32#

2.4K 116 0
                                    

Siswa dan siswi sedang dalam keadaan tegang, berharap cemas agar nama mereka tercantum dalam papan pengumuman kelulusan. Bencana terus saja datang secara bergantian, terlebih lagi Ujian Nasional kemarin adalah puncak hasil dari lelah mereka selama 3 tahun ini.

Gilang dengan nilai kelulusan tertinggi kini sedang berbangga hati, usaha nya selama ini tidak mengkhianati nya. Mendapatkan Beasiswa untuk melanjutkan pendidikan nya di Paris, masa depan sudah sangat terjamin.

Lain hal dengan Gavin, laki-laki yang sering kabur disaat pendalaman materi itu sedang asik makan dikantin sendirian. Persetan dengan semua murid yang sedang berteriak histeris disana medengar pengumuman itu, bagi Gavin lulus atau tidak bukan masalah besar.

Lain hal dengan Anya dan Agam. Ujian Nasional yang sudah berjalan dengan lancar selama empat hari dan selama itu juga hubungan Anya dengan Agam semakin terlihat renggang. Tidak ada yang memulai terlebih dahulu walaupun hanya sekedar menyapa, Anya sendiri pun menonaktifkan ponsel nya karena ingin fokus belajar.

Laki-laki tampan yang masih menggunakan seragam sedang berdiri disisi mobil nya dengan beberapa koper besar sudah berada didalam bagasi. Benda pipih pun masih setia menempel ditelinga nya, pandangan nya terus mencari sosok gadis yang sangat ia sayangi.

"Ayo dong angkat!!" geram nya.

Semakin dibuat frustasi ketika melihat jam sudah menunjukan 13.20, sedangkan penerbangan akan dilakukan sekitar 15 menit lagi. Sudah dipastikan ia akan ketinggalan pesawat, tapi mau bagaimana lagi ia harus bertemu dengan kekasih nya terlebih dahulu.

Kemudian ia berlari dengan kekuatan extra saat melihat gadis itu sedang berbincang dengan para sahabat nya didepan kelas. Matahari yang begitu terik membuat keringat keluar dari pelipis wajah yang tampan itu, blezer nya pun sudah entah pergi kemana hanya menyisakan kemeja putih nya saja yang terbalut sempurna ditubuh nya.

"Anya, ayo ikut aku" kata Agam saat sudah berada disisi Anya sambil menarik pelan lengan kekasih nya.

"Kemana??" sinis Anya

"Ikut aja An" sahut Rain seolah mendukung keadaan ini. Sedangkan Anya hanya mengganggukan kepala nya dengan langkah pasti mengikuti kemana Agam akan membawa nya.

Sampai diparkiran Agam langsung menyuruh Anya masuk kedalam mobil dan segera mengendarai mobil nya kerumah Anya. Kening Anya mengeryit melihat sisi belakang mobil yang sudah dipenuhi dengan barang-barang Agam. Tiba-tiba kedua mata gadis itu terasa sangat panas.

"Kam-kamu pergi sekarang??" ucap Anya dengan berbata.

"Ini mendadak An" jelas Agam

"Tapi kamu bilang masih seminggu lagi!" jawab dengan nada bantahan disetiap kalimat nya.

"Maaf, tapi aku janji gak akan lama disana"

"Tapi Gam 3 bulan itu gak sebentar"

"An, aku ke London itu buat lihat perusahaan papa. Gak akan lama, percaya sama aku"

Mendengar perkataan Agam membuat Anya menyandarkan kepala nya disisi jendela mobil, Agam akan pergi selama 3 bulan dan itu benar-benar menyiksa Anya. Belum lagi bule-bule cantik disana, ah untuk membayangkan nya saja Anya sudah tidak sanggup.

Begitu nyaman nya mereka dalam keheningan sampai tidak disadari bahwa mereka sudah sampai dipekarangan rumah Anya. Dengan langkah yang begitu berat Anya turun dari mobil Agam dan beralih membuka pintu pagar rumah nya. Namun pergerakan nya berhenti saat Agam tiba-tiba membalikan tubuh Anya dan memeluk nya erat.

"Nyaman" batin Agam

Dengan ragu akhirnya Anya memaksa kedua tangan nya untuk melingkari pinggang kekasih nya, mungkin selama beberapa bulan kedepan tidak ada lagi pelukan hangat seperti ini. Untuk sekedar bertukar canda dan tawa pun sudah tidak bisa lagi, tiba-tiba jauh dengan orang yang sangat disayang itu memang menyulitkan.

JEEVAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang