Flashback On
Agam sedang duduk dikursi kebesaran nya dengan berbagai tumpukan kertas yang berada disisi meja kerja nya. Jemari nya beralih untuk memijat pelipis yang sedikit terasa pening. Kalau saja dari awal ini bukan perjanjian antara diri nya dan sang papa mungkin Agam sekarang sedang menikmati masa kuliah nya.
Rindu, Agam begitu rindu dengan Anya. Sudah beberapa bulan ini dia Lost Contact dengan Anya, bukan karena sengaja tapi memang tuntutan kantor yang membuat Agam jarang memegang ponsel nya. Terakhir melihat benda pipih itu pun Agam sudah tidak ingat, mungkin sudah tenang di alam baru nya.
"Masuk" teriak Agam saat mendengar suara ketukan dari luar ruang kerja nya.
Tidak butuh waktu lama pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wanita dengan pakaian serba kekecilan yang membuat Agam jengah. Belum lagi beberapa berkas yang berada ditangan wanita itu. Sedikit menghela nafas kasar, sudah dipastikan setelah ini Agam pasti akan dilanda musibah lagi.
"Ada apa?" ketus Agam
"Maaf pak, tapi bapak sudah ditunggu diruang meeting sejak 3 menit yang lalu" jawab nya.
"Saya sibuk, tolong di wakilkan saja"
"Tidak bisa pak, Investor besar itu ingin bertemu langsung dengan bapak"
Agam sendiri tidak akan yakin kalau meeting kali ini akan berjalan mulus, karena terakhir kali meeting yang dipimpin oleh Agam berakhir dengan kekacauan. Membuat sang papa berdakwah sepanjang hari karena kehilangan client penting nya.
Kemudian Agam berdiri dan merapihkan sedikit pakaian nya yang sudah terlihat kusut, apalagi dasi yang ia pakai pun sudah berantakan tidak berbentuk lagi. Berjalan meninggalkan sekertaris bicth nya itu dengan tangan yang sedang memasangkan salah satu kancing jas nya.
Baru saja keluar dari ruangan semua pasang mata langsung menatap Agam penuh dengan kekaguma, tapi CEO tampan nya itu selalu saja bersikap angkuh. Mungkin Agam bisa menunjukan sisi tegas nya saat dihadapan para karyawan nya, tapi saat sudah masuk keruangan nya Agam kembali dilanda stress yang bertubi-tubi.
Sekitar satu jam lewat tiga puluh menit meeting itu sudah berjalan dengan sukses, sukses membuat Agam kehilangan saham terbesar yang akan ia dapatkan untuk membuat perusahaan sang papa setidaknya menjadi sedikit lebih maju. Gagal, kali ini Agam kembali meraih kegagalan lagi.
Rasa pening dikepala nya semakin menjadi saat melihat sang papa baru saja masuk ke dalam ruangan nya, dengan cepat Agam segera memasangkan kedua telinga nya dengan pengaman anti kebal karena bibir papa kesayangan nya itu sudah sangat siap memberikan Agam wejangan yang sangat menusuk gendang telinga.
"Kalau kamu begini terus, lama-lama perusahaan papa gulung tikar, Son" kesal Diko.
"Cuma mengurus satu Investor saja tidak bisa, apalagi nanti kalau sudah menikah" sambung Diko
"Tapi Agam masih butuh belajar pa" bantah Agam
"Belajar Apa? Ini sudah 3 bulan tapi kamu belum memberikan apapun untuk perusahaan ini Agam!" tegas Diko.
"Setelah ini kamu kembali ke Indonesia, dan harus mengikuti kemauan papa"
"Kamu kuliah di Universitas yang sudah papa pilih" sambung Diko
"Kasih waktu Agam beberapa hari lagi pah" mohon Agam
"Tidak ada negosiasi. Kamu kembali ke Indonesia dan kuliah. Fokus belajar, untuk masalah perusahaan papa akan berikan untuk kamu setelah kamu mendapat gelar sarjana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEEVAN [TAMAT]
Teen FictionPART LENGKAP!! CERITA INI HANYALAH FIKSI. (Bila ada kesamaan tempat, nama, atau kemiripan dalam alur cerita semua tanpa unsur kesengajaan) ***** Kamu tahu Gam arti dari semua kehidupan ku ini apa?.. Melupakan atau mencintaimu bukanlah sebuah pilih...