Dalam naungan langit kelabu
Bulan enggan bertamu
Bintang bersembunyi malu
Hanya bohlam lampu
Yang sedia memendarkan senyumnya tanpa raguDalam pelukan hawa dingin
Kurasakan semilir angin
Membelai selembut satin
Menyelusup ke celah-celah surai beringin
Yang tegap berdiri penuh yakinDalam keheningan yang merundung
Aku termenung
Sekelebat rasa rindu hendak membumbung
Memaksa keluar dari hati yang ber relung
Tuk kembali bebas dari jeratan yang mengungkungRindu itu sudah merasukiku
Mengambil alih kesadaranku
Dengan menggerakkan jemariku
Menyentuh tombol-tombol layar ponselku
Yang membawaku terhubung video call denganmuLima detik
Terdengar nada sambung
Sepuluh detik
Suara yang sama masih mendengung
Dua puluh detik
Tetap tak terdengar apapun
Tiga puluh detik
Ku menyerah, ku putuskan panggilan seraya memasang wajah manyunSelang beberapa saat
Aku terperanjat
Hatiku perlahan menghangat
Mendapati namamu dalam notifikasiku
Yang membuat panggilan videocall untukkuSenyuman manis itu
Kini kembali menyapaku
Setelah sekian waktu tak pernah bertamu
Aku tertunduk malu
Menyembunyikan pipiku yang bersemu karenamuCelotehan terus menyerbu
Dari bibirku maupun bibirmu
Atau terkadang dari teman di sampingmu
Pertanyaan yang keluar darimu
Apakah ku kenal "si ini" atau "si itu"Sampai pada suatu waktu
Kau menanyakan "dia" orang di masa laluku
Aku terdiam tenang mendengarkanmu
Mendengarkan dengan sabar bahasan yang tak kunjung berlalu
Tentang "dia" yang memang tak masalah bagiku"Cemburu, cemburu"
Tanpa sengaja telingaku mendeteksi suara itu
Aku terhenyak dari lamunanku
Menatap layar dengan ragu
Termangu dalam benakku
Apa itu cemburu?—lex
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
PoezieKumpulan sajak berirama Yang terinspirasi dari mereka Yang tanpa disadari Menyumbang deretan kisah penuh arti Dalam perjalanan waktu Aku dengan diriku