Dan...

538 15 0
                                    

Dan, 'pabila esok
Datang kembali
Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
Dan, perlahan kau pun
Lupakan aku
Mimpi burukmu
Dimana t'lah ku tancapkan duri tajam
Kaupun menangis, menangis sedih
Maafkan aku

Dan, bukan maksudku
Bukan inginku
Melukaimu sadarkah kau di sini ku pun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

Caci maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

Berkali-kali lagu itu terputar kembali
Lirik demi lirik nya terekam di memori
Melodi demi melodi nya menyayat ulu hati
Melinangkan tetes demi tetes bulir air mata di pipi

Dalam gelap kamar tak berpelita
Kosong tanpa seberkas pendar cahaya
Lagu itu terus menggiringku
Memuntahkan cacian dan makian untukmu

Beruntungnya aku hari ini sendirian
Tak satupun penghuni selain diriku yang berkeliaran
Kutumpahkan semua kesedihanku
Kekesalanku, kekecewaanku, dan amarahku

Masih dalam iringan lagu itu
Tak ada satu benda pun yang tersisa
Semua berceceran dimana-mana
Akibat ulah tanganku yang terus memburu

Tak ada teriakan yang mampu keluar
Hanya ada isakan yang terdengar samar-samar
Teriakanku tercekat di tenggorokanku
Lagi-lagi membuatku sesak tak menentu

Aku jatuh terduduk
Wajahku tertunduk
Cacian masih senantiasa tersembur dari bibir
Bagai merapal mantra sihir

Mengapa
Mengapa
Dan mengapa
Hanya itu yang terus menjejali otakku tanpa jeda

Mengapa lagi-lagi kamu menunjukkan sosok "brengsek" mu padaku?
Mengapa lagi-lagi kamu tidak memikirkan perasaanku?
Mengapa lagi-lagi kamu mencekikku dengan kata-katamu?
Mengapa lagi-lagi kamu bersikap seolah-olah tak pernah ada aku?

Mengapa kamu tidak pernah memperhatikan
Seberapa kuatnya aku mencoba untuk kembali membuatmu meredupkan kesedihan?
Mengapa kamu tidak pernah melihat
Seberapa kerasnya usahaku untuk membuat moodmu kembali sehat?

Apa arti semua puisi-puisi itu?
Yang sampai saat ini masih bersarang di galeriku
Apakah itu hanya sebatas kata-kata indah belaka?
Yang kau tuliskan tanpa ada makna khusus di dalamnya

Apa arti semua kecupan dan sentuhan itu?
Yang kau berikan padaku pada malam-malam itu
Apakah itu hanya sebatas luapan nafsu belaka?
Yang kau lakukan tanpa ada makna kerinduan seperti yang kurasa

Apakah memang ini waktunya
Untukku benar-benar menghilang dari kehidupanmu kembali?
Tak usah kau risau, aku bukan pecundang, dan penebar janji palsu belaka
Janjiku untuk selalu menyangimu, masih utuh terpatri di lubuk hati

Mungkin memang saat ini aku harus segera mundur
Mencoba memulihkan diriku sendiri dari luka-luka yang tersadur
Sekali lagi terima kasih untuk sejauh ini
Semuanya sudah kuselipkan bersama kenangan-kenangan lain yang berarti

Aku harap kamu bisa benar-benar bahagia
Karena bahagiamu, tentu bahagiaku juga
Jika kamu ingin mencariku, kamu tahu mana jalan yang harus kamu tuju
Di sini aku akan selalu menepati janjiku, menyangimu setulus hatiku

— lex

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang