• lima •

1.2K 164 7
                                    

11:10

"Eh nak Calum sama nak Caca. Apa kabar? Udah lama gak kesini."

"Eh iya buk, ini si caca sok sibuk. Jadi susah kesininya." Kok gue?

"Gak buk, dia bohong! Saya free terus kok, dianya aja sibuk nge-band terus."

"Hehe," Calum smile smile gak jelas.

"Kayak biasa ya buk, yang satu pakai sayur satu lagi enggak, es teh manisnya dua."

"Syap bosque!"

Kami pun duduk di tempat biasa, di pojokan dekat jendela.

"Ih caa tangan gue pink!"

Iya, tadi pas gue lagi ngomong si Calum ngebekap gue. Jadinya gitu deh tangannya pink kena lipgloss yang gue pakai.

Pasti pada nebaknya dia nyium gue ya?

ckck,

dasar ya otak kids jaman now.

"Siapa suruh tadi lo nutup mulut gue! Malah bau jengkol lagi tangan lo!"

Calum yang gak percaya sama omongan gue pun mencium telapak tangannya. Abis itu dia nyengir horse.

"Hehe, maap tadi gue abis bantuin mamake kupas jengkol."

12:25

"Mamiii Calum kenyang bangett." Ucapnya sambil ngelus perut buncit nan bulatnya itu.

Iya dia emang gaada pax pax nya,

Calum namanya.

"Cal gue bayar dulu ya," Gue pun bangkit dari kubur— dari tempat duduk maksudnya dan pergi ke kasir meninggalkan Calum yang masih setia ngelus perutnya.

"Buk berapa semuanya?"

"30.000 nak Caca," gue pun memberikan uang duapuluh ribu dan sepuluh ribuan.

kenapa gue yang bayar? karena gue sama Calum setiap kesini bayarnya gantian. Dan sekarang giliran gue.

"Nih buk makasih ya."

"Iya nak, sama-sama. Langgeng terus ya sama nak Calum."

Gue cuma senyum terus ngedatangin Calum yang hampir tidur.

Kalau kalian ngira gue sama Calum itu pacaran.

Jawabannya enggak.

Karena mungkin emang perasaan dia gak lebih dari sahabat.

Tapi gue gapapa,

Mungkin perasaan ini emang harus gue tanggung sendiri.

Karena gak semua yang kita suka bisa kita milikin, ya kan?

[]

Prom Night; cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang