Empat Belas

17.4K 724 12
                                    

Malam ini aku menghabiskan waktu bersama Mas Teguh. Aku dan Mas Teguh berjalan kaki sekitar 500 meter buat sampai di minimarket.Lumayan jauh, dan aku minta untuk jalan kaki. Aku ingin Mas Teguh segera pulang, aku takut jika sewaktu - waktu Mas Angga pulang kerumah.

"Mas, Mas kok bisa tau dimana rumahku?" tanyaku

"Kan Kamu Dek yang ngasih alamat rumah kamu. Waktu Mas telpon kamu setelah praspanya Mas" jawab Mas Teguh

"Sisil ndak ngasih, tapi Mas yang minta" sahutku

"Iya, iya. Jawabnya sadis banget. Masih jauh?" tanya Mas Teguh

"Deket, bentar lagi sampai. Mas capek?? Pulang aja Mas. Sisil berani kok sendirian" jawabku.

Kalau dipikir - pikir baru saja berjalan dari depan gang perumahan. Masih jauh, dan masih jauh lagi. Mas Teguh berjalan di sampingku dan terus - menerus bertanya kapan sampainya. Apa dia sudah capek sama sepertiku? Atau menghawatirkanku? Entahlah 😓😓 Tak dapat aku menebaknya. Yang tau pastilah Mas Teguh sendiri 😪

Setelah tiga puluh menit berjalan, akhirnya kamipun sampai. Aku langsung mengambil minuman dingin di freezer. Mas Teguh datang menghampiriku.

"Capek ya Dek? Kenapa bilang deket tadi? Kalau tau gini, Mas nggak mau jalan kaki. Kalau Mas sudah terbiasa jalan sejauh apapun, tapi kamu?" tanya Mas Teguh

"Siapa bilang Sisil capek?? Sisil seret tau !" ketusku.

Selesai berbelanja, kami menuju kasir. Aku mengeluarkan dompet dari tas kecilku, tapi sudah keduluan Mas Teguh yang bayarin. Hehehe 😂😅 dapat gratisan malam ini.

Kami keluar minimarket dengan membawa dua kantong plastik. Kalian tau apa isinya? Satu kantong besar milikku berisi beraneka macam snack. Dan satu kantong kecil itu milik Mas Teguh. Mas Teguh hanya membeli shampo dan sabun mandi. Cukup simple ya jadi cowok, hemat banget 🙊

Kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Angin cukup kencang, hingga membuat Mas Teguh melepas jaketnya.

"Ini Dek, kamu pakai aja" pinta Mas Teguh

Tanpa basa basi lagi, aku mengambil dan memakainya. Jujur aku kedinginan saat itu.

Mas Teguh tertawa kecil melihatku.

"Mas kenapa ketawa? Aneh ya?" tanyaku

"Habis kamu lucu Dek, jaket Mas jadi daster di badan kamu"

Jaket Mas Teguh memang kebesaran di badan aku. Lengannya panjang hingga tanganku tidak kelihatan, dan bagian bawahnya selututku.

"Ihh Mas Teguh gitu banget, tau ah... Sisil duluan. Siniin belanjaanku!" Aku berjalan lebih cepat di depan Mas Teguh.

Setengah perjalanan, aku menoleh ke belakang. Tapi Mas Teguh teguh tidak ada di belakangku.

"Tau aku ngambek malah ditinggal beneran" dumelku

Anjing besar berada disamping ku, entah darimana datangnya. Anjing itu menoleh ke arahku. Besar dan berwarna hitam, serem bukan. Aku teriak dan lari, berbalik arah buat nemuin Mas Teguh.

Lari maraton di kejar anjing malam - malam. Sungguh, malam yang mengharukan 😩

Aku menarik lengan Mas Teguh dan bersembunyi di belakangnya.

"Hust... Kamu tenang. Jangan panik!!" ujar Mas Teguh

Aku dan Mas Teguh berdiri mematung, akhirnya anjing itu pergi juga. Aku merasa aman dan nyaman jika bersama Mas Teguh.

"Masih mau ninggalin Mas?" tanya Mas Teguh

Aku menggeleng kepala

"Capek? Ayo naik ! Bawa sini belanjaan kamu, biar Mas yang bawa" pinta Mas Teguh

Aku menuruti apa katanya. Mas Teguh mengendongku sambil membawa kantong plastik belanjaanku.

"Mas, capek nggak? Sisil turun aja kalau capek" tanyaku

"Nggak Dek. Ini belum apa - apa di banding pendidikan Mas dulu. Jalan jauh bawa ransel, dan kawan -kawannya" jawab Mas Teguh

"Berat sekali perjuangan mereka. Mas Angga dulu pernah ngalami juga ya. Pantes orangnya kuat banget, tahan banting" batinku

Akhirnya aku dan Mas Teguh sampai di rumah. Mas Teguh merununkanku di depan halaman rumah. Ayah dan Bunda sedang berada di ruang tengah.

"Bunda Ayah, Sisil bawakan snack buat kalian. Yang beliin Mas Teguh sih, Sisil cuma nyomotin aja tadi. Sisil tidur duluan ya" ujarku

Hanya tinggal Ayah, Bunda, dan Mas Teguh di ruang tengah. Entah apa yang mereka perbincangkan. Yang jelas malam ini aku sudah capek dan ingin beristirahat.

Malam hari aku terbangun lagi, aku turun ke dapur untuk mengambil minum. Saat aku melewati kamar tamu yang di huni Mas Teguh, aku melihat pintu kamarnya terbuka. Aku hendak menutup pintu kamarnya, tapi ku lihat ke dalam Mas Teguh tertidur pulas tanpa selimut. Cuaca malam ini sangat dingin, apa dia tidak merasa kedinginan? Atau memang sudah terlatih? Ku selimuti tubuh Mas Teguh dan menutup pintu kamarnya.

*Pagi Hari*

Aku menghampiri Bunda yang sedang sibuk di dapur

"Bunda, Ayah mana?" tanyaku

"Tumben pagi - pagi cariin Ayah?" tanya balik bunda

"Bunda, Sisil serius!" jawabku

"Ayah lagi ada di halaman sama Teguh" ujar Bunda

Aku segera menuju ke halaman, terlihat Mas Teguh dan Ayah sedang bermain badminton.

"Yah, sarapan yuk. Bunda sudah siapin makan" teriakku

"Ayah aja yang diajak? Teguh gimana?" tanya Ayah

"Biar makan tu rumput. Hahhaha" ledekku.

Kamipun sarapan bersama. Setelah selesai, kamipun sibuk dengan urusan masing - masing.

Aku menghampiri Mas Teguh yang duduk di teras.

"Mas, Mas kapan pulang?" tanyaku

"Besok sore Dek"

"Mas, ikut aku yuk!" pintaku

"Kemana?" tanya Mas Teguh

"Udah ikut aja, sekarang Mas siap - siap ya. Ohh ya, jangan lupa bawa SIM ya. Sisil belum ada SIM" jawabku.

Aku dan Mas Teguh ijin Bunda terlebih dahulu. Hari ini weekend, jadi Ayah dan Bunda cuti kerja. Tapi Ayah, Ayah ada pertemuan dengan rekan kerjanya. Jadi tinggal Bunda di rumah.

Mas Teguh langsung menaiki motorku, tanpa aba - aba dariku.

"Mas, siapa yang nyuruh naik motorku?" Ujarku

"Terus naik apa? Mobil? Mas nggak berani, ini mobil Bunda kamu Dek"

"Naik motor Mas Angga. Ini kuncinya" aku menyerah kunci motor Mas Angga

"Kita mau kemana? Kok sampai pakai motor yang CC nya besar??" tanya Mas Teguh

"Udah, ayo berangkat" aku menepuk bahu Mas Teguh

"POM bensin dekat sini mana?? Bensinnya nipis Dek" tanya Mas Teguh

"Tunggu sini" pintaku

Aku membawa selang kecil yang aku ambil dari halaman belakang. Ku minta Mas Teguh membuka tanki motor Mas Angga, aku pindahkan bensin dari motorku ke motor Mas Angga.

"Alternatif ya Dek" tutur Mas Teguh sambil tertawa kecil.

Wadauw.... 😱😱😱

Kemana Sisil ngajak Mas Teguh pergi????

Ada yang tau kemana?

Dear KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang