Ngambek ⛔

18.5K 558 13
                                    

Akhirnya sampai juga di rumah, segera kami semua membersihkan diri. Dan setelah itu kumpul bersama lagi di ruang keluarga.

"Guh, kapan kamu berangkat?" tanya Mas Angga

Aku menghentikan aktivitas ku yang sibuk dengan grup chatting berkaitan masalah STR yang akan turun.

"Berangkat kemana Mas?" tanyaku


"Emmm, itu" Mas Teguh menggaruk kepalanya yang tidak gatal "kembali tugas setelah cuti"

"Oooo" aku membulatkan mulutku

Suasana hening

"Kapan?" teriakku sebab aku lupa untuk bertanya hal penting itu

"Besok"







"Apa?!!!" aku beranjak dari dudukku

"Kok ndak bilang sih? Dadakan banget?! Tau ah terserah" segera aku pergi meninggalkan mereka yang masih melongo melihat reaksi ku tadi


"Sayang" ujar Mas Teguh


Aku hanya berdehem, sambil mengambil bantal untuk menutupi telingaku


"Aku ngantuk, mau tidur dulu jangan ganggu"

Mas Teguh langsung keluar kamar.

Hlaa, suami macam apa itu 😑

Mas, istrimu ngambek woy, bukannya dihibur malah ditinggalin 😣😩






















Teguh POV

Aku akan mengatakannya nanti Sil, tapi aku tidak tau jika akhirnya seperti ini. Maaf, aku sengaja memberitahu mu terlambat. Aku masih ingin menikmati akhir cutiku bersamamu, tanpa merusak harimu.

Berat, itu pasti Sil. Itu juga yang aku rasakan. Kita baru beberapa hari menikah, masih bisa terhitung jari. Tapi apa dayaku, jika negara sudah memanggilku. Aku tidak dapat menolaknya. Cinta pertamaku adalah negara. Istri pertamaku adalah senjataku. Dan kamu nomer empat setelah Tuhan, Negara, dan orang tuaku. Aku bukan milikmu saja, negara juga butuh aku.

Maaf, jika aku menjerumuskan mu dalam duniaku yang teramat berat bagimu. Aku membuatmu menunggu, membuatmu khawatir, dan selalu membuatmu menangis. Aku tau kau iri dengan pasangan lainnya, yang setiap saat selalu ada disamping mereka. Tapi ini sudah menjadi resiko yang harus kita terima bersama.

Kau tak perlu khawatir, aku menjanjikan kesetiaan untukmu. Dan kujanjikan kepulanganku di setiap tugasku. Doakan aku, iklaskan kepergian tugasku. Itu yang aku perlu dari kamu, Sil.

Kau tak perlu tanyakan lagi tentang rinduku, cintaku, atau kesetiaan ku.

Sudah pasti aku rindu, rindu akan tingkah anehmu, sikap manjamu, ide - ide anehmu, dan juga keluhanmu.

Seperti layaknya aku menjaga negara ini, seperti itulah aku mencintaimu. Ku mohon bantu aku menjaga cinta kita.

Tiap pagi lari pagi, siang ditempa lagi, sore lanjut latihan, malam apel. Belum lagi jika sudah ada jadwal jaga. Terus bergelut di situ tiap hari. Banyak waktu ku habiskan buat itu, jika ada waktu keluarga dan kamu yang terlintas di fikiran ku. Tidak Sil, aku bersumpah tidak akan membiarkan masa lalu mu terulang kembali. Karena aku masa depanmu.

Hatiku hancur melihat sikapmu yang seperti ini Sil. Besok aku akan pergi, apakah kau tidak ingin menghabiskan waktu bersamaku??


Ayah, Bunda, Bang Angga, dan juga Mbak Nadia sudah berusaha membujukmu sedari tadi. Tolong ngertiin posisiku Sil. Aku jadi makin berat meninggalkanmu jika kamu masih seperti ini. Aku mohon, jangan siksa aku Sil.

Dear KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang