Untukmu

624 31 0
                                    

Untukmu yang sedang begitu rapuh
Apakah otot-otot rahang mu lumpuh?
Apakah bibirmu melepuh?
Sampai-sampai, tersenyum tipis pun kini kau tak lagi mampu?
Apakah perlu ada bimbingan
bagaimana caranya menciptakan senyuman?
Atau perlu ada ciuman
untuk memicu terjadinya sebuah senyuman?

Untukmu yang sedang hobi meneteskan air mata
Sebenarnya, itu air mata atau air Kali Brantas Surabaya?
Mengapa terus mengalir tanpa ada jeda?
Mengapa alirannya tiada habisnya?
Apakah perlu dibuat suatu bendungan
untuk membendung air yang berlinangan?
Ataukah cukup diberi pelukan
untuk mencegah kedua pipimu kembali kebanjiran?

Untukmu yang sedang tersesat
Apakah kedua matamu tertutup kain yang terikat?
Apakah sinyal GPS di ponselmu sekarat?
Hingga kau tak kunjung bisa keluar dari hutan ketidakpastian yang lebat?
Sudah berkali kuteriakkan kau punya nama
namun, mengapa kau tak jua mendengarnya?
Sudah berkali kucoba mengirim tanda
namun, mengapa kau tak jua menyadarinya?

Untukmu yang sedang berada di titik terbawah
Apakah kau akan secepat ini menyerah?
Apakah kau akan begitu saja pasrah?
Mengapa kau biarkan dirimu sendiri terjatuh semakin parah?
Apakah aku perlu memapahmu
supaya kau bisa kembali berdiri dan bertumpu?
Apakah aku perlu menuntunmu
supaya kau bisa bangkit kembali dari keterpurukanmu?

Untukmu yang nantinya membaca puisi ini
Kutuliskan jalinan aksara ini hampir dini hari
Berharap bisa kau jadikan sebagai refleksi
Atas apa yang kau alami akhir-akhir ini
Aku tahu bagaimana payahnya dirimu saat ini
Aku membencinya dan sekaligus tak tega, karenanya aku tak kan berhenti
Mencoba membantu mengembalikanmu seperti semula lagi

- lex

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang