"Pernah berfikir, dari ratusan bahkan milyaran laki-laki di dunia ini tapi kenapa hati ku harus memilih mu. Kenapa hati ku tidak pernah ingin pergi jauh dari mu, kamu yang sudah jelas memberikan banyak luka. Fisik ku saja sudah lelah, tapi entah kenapa hati terus ingin berjuang. Memperjuangkan orang yang sama sekali tidak pernah menghargai apa itu arti sebuah perjuangan. Sampai detik ini aku juga belum mendapatkan sebuah kalimat apa yang tepat untuk menjelaskan tentang keadaan ku saat ini. Bahagia? Ah tidak juga, ini lebih menyakitkan. Dibohongi oleh seseorang yang sangat kita cintai itu rasa sakit nya lebih dari apapun"
Anya meletakan sebuah pulpen dia atas kertas putih itu, ia tidak bisa mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Bukan karena ia tidak mau bercerita, tapi percuma saja mereka tidak akan mengerti apa yang Anya rasakan.
Karena mau berontak sekeras apapun kalau Agam yang tidak berusaha jujur semua nya akan tampak sia-sia. Menjalani hubungan itu untuk menjaga komitmen, saling menghargai apapun keputusan nya. Wajar saja bila menjalin sebuah hubungan pasti ada konflik nya, justru itu yang membuat seberapa dan sampai dimana hubungan itu akan berlangsung.
"Ngapain yang?" tanya Agam yang sekarang sudah duduk dikursi depan Anya.
"Tadi abis nulis PR aja" jawab Anya bohong.
"Oh, kantin yuk" ajak Agam
Anya berdiri dan berjalan mendahului Agam, biarlah Agam berfikir apa yang telah ia berbuat sampai Anya seperti pada nya. Agam berlari mengejar Anya, berusaha menyamakan langkah nya dengan Anya. Sedangkan Anya hanya melihat kearah Agam sebentar kemudian tersenyum.
Padangan Anya terfokus dengan gadis yang berada di kooridor kelas XI. Gadis itu sedang duduk di kursi depan kelas dan tertawa dengan teman-teman nya. Tatapan Anya bukan hanya kepada nya, tapi kepada Agam yang melihat gadis itu dengan pandangan yang sudah sangat Anya ketahui. Anya faham betul tatapan apa yang Agam berikan kepada adik kelas nya itu.
"Yasmine, masa sih Agam sama adik kelas" batin Anya
Anya menggelengkan kepala nya, seolah membuang pikiran negative tentang kekasih nya itu.
"Kenapa yang?" Tanya Agam
"Ah, gak apa-apa" Anya tersenyum.
• • • • •
Malam selasa, malam dimana Agam yang selalu tidak ada kabar. Agam yang seolah menghilang seperti di telan bumi. Sebenarnya apa yang Agam lakukan setiap hari selasa, kalau memang karena les lalu kenapa harus tidak member kabar. Kalau alasan nya untuk belajar Anya pasti dengan senang hati memaklumi nya.
Sedangkan di sisi lain seorang laki-laki sedang mengendarai mobil nya dengan seorang gadis yang duduk tepat kursi pernumpang samping nya. Dengan lagu Dua lipa – IDGAF yang menemani keheningan mereka.
"Emang nya pacar kaka gak marah?" tanya gadis itu
"Pacar?"
"Kak Anya"
"Haha enggak, tenang aja"
"Aku gak mau ya kak tiba-tiba di labrak kak Anya" Agam terkekeh
Mobil Agam melaju menuju sebuah Mall , malam ini akan ia habiskan dengan gadis itu. Anya? Ah dia pasti akan selalu meaafkan gue, batin Agam.
Agam berjalan dengan terus menggenggam tangan gadis itu, sesekali menggerakan tangan nya itu maju mundur seakan mengayunkan nya. Begitu nyaman nya Agam berada disisi gadis ini.
"Kak?" Tanya gadis itu
"Agam. Panggil aja Agam"
"Tapi--"
"Gak apa-apa"
"Kenapa kak—maksudnya kamu selalu ngajak aku keluar di malam selasa?"
"Memang nya kenapa?"
"Soal nya kan besok itu hari Rabu dan harus sekolah, kenapa gak pas malam minggu aja"
"Kalau malam minggu aku ada les, jadi gak--"
"Yasmine?" ucapan Agam terpotong karena mendengar suara seseorang yang memanggil gadis nya itu.
• • • • •
To be continue...
28 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
JEEVAN [TAMAT]
Teen FictionPART LENGKAP!! CERITA INI HANYALAH FIKSI. (Bila ada kesamaan tempat, nama, atau kemiripan dalam alur cerita semua tanpa unsur kesengajaan) ***** Kamu tahu Gam arti dari semua kehidupan ku ini apa?.. Melupakan atau mencintaimu bukanlah sebuah pilih...