Mbak penjual tiket benar-benar dibuat bingung dengan dua pasangan yang sedang beradu argumen didepan umum seperti ini. Membuat antrian semakin panjang karena sedari tadi urusan mereka tidak selesai-selesai.
Anya menatap tajam kearah Agam yang sedang memesan tiket, kali ini mereka satu pendapat dengan film yang sama tapi tidak dengan jam tayang nya. Untuk film yang akan mereka nonton jam 19.15 akan tayang berarti sekitar 10 menit lagi, sedangkan Agam beralasan ingin makan karena memang sedari tadi memang mereka belum makan.
Tidak mungkin kan untuk makan cukup dengan waktu hanya 10-15 menit, jadi Agam memesan tiket jam 21.15 berarti mereka akan pulang tengah malam dengan pakaian seragam yang masih melekat sempurna di tubuh mereka. Anya sudah kehabisan kata-kata untuk melawan Agam, karena percuma saja pasti Agam yang selalu menang.
"Mau yang jam berapa mas?" tanya mbak penjual tiket.
"Jam 7 mbak" jawab Anya
"Tapi aku lapar, mau makan dulu" cegah Agam
"Makan nya nanti aja selesai nonton atau kamu kan nanti bisa pesan didalam bioskop nya yang" pinta Anya lembut
"Jam 7 cancel mbak" tegas Agam
"Tapi tiket untuk jam 7 sudah saya buat mas" kata mbak penjual tiket
"Buat lagi yang jam 9, nanti ini sekalian saya bayar juga"
"Gam—"
"Aku lapar yang" kata Agam
"Kalau mulai jam 9 kira-kira selesai jam berapa ya mbak?" tanya Anya
"Paling cepat jam 11 malam mbak"
"Tuh kan Agam itu udah malam banget, nanti kalau pulang kita di begal terus ketemu kuntilanak atau tiba-tiba terjadi apa-apa kan serem. Mana kita masih pake seragam lagi, ah aku mau pulang aja deh kamu nonton sendirian aja"
"Makasih mbak, ini uang nya"
Agam menarik pergelangan tangan Anya keluar dari bioskop, membawa nya kesalah satu tempat makan yang cukup nyaman untuk mereka berdua. Telinga Agam benar-benar sudah ditutup rapat agar tidak mendengar apapun celotehan yang keluar dari bibir kekasih nya itu.
Setelah sampai lagi-lagi mereka membuat keributan di depan pintu cafe. Membuat semua pengunjung dan orang yang sedang berlalu lalang menatap kearah mereka dengan bingung, aneh, malam-malam begini sedang meributkan apa, dasar anak abg labil.
"Aku gak mau" ketus Anya
"Makan loh yang, kamu biasa nya juga gak pernah nolak kalo aku ajak makan" goda Agam
"Bukan masalah makan"
"Terus?"
"Kita bakal pulang tengah malam Gam!!!" geram Anya
"Masalah nya?" Agam kembali bertanya
"Jelas nya ini tuh masalah besar, nanti mbak Lela bisa marah sama aku"
"Urusan mbak Lela dan mang Darman biar aku yang ngatur, ayo sekarang kita makan"
• • • • •
Erick sedang dilanda kegalauan karena mantan kekasih nya itu tidak membalas satu pun pesan yang Erick kirimkan, dibaca pun tidak. Panggilan nya pun belum diangkat membuat Erick terus saja mondar-mandir dikamar nya, berharap Anya kembali menghubungi nya.
Bukan nya Erick cemburu karena Anya pergi bersama dengan Agam, tapi Erick khawatir ini sudah malam dan Anya belum memberi tanda-tanda bahwa dia sudah pulang ke rumah.
"Ky angkat dong" cemas Erick
"Gue harus nyusul gak ya"
"Tapi takut ganggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEEVAN [TAMAT]
Teen FictionPART LENGKAP!! CERITA INI HANYALAH FIKSI. (Bila ada kesamaan tempat, nama, atau kemiripan dalam alur cerita semua tanpa unsur kesengajaan) ***** Kamu tahu Gam arti dari semua kehidupan ku ini apa?.. Melupakan atau mencintaimu bukanlah sebuah pilih...