debora).

Arghh... Sial !!! Perasaan berkecambuk itu terus menerus menerorku. Notifikasi massege masuk di ponselku, aku semangat membukanya karena ku fikir itu dari Mas Teguh.

Mas Macan : Dek, Mas minta tolong buat pesenin buket bunga ya. Buat acara wisuda Mbak Nadia minggu depan. Ingat yang spesial 👍

Coba kalian tebak lagi, siapa Mas Macan itu??? Kenapa kontaknya aku namai Mas Macan?? Yups, jika kalian jawab Mas Angga bener banget. Kebayangkan garangnya seperti apa 😩 Aku suka saat - saat Mas Angga tidak berada di rumah, sebab tidak ada yang memarahiku terus - menerus. Bukan marah tepatnya, tapi sayang 🙈 tapi berlebihan sikapnya 😒

Dear KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang