Special Part 2

2.6K 99 1
                                    

Doa terus saja Agam lafalkan ketika melihat sang istri sedang bertaruh nyawa diruang bersalin demi melahirkan anak mereka, buah hati yang sangat di nanti-nantikan keluarga besar mereka selama empat tahun lama nya.

Karena sudah hampir dua jam lebih Anya berada di dalam sana tapi tidak ada satu pun tanda-tanda bahwa persalinan nya sudah selesai atau dokter yang keluar dari ruangan memberi tahu kondisi Anya dan anak nya.

Terlebih lagi tidak banyak yang bisa Agam lakukan ketika Anya melarang nya untuk tidak ikut masuk ke ruang bersalin, karena Anya tahu betul suami nya itu sangat takut melihat darah. Proses bersalin belum selesai tapi malah dibuat repot karena Agam yang pingsan, jadi laki-laki itu lebih baik menunggu diluar saja, itu opsi yang sangat aman.

"Lama banget si yatuhan..ini kabar istri sama anak gue gimana!!" racau Agam sambil mengusap wajah nya kasar.

Agam dapat merasakan seseorang menepuk pundak nya, namun tidak membuat Agam merasa tenang dan justru semakin merasakan hal sebalik nya. "Duduk dulu sini Gam, gue tahu rasanya jadi seorang suami yang nggak bisa berbuat apa-apa pas istri lagi berjuang mati-matian kayak gini" ucap Gavin sambil menarik Agam untuk duduk di sebelah nya.

"Bukan lo doang Gam yang ngerasa panik, serba salah kayak Raisa gini. Gue, Gavin, lo, dan sebentar lagi mas Rey juga bakal ngerasain..jadi lo tetep tenang, Anya cewek yang kuat. Gue aja yakin dia bisa, masa lo suami nya ngerasa patah semangat gitu-" sahut Dave.

Kemudian Agam duduk dan menundukan kepala nya, bibirkan tidak berhenti terus membaca semua ayat yang bisa ia baca untuk keselamatan istrinya. "Gue sholat dulu deh..nggak enak banget ini hati" pamit Agam tiba-tiba.

====

"Kenapa?? persalinan nya udah selesai??" tanya Agam, pasalnya ketika ia baru saja selesai menunaikan sholat semua sahabat dan orang tua nya sedang berdiri tepat diruang bersalin.

"Hm-gini..lo disuruh temuin dokter diruangan nya" jawab Dave.

Mendengar ucapan Dave membuat Agam mengkerutkan dahi nya seolah menyimpan berjuta pertanyaan, namun ia masih menutup rapat-rapat pertanyaan itu dan memilih meanggukan kepala nya kemudian berjalan menuju ruangan dokter yang menangani persalinan Anya.

Agam sempat membuang nafas kasar berkali-kali ketika ia sudah sampai didepan pintu ruangan tersebut, tangan nya pun ragu untuk membuka handle pintu karena Agam terlalu takut mendengar kenyataan apa yang akan ia dengar sekarang.

"Permisi dok.." sapa Agam sopan.

Ah..nama dokter cantik itu ternyata Nadin. Agam membaca dari sebuah nametag yang terpasang rapih di jas khas dokter berwarna putih itu.

"Saya mempunyai dua kabar untuk bapak, yang pertama kabar baik..dan-hm..yang kedua kabar yang sedikit tidak mengenakan atau bisa lebih cenderung untuk kabar yang sangat buruk" dokter Nadin mencoba untuk menjelaskan.

"Untuk kabar baik nya adalah, selamat karena anak bapak sudah lahir dengan selamat, sehat, tidak ada cacat sedikit pun..dan berjenis kelamin laki-laki"

"Hm..begini pak. Sedangkan kabar buruk nya, seperti yang anda ketahui bahwa proses persalinan istri bapak sudah berlangsung sekitar empat jam lebih. Dikarenakan pendarahan yang ibu Anya alami saat ini membuat tim medis sedikit kesulitan untuk menangani nya"

Blam.
Runtuh seketika pertahanan Agam yang sedari tadi ia tahan, ini sungguh bukan kabar yang ingin Agam dengar. Agam tidak ingin kejadian beberapa tahun silam terjadi lagi, Agam tidak siap jika harus kehilangan Anya untuk yang kesekian kali nya.

"Sebenarnya pendarahan adalah hal normal yang terjadi ketika proses melahirkan. Namun terdapat kelainan pada dinding rahim istri anda, dan ketika pendarahan berat sudah terjadi maka bisa menyebabkan kematian sang ibu. Ini bisa terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tertanam terlalu dalam di dinding rahim, plasenta bisa menempel sebagian atau seluruhnya di dinding rahim saat ibu sudah melahirkan bayinya. "

JEEVAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang